Berwisata Tak Harus ke Pantai
Selera kita beda-beda. Mungkin tergantung mood, mungkin saja tergantung kebutuhan, dan bisa jadi tergantung waktu.
Malam ini, Rabu (24/01/2018) seorang kawan tiba-tiba WhatsApp mengajak saya ke Gramedia. "Tumben?" tanyaku. "Yok pergilah, saya lagi suntuk," ajaknya. Karena ia teman baik, ikutlah aku bersamanya.
Aku yang sedang terkesima dengan buku
Kebetulan aku belum pernah ke sana semenjak dibuka Gramedia di Banda Aceh. Kami sampai di sana sekitar pukul 21:00 Wib. Aku takjub melihat buku-buku bagus. Setiap ke toko buku aku selalu merasa betapa luasnya ilmu, dan betapa sedikitnya aku membaca.
Setiap rak buku yang kudekati, rasanya tak ingin pindah, ingin berlama-lama membaca sinopsis setiap buku yang dipajang di sana.
Seorang pengunjung sedang mencari judul buku melalui otomatic searching
Bagiku, berwisata itu tak selamanya harus ke pantai. Ke toko buku sekali pun juga bagian dari wisata. Bukankah hakikat berwisata untuk untuk menyegarkan jiwa? Bagiku ini bagian dari menyehatkan jiwa.
Saya merasa cemburu dengan penulis buku-buku itu. Nama mereka duduk rapi di rak dalam cover buku yang warna-warni. Terbesit dalam hati, kapan aku seperti mereka? Kapan namaku ada di antara nama mereka. Aku pasti bangga.
Semoga tahun 2018 ini aku memiliki satu buku. Entah apa itu judul dan isinya. Pokoknya pasang niat dulu. Tak ada wujud keberhasilan tanpa niat, usaha dan kerja keras. Terima kasih toko buku. Engkau telah menginspirasiku.
Membudaya sikecil membaca sejak dini
Posting sebelumnya:
https://steemit.com/indonesia/@hayatullahpasee/kantor-steemit-dan-film-bollywood
https://steemit.com/bollywood/@hayatullahpasee/film-review-ittefaq-2017-novelis-licik-penuh-intrik
Sangat bagus. Berwisata bisa dimana saja yang ada nilai positifnya.
Right... Yang penting senang dan bermanfaat
Tampaknya kau masih butuh piknik ke pantai Hayat. Lihatlah, masih ada cemburu di hatimu bahkan saat kau sedang piknik. Hahaha
Ini cemburu positif kak @fardelynhacky, biar masih cemburu tapi cemburu yang menyenangkan hehehe
Buahahaha..Kak Eqiiiii! Macam jee celetukannya.
Beliau memang begitu, nanti saya foto lagi beliau dengan kacang rebus... Hehe
Pike jak ba mak sinyak bunoe...
Hana, mak sinyak han item jak malam, sinyak awai that tenget woe dari masjid raya hehe..
Btw itu adeknya malah main HP bukan baca buku :'( #EhGimana
Tampaknya dia main game agar tak mengganggu ayah dan mamaknya membaca, tapi tak apa, sama halnya orang ajak anak ke masjid, walaupun ia ke di sana bukan untuk shalat hehe
Sip, followback ya bang. Hahah
Siap.. Thanks sudah nimbrung
Apa ngak bs semacam liburan, jeut baca buku pre..
Adak pre, hana abeh, lheuh tabaca puduek bak soet... Hehe
Wah, kalau Aini sudah lama hobi berwisata dan cuci mata di Tobuk, Ustaz. Terutama kalau penat...membaca fiksi itu sangat menyegarkan kembali hari-hari. Tapi Abi Yudhi suka cemas kalau sudah ada statemen gini "Ya Allah, capek kali lah Bunda, Yah. Kayaknya bulan ni kita belum ke Puspa, ya?"
Apalagi sekarang udah ada gramed. Wakakkak. Suka pucat dia kalau Aini udah minta piknik :p
Hahahahaha... Tapi itu bagus ustdzah Aini, ada model org picniknya ke mall, itu yang lebih bahaya lagi dan bolong kantong si suami hohoho
Yang pernah terbit di koran aja dibukukan, bang. Gabungin sama yang di steemit. Kalau enggak, buku sekolah dulu, abang cetak ulang.
yang pernah terbit di koran, rata-rata kondisional, jadi agak enak tulisan dah basi dicetak, kecuali yang bisa diupdate...
betul juga ide abang buku SD, yang coret2 itu kita bukukan,,,, tapi untuk koleksi pribadi.. hahaha
Buku tentang rangkaian kegiatan FAMe aja Bg, mantap tu! #suggestion
Apalagi, meetup FAMe sudah mencakup banyak bidang, tak terkecuali puisi. Zopan pikir, hal ini bisa merangkul semua pihak, dengan genre masing-masing. Pola kolaborasi seperti ini mesti tetap terjaga, agar program-program untuk kepentingan bersama dapat selalu terlaksana.
betul @teuku.zopan, namun itu tak tunggal, sebab rame yang menjadi notula, maunya kan buku sendiri yang ada hanya sendiri di sana hehehe.....
Justru itu Bang, :D Notula-notula itu bisa jadi referensi, kita yang merangkumkan sendiri. Atau bisa juga notula-notula itu kita jadikan bab per bab, ataupun anak bab.
Di samping itu, buku itu jadi ruang bagi kita untuk mengapresiasi terhadap seluruh rangkaian kegiatan, sekligus ruang aspirasi bagaimana baiknya ke depan, untuk tujuan dan kebaikan bersama.
Justru itu Bang, :D Notula-notula itu bisa jadi referensi, kita yang merangkumkan sendiri. Atau bisa juga notula-notula itu kita jadikan bab per bab, ataupun anak bab.
Tapi itu terserah Abang. Kalau Abang punya ide lain lagi yang lebih glossy, kita support juga. D
iya Zopan, ini lagi cari ide, apa yang pantas dan yang kita kuasai..... kalau tidak, akan meraba-raba kan....
Beberapa hari yang lalu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Aceh, Bapak Nasir Nurdin, mengatakan bahwa beliau ingin mengajak Pak Yarmen untuk mengadakan diskusi tentang penulisan dengan topik mitigasi bencana. Semakin banyak literasi tentang mitigasi, diharapkan sosialisasi terkait mitigasi kepada masyarakat akan semakin kuat. Karena mitigasi nonstruktural seperti inilah yang jauh lebih penting, dibandingkan dengan mitigasi struktural yang hanya diukur dari materi semata.
iya, saya pikir juga demikian, apa lagi daerah kita tanah rawan bencana, jadi semakin banyak yang menulis tentang mitigasi semakin bagus untuk pengayaan informasi terhadap masyarakat. nanti kabari kalau jadi pelatihan itu ya @teuku.zopan...
Oh ok sip Bg, dlm wkt dkt memang ada rencana untuk penguatan program PRB dulu, kemudian baru dibuat rangkaian acara sosialisasinya.
Kalau di tingkat nasional kan, berita tentang mitigasi udah trending. Buktinya sekarang ni, kalau udah jam segini di radio RRI Pro3 siarin berita tentang kebencanaan. Dengar aja Bg. :D Ini lagi berita ttg mitigasi di Wonogiri, masih banyak rumah tidak layak huni karena rawan gempa dan longsor.
Tapi ini tempat wisata yg berbahaya. Bagi kantong, dan jiwa.
ada tipsnya @dngaco, yaitu jangan bawa dompet, bawa pas untuk uang parkir saja.. hik hik
Aamin...semoga cita-citanya tercapai di tahun ini ya Haya.
aamiin ya Rabb, kita yang rencanakan, Allah yang kabulkan dan gerakkan hati kita..hehe