My Diary, Minggu 31 Desember 2023, Refleksi akhir tahun:" From Nothing to Something better Life ", Thanks to Steemit.

^{Mendung di pantai Hagu}
Di pagi hari yang mendung ini, saya akan menyajikan refleksi penutup tahun 2023 sesuai dengan judul yang saya tulis. "From nothing to something better life, Thanks to Steemit". Tulisan ini saya angkat berdasarkan pengalaman pribadi saya, dari yang belum pernah menulis diary menjadi mampu menuangkan perasaan ke dalam my diary so tulisan ini lebih ke arah true story.

Cuaca pagi ini mendung, entah kebetulan saja atau memang kondisi saat ini sedang musim hujan. Bagi saya suasana ini merefleksikan pengalaman pahit di tahun 2023. Experience is the best teacher, begitu kata orang. Pengalaman pahit akan menjadi kekuatan yang kuat ketika dia menemukan obatnya. Sehingga akan membentuk imunitas alami yang menghasilkan endurance for better life.

^{ketemu kak elsa saat beli sarapan}

Setelah menikmati cuaca mendung di pantai hagu, saya bergerak ke ujong blang untuk membeli pulut dan tape yang menjadi kegemaran isteri saya di kala hari libur.

Begitu tiba di tempat jualan pulut, saya agak sedikit termenung alias bengong menatap seorang pembeli wanita di depan saya. Sedetik kemudian saya sadar sambil menyapa, mbak El kemana aje.... dan suasanapun berubah menjadi heboh.

Kak elsa atau mbak El yang biasa kami panggil saat saya dan my bestie kuliah dulu. Sebelum kehebohan berlanjut saya foto selfi dengan mbak El sambil menahan tawa. Bagaimana mana tidak, gayanya itu lo udah kayak artis.

Selesai foto sama mbak el, langsung saya forward ke my bestie, dia pun ngakak seketika. Luapan emosional saya ketemu mbak el tak terbendung, terlalu banyak kenangan, bagi kami sosok mbal el sebagai pengganti orang tua saat kuliah dulu.

Selama 5 menit kami saling tertawa dan berbagi kebahagiaan, tak lama kemudian mbak el lanjut jalan ke rumahnya, sedangkan saya masih menunggu pulut selesai di panggang. Walaupun cuma 5 menit saja bertemu mbal el tapi energi positif yang ditimbulkan luar biasa. Wajar kalau dia selalu mendapat tempat di hati kami.

^{Belanja daging ayam & sayuran}

Sampai di rumah, saya dan isteri langsung sarapan pulut tape, sementara kak wawa dan adek fadhlan tidak suka. Sambil sarapan, mama fadhlan bilang, abis sarapan ayah langsung ke pasar inpres untuk belanja ayam dan sayuran. Mama mau buat lalapan sambal terasi dan ayam ungkep untuk menu siang nanti.

Setelah sarapan selesai, saya pun bergerak ke pasar inpres. Yang pertama saya samperin tempat jual daging ayam. Saya beli satu ekor ayam seharga Idr. 60.000 atau sekitar 15 steem. Menurut informasi dari penjual ada kenaikan harga, saat ini harga ayam/kg Idr. 23.000, jadi ayam yang saya beli sekitar 2.5 kg.

Lanjut saya belanja pepaya muda, daun melinjo, kacang panjang, semuanya Idr. 10.000, terakhir saya beli emping kualitas super seharga Idr. 11.000/ons. Pasar inpres memang the best soal harga dan kualitas tentunya.

^{Makan siang nasi ayam goreng lalapan sambal Terasi}

Belanjaan komplit, langsung saya pulang ke rumah. Sayangku sudah menunggu sambil mencuci peralatan dapur. Seperti biasa saya selalu membantu isteri memasak, setelah semua sayur di potong termasuk pepaya muda kemudian di rebus sekitar 10 menit, jangan kelamaan nanti pepaya muda jadi hancur.

Lalu bumbu sambal terasi disiapkan. Cabe, tomat, bawang merah, kemiri dan terasi, semua di goreng dulu sebentar, sekitar 5 detik. Kemudian baru di blender atau di Cooper tapi jangan terlalu halus. Jadilah sambal terasi persis seperti sambal pecel lele atau sejenisnya.

Selesai sudah menu makan siang ayam goreng bumbu ungkep dan kuah sayur sebagai lalapan untuk di colek dengan sambal terasi, sebelum shalat dhuhur kami sudah makan. Menu seperti ini tidak butuh waktu lama untuk disiapkan.

^{Kopi siang dan gorengan sore}

Setelah makan siang dan shalat saya pergi menuju warkop pak wen sambil membawa laptop ada yang ingin saya kerjakan. Tidak lama berselang kerjaan saya selesai dan refleksi akhir tahun saya lanjutkan.

Steemit sebenarnya bukan sesuatu yang asing bagi saya karena tahun 2018 saya pernah membuat akun steemit walupun cuma sekedar buat saja tidak penah dioperasikan.

Baru awal bulan Desember saya tertarik untuk sign up steemit. Ternyata data saya sudah ada, sehingga saya harus membeli kartu handphone baru dan membuat e-mail baru.

Sobat steem yang saya muliakan, masa sulit yang saya hadapi selama 11 bulan mulai menemukan titik terang. Setelah saya mulai aktip menulis diary saya merasakan perubahan yang sangat besar dalam hidup ini. Saya menemukan keseimbangan baru atau kurva baru dari gerak parabola seperti yang saya tulis di My diary edisi 15 Desember 2023.

Saya sendiri merasa heran, bagaimana saya dengan mudah bisa menulis diary yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan dan pengalaman menulis yang sangat sedikit. Seperti ada dorongan yang begitu besar untuk menulis dan merasa sangat senang ketika sudah memposting my diary.

Rasa senang itu yang membuat suasana hati menjadi gembira dan menghilang semua kegelisahan yang ada. Mulai sejak itu saya selalu mengabadikan setiap momen yang ada. Beruntung saya memiliki support system yang mendukung saya yaitu isteri dan anak-anak.

Tak terasa waktu ashar tiba, saya segera pulang ke rumah sambil membeli gorengan pesanan anak-anak. Sampai di rumah anak-anak sudah menunggu kedatangan saya. Sambil makan gorengan adek fadhlan mulai cerita tentang kakak wawa yang suka sekali mengganggunya.

^{Makan malam ala Geprek}

Selesai makan gorengan anak-anak segera mandi, tak lama kemudian azan maghrib berkumandang. Selesai shalat, kami makan malam bersama dengan menu ala geprek. Sambal terasi tadi siang di goreng sama mama di tambah dengan cabe rawit, karena siang tadi terasinya kurang pedas.

Memang soal olahan masakan, mama fadhlan jagonya. Setelah makan malam selesai, anak-anak dan mamanya sibuk dengan aktivitas mereka, sedangkan saya akan menyelesaikan bagian akhir dari my diary.

Masa di mana saya mengalami satu fase yang amat berat dalam perjalanan hidup, sekarang sudah mulai nampak seberkas sinar penuh harapan. Ada nuansa lain yang masuk kedalam sanubari, yang mampu menggerakkan sel-sel yang hampir mati untuk bermetamorfosis menjadi sel baru. Sehingga menghasilkan suatu enegi yang mendorong saya untuk terus bergerak melakukan perubahan hidup agar lebih baik lagi.

Siapa sangka dengan menulis diary saya mendapatkan obat mujarab yang tidak di jual di apotek bebas. Obat tersebut hanya di jual di STEEMIT tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membeli alias free, yaitu The Diary Game.

Ini permainan bukan sembarangan permainan, bukan sulap dan bukan juga sihir. Permainan ini akan mencari pemainnya sendiri secara alamiah. The diary game akan menemukan jodohnya sendiri melalui rule of the game yang sudah di tentukan.

Sukses tidaknya seorang game player ini akan sangat ditentukan dengan cara pandang player terhadap game itu sendiri. Visi dan misi antar pemain itu pasti berbeda. Ibarat pelari, ada yang spesialis jarak pendek 100 m ada juga yang marathon 10 km. Untuk itu dibutuhkan kiat dan strategi yang jitu dari masing-masing pemain.

Hebatnya lagi Stemeet sudah menyediakan panduan agar pemain tidak tersesat dari road map yang sudah disediakan. Semuanya kembali kepada player, saya sudah mengambil keputusan akan terus mengikuti road map yang ada dengan menjadikan konsisten sebagai ujung tombak keberhasilan. Bagaimana dengan anda sobat steem sekalian?. Saya harap kita semua tetap pada jalur yang sudah on the track ini.

Sebagai penutup refleksi akhir tahun ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Steemit yang sudah menjadi platform media sosial inspiratif bagi penggunanya dan juga kepada semua steemian yang sudah mendukung saya selama ini. Sekian dan salam sehat selalu dari saya @fadthalib 🙏.