#Wislok: Dari Rambutan, Burung Dara hingga Masjid Tuha Indrapuri

in #indonesia6 years ago

Enam bulan (satu semester) yang lalu, waktu yang begitu berat. Batin pun terkejut dengan aktivitas yang penuh tiada henti. Kuliah sambil kerja bukan perkara mudah. Banyak pengorbanan yang harus dilalui; pikiran, tenaga, biaya dan yang paling sakral adalah waktu.

Biasanya, bagi pekerja kantoran paling bahagia ketika mendekati liburan (Sabtu dan Minggu). Dua hari itu menjadi hari paling merdeka, karena momentum tersebut dihabiskan bersama keluarga, santai-santai, jalan-jalan dan kegiatan-kegiatan pribadi lainnya.
IMG_20180127_152515.jpg
Memberi makan burung dara

Tapi, tidak dengan saya. Enam bulan itu, hari libur saya korbankan untuk kuliah. Anda sudah tahu bagaimana jadwal belajar kelas non-reguler pascasarjana. Semua mata kuliah dipadatkan dalam dua hari tersebut. Belum lagi setiap mata kuliah memiliki tugas-tugas yang tidak ringan. Ampun, deh!

Untuk kelas non-reguler jurusan kami hanya delapan mahasiswa. Untuk tingkat master, itu jumlah yang sangat ideal. Saya (Hayatullah Zubaidi), Almuzanni, Afdhal Purnama, Amwar Citra Hutabarat, Achdiyat Perdana, Amrizal Hanum, Dian Safriani, dan Risqan Syahira. Pas delapan orang.

Biarpun berbeda latar belakang, kami sudah seperti keluarga. Kami memiliki karakter masing-masing dalam kelas. Khusus untuk karakter teman-teman, nanti akan saya tulis khusus tentang mereka, mulai dari yang unik hingga yang panik.

Kini sudah masuk masa libur sebelum bayar SPP semester II. Almuzanni mengundang kami ke rumahnya di Indrapuri, Aceh Besar. Kebetulan di sana saat ini sedang musim rambutan dan langsat.

“Jika kalian datang minggu ini, masih ada satu batang lagi yang belum dipetik di belakang rumah,” katanya dalam grup WhatsApp.

Sabtu, hari yang tepat untuk berkunjung ke sana. Kami berkumpul di kedai kopi Solong Lamnyong. Dian dan Afdhal minta izin tak bisa ikutan, karena ada acara urgen yang tak bisa digeser, sedangkan Risqan tak jadi ikut karena jika Dian tak pergi, tak nyaman dia cewek sendiri di antara para pria.

Okelah, tak masalah, kami berangkat bertiga; saya, Achdiyat dan Amrizal dengan mobil Amrizal. Sedangkan Amwar dan Almuzanni menunggu di Indrapuri, mereka berdua tinggal di sana.

Sampai ke Indrapuri, kami mulai memasuki ke gampong menuju kediaman Almuzanni. Memang, Indrapuri terkenal dengan rambutan. Hampir setiap rumah kami perhatikan memiliki batang rambutan yang buahnya menyelimuti dedaunan.

Tiba di rumah Almuzanni juga sama. Di depan rumahnya juga ada sekitar tiga batang rambutan yang sudah siap panen. “Makan yang di depan dulu, nanti kita ke kebun yang di belakang,” pinta Almuzanni kepada kami yang baru saja turun dari mobil.
IMG_20180127_123448.jpg
Sedang mengumpulkan rambutan usai dipetik

Tanpa menunggu lama, Achdiyat langsung mendekati pohon rambutan yang buahnya mampu diraih dengan tangan sambil berdiri. Amrizal juga tak mau kalah. Mereka tampak begitu menyukai si merah manis berbulu itu.

Usai mencicipi beberapa rambutan, Almuzanni mengajak kami ke kebun yang ada di belakang rumahnya. Wah, ternyata sengaja satu batang khusus disediakan buat kami. Batangnya tak terlalu tinggi, sekitar tiga meter, namun buahnya membuat ranting-ranting lengkung.

Almuzani terus memetik, buah-buahnya sudah berhamburan ke tanah. Kami katakan sudah cukup, tak perlu banyak sekali. Tujuan awal kami hanya untuk makan di sana saja. Tak ada niat untuk bawa pulang.

“Kalau sudah dipetik, harus petik semua, biar batangnya bersih,” katanya.

Akhirnya, masing-masing kami mendapatkan satu kantong kresek besar. Kami tak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada Almuzanni. Hanya mampu kami doakan semoga tahun depan, berbuah lebih banyak lagi. Hehe.

Jam sudah menunjukkan pukul 12:40 Wib. Di masjid-masjid sudah terdengar suara ngaji hendak adzan. Artinya sudah waktunya shalat Zuhur dan makan siang. Nah, untuk makan siang, kami dijamu oleh Amwar. Rumahnya dekat masjid. Katanya, usai dari rumah Almuzanni, lanjut makan siang ke rumahnya.

Usai salat dan makan siang, kami masih ingin melanjutkan jalan-jalan ke tempat wisata Burung Dara. Letaknya tak jauh dari jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya sekitar 1 Kilo Meter ke arah Pesantren Tgk Chiek Oemar Diyan di Jalan Indrapuri-Krueng Jreue.
IMG_20180127_152334.jpg

Di sana ada sebuah warung kopi yang baru beberapa minggu dibuka. Saya perhatikan walaupun fasililtasnya masih sederhana, namun pengunjung pada hari libur lumayan ramai. Sambil menikmati kopi, pengunjung juga bisa bermain-main dengan burung dara.

Menurut perbincangan kami dengan pemiliknya, jumlah burung dara yang dipelihara sebanyak 115 ekor. Semua burung dilepaskan dan akan mendekati pengunjung jika diberikan umpan yang sudah disediakan di sana. Ke depan di tempat tersebut juga akan dilengkapi fasilitas out bone.

Menjelang Asar, kami meninggalkan tempat itu. Amwar mengajak kami salat Asar di masjid Tuha Indrapuri. Masjid bersejarah tersebut dibangun pada masa Pemerintah Sultan Iskandar Muda (1607-1632 M) di atas bangunan praislam.

Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid tersebut masih terpengaruh dengan budaya Hindu. Hal itu nampak terlihat dari atapnya yang bertingkat-tingkat. Menurut catatan sejarah, masjid ini juga pernah dipakai sebagai tempat penobatan Sultan Muhammad Daudsyah sebagai sultan terakhir Aceh Darusslam pada 1878 Masehi.
IMG_20180129_095850.jpg

Kini, masjid ini masih digunakan oleh masyarakat setempat untuk melaksanakan ibadah sehari-hari. Badan Pelestarian Cagar Budaya Aceh pun telah menetapkan masjid tersebut sebagai situs cagar budaya Aceh yang wajib dilindungin undang-undang.

Shalat Asar tersebut menjadi titik akhir perjalanan Wisata Loka (Wislok) ala orang-orang suntuk macam kami hari itu. Selanjutnya kami akan mencari tempat rekreasi lainnya yang mudah dijangkau sebelum aktif kuliah kembali.[]
IMG_20180129_095917.jpg
IMG_20180129_095909.jpg
hayat s.jpg

Baca Juga:

Sort:  

Hmmm berarti kafe baru yaaa, beberapa bulan lalu aku lewat situ tak tampak ada warkop ini

ia baru... belum diresmikan pun katanya... tapi sudah ada orang datang, dibuka terus

hey so nice I really like your post! Thanks for it! I actually wrote my 2nd part of my introduceyouself and I write about that I went to jail because of cryptos... lets make steemit together to a better place with our content! I would like to read a bit more about you and maybe do you have some more pictures? Maybe you upvote me and follow me swell as I do? https://steemit.com/counterfeit/@mykarma/2-jail-review-counterfeit-euro-speeeeending-time

Bak na kata2.. Kalo petik harus bersih semua.. Sep brat mangat tadeunge... Haha mantap

Nyan keuh, lam ate kamoe, besok sering kayak gini ya... Luar biasa itu kawan... :D

Burung dara, berarti betina semua ya burungnya? hahaha

iya,, burung betina, jinak lagi, bisa dipegang-pegang... manjah hahaa

Rejeki itu bisa kapan saja dan dalam bentuk apapun ya :

iya, teman yang baik adalah rezeki yang luar biasa

Wahh...cerita yang menyenangkan ya, kalau rezeki memang tidak kemana...

Iya, rezeki anak shalih

abang enak... kelas pasca sarjana..

hahahaha... ,,, sep hek teuh...

Musim rambutan di mana-mana ya bang. Durian ga musim di Aceh?

durian ada jga tapi tak banyak,,,,, bang

Itu komplek wisata burung dara lagi happening kali kyknya. rame bener yang posting di instagram

iya, tapi itu belum jadi... itu mau dibuat tempat out bone....

Hai, gampong chik kamoe di sinan, Indrapuri beautiful village.

omen, berarti na boh rambot bak droeneuh, pajan neupakat aneuk GIB? hahahaha

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.14
JST 0.029
BTC 57174.31
ETH 3071.24
USDT 1.00
SBD 2.40