The Diary Game #TS2 ( 05 Agustus 2024 ) : Mengajar mengaji sebagai tabungan akhirat
The Diary Game # TS2
Assalamualaikum sahabat stemians semuanya, bagaimana kabarnya di hari yang berbahagia ini, saya berharap teman-teman selalu dalam keadaan sehat dan bahagia selalu di mana pun anda berada.
Saya yang dulunya berprofesi sebagai seorang guru dan kini telah beralih profesi sebagai tenaga kebersihan di sekolah saya, saya juga pernah mengajar di kepulauan Riau beberapa tahun yang lalu, tepatnya di Bengkalis daerah pematang duku, saya juga mengajar di dua tempat.
Pagi hari saya mengajar di sekolah SD negeri 39 dan sore hari saya mengajar di MA (madrasah Aliyah) di parit bengkok,banyak juga pengalaman saya selama berada di perantauan dan akhirnya saya kembali lagi ke kampung halaman dan berkarier lagi sebagai seorang guru.
Namun karena ada suatu kendala yang membuat saya harus ikhlas turun tingkat menjadi tenaga kebersihan di sekolah saya. Saya yang saat ini sedang menjalani pekerjaan saya dengan penuh semangat dan berharap bisa membuat anak-anak saya lebih sukses lagi kedepannya dari saya sendiri.
Saya juga mengajari anak-anak mengaji di rumah kalau malam hari, profesi ini sudah saya jalani beberapa tahun yang lalu dan lebih tepatnya hampir 4 tahun, saya hanya mengajari anak-anak yang baru belajar iqro dan Al-Qur'an saja, saya juga tidak pernah memungut biaya apapun dari anak -anak tersebut. Kecuali ada yang memberi
sedekah ikhlas dari orang tua mereka saya tidak menolaknya... hihihihi.
Trik saya mengajar saat ini adalah santai tapi pasti, saya mengajari satu-persatu orang supaya mereka cepat paham dan punya waktu cukup untuk masing-masing anak dan biasanya saya memberikan waktu selama 10 menit untuk satu orang anak.
Disini saya melihat anak-anak tersebut memanfaatkan waktu yang saya berikan dengan sebaik mungkin, dan berusaha mengaji supaya tidak ada yang salah melafazkan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut, saya tidak akan melanjutkan mengaji kalau sudah terlihat anak -anak mulai bosan dan tidak fokus lagi.
Kalau pagi hari saya bekerja di sekolah dan siang harinya saya melakukan tugas rumah yang tidak boleh saya abaikan, walaupun pagi hari saya sudah memasak mempersiapkan semuanya untuk keluarga namun siang hari masih melanjutkan beberapa pekerjaan lain yang belum kelar saat pagi tadi.
Saya juga pernah di undang menjadi tutor di beberapa kampung untuk mengajar praktek kerajinan tangan yang berasal dari sampah aqua dan di ubah menjadi barang-barang yang berguna dan mempunyai nilai uang yang sangat lumayan saat itu, selain mengajari praktek kerajinan tangan saat itu saya juga menerima banyak orderan yang di pesan dari berbagai kalangan, bahkan ibu bhayangkari juga memesan beberapa barang yang saya produksi saat itu.
Saat saya mengajari praktek kerajinan tangan tersebut, yang mengikuti banyak orang yang sudah tua, namun mereka sangat yakin melakukannya dan ada juga yang bisa menjual barang yang sudah diubah tersebut " dari sampah menjadi berkah" begitulah kehidupan saya di kampung dan saling berbagi ilmu sebagai tambahan amalan untuk akhirat kelak, Wallahu a'lam bissawab.
Sekian saja partisipasi saya kali ini kalau ada kata yang kurang berkenan di hati mohon di maafkan, terimakasih sudah membacanya saya juga siap menerima kritik dan saran serta dukungan dari teman-teman yang bersifat membangun.
Terimakasih Bu atas undangan nya ☺️
Yuk ikutan besok ya
Insyaallah 🤗
Hello, here are the results of our assessment of your post:
Feedback:
Anda memiliki background yang sangat luar biasa, dan mungkin bisa menginspirasi banyak orang.
Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang mulia, terlebih itu adalah seorang guru ngaji. Anda juga tak pernah memungut biaya untuk ilmu yg anda ajarkan. Bukankah itu sangat mulia? Saya kira begitu.
Amin, Terimakasih bapak atas kunjungannya di postingan saya, saya tidak memungut biaya karena merasa kasihan dengan orang tua anak -anak tersebut apa lagi mereka juga pergi mengaji di siang hari dan di kenakan biaya 10 ribu/bulannya dan kalau terlambat membayar di suruh pulang untuk mengambil di rumah, anak saya juga seperti itu kalau terlambat maka mereka akan pulang untuk meminta uang, kalau ada uang mungkin kita akan langsung bayar coba kalau tidak ada bisa-bisa anak -anak tidak jadi pergi mengaji, saya juga pernah di posisi tersebut anak saya sampai menangis jadi saya katakan padanya untuk bersabar sampai besok mama akan membayarnya.
Maka dari itu saya mengajar mengaji gaji gratis saja kecuali ada orang tua yang pengertian dan memberikan saya sedikit sedekah dan saya menerimanya dengan senang hati.
Ada juga yang tidak memberikan dan itu tidak masalah bagi saya selama saya mengajar mengaji sudah hampir 4 tahun, rezeki selalu ada kalau kita mau berusaha walaupun sedikit namun saya selalu bersyukur dan berkah itu yang paling utama menurut saya
Dari seorang guru kini harus menjadi tenaga kebersihan membuat saya terharu dan berpikir apa yang membuat Ibu harus alih profesi, apakah karena tuntutan ijazah?
Namun mengajarkan anak-anak mengaji adalah suatu tugas yang mulia, dengan dasar tersebut mereka akan dapat membaca Al-Qur'an yang mana setiap bacaan mereka akan mengalir pahala secara terus menerus kepada Ibu sebagai gurunya.
Benar sekali bapak, karena ijazahlah yang mengharuskan saya seperti ini, tapi saya waktu itu telah berusaha melanjutkan SI di fakultas UT dan saya berhenti karena beberapa faktor
Jadi saya mundur saja,dan anak saya selesai sekolah dengan hasil akhir yang sangat gemilang, saya sangat bersyukur sekali atas semua prestasi yang dia persembahkan dengan gemilang.
Terimakasih bapak atas kunjungannya di postingan saya 🙏
Percayalah Allah SWT pasti punya rencana yang terbaik untuk Ibu dan anak Ibu, coba baca postingan saya dibawah ini.
https://steemit.com/hive-167213/@miftahulrizky/contest-unlocking-the-secrets-of-god
Amin terimakasih bapak atas masukannya, saya akan mencoba untuk mengikuti kontes tersebut semoga sukses 🥰