Steemit Engagement Challenge Week 2 || Acehnese Wedding Party Culture - Indonesia || by @ridwant

in STEEMIT PAKISTAN2 years ago

photoCollageMaker_20220504_022658097.jpg

Assalamualaikum
Salam bahagia untuk semua sahabat kreatif di dimanapun anda berada. Terima kasih Tim Steemit dan tim komunitas Steemit Pakistan atas kesempatan besar ini untuk kami bersama Steemit Engagement Challenge Week 2 || Share your Country's Culture.

Sangat Menarik! ketika kontes ini mengajak kami untuk kembali ke sejarah lahirnya budaya masyarakat kami. Kami hidup dalam sebuah negara kepulauan dan banyak etnis sehingga kami memiliki bermacam acara dan tradisi yang unik dan menyenangkan. Budaya adalah prilaku kompleks yang terbentuk dari sebuah kepercayaan, pemikiran dan tradisi dan oleh sekelompok manusia. Hingga hari ini masyarakat indonesia hidup dengan bermacam ragam budaya yang tercipta oleh ragam suku bangsa dan agama. Secara umum, salah satu contoh prilaku budaya masyarakat Indonesia adalah nasi (beras) sebagai makanan pokok, sementara makanan pokok masyarakat Amerika umumnya adalah roti dan kentang.

Apa Acara favorit saya sebagai masyarakat indonesia?
Indonesia adalah salah satu negara didunia yang dihuni oleh mayoritas masyarakat muslim sehingga banyak budaya yang dilahirkan atas dasar sebuah kepercayaan dan juga suku. Satu hal yang harus diingat bahwa budaya nasional indonesia adalah terlahir dari setiap ragam suku bangsa (etnis) dan kepercayaan. Jadi, saya akan membawa anda ke sebuah provinsi yang terletak diujung barat pulau Sumatra yaitu Aceh. Salah satu budaya masyarakat Aceh yang sangat difavoritkan disana adalah melaksanakan sebuah Pesta besar untuk kegiatan pernikahan atau Perkawinan yang umumnya dikenal dengan nama "Pesta Perkawinan".

Lalu! Apa saja keunikan dan daya tarik yang menjadikan budaya tersebut sebagai sebuah tradisi yang paling difavoritkan khususnya oleh masyarakat di provinsi Aceh?

Ada beberapa tahapan atau proses yang melekat sebagai budaya dan tradisi masyarakat Aceh yang terbungkus dalam prosesi adat untuk melangsungkan Pesta Perkawinan, diantaranya adalah:

Lamaran (Ba Ranup)

Lamaran, oleh masyarakat Aceh menyebutnya dengan istilah "Ba Ranup = membawa sirih". Lamaran adalah salah satu tradisi yang dilakukan pada saat seorang pria hendak melamar seorang perempuan.

Tunangan (Ba Tanda)

Apabila lamaran seorang pria diterima oleh pihak (kelurga) perempuan, maka tahap selanjutnya adalah tunangan (membawa cincin emas sebagai tanda jadi) dan dalam bahasa Aceh disebut Jak ba tanda = tunangan. Pada tahapan tunangan memuat beberapa kesepakatan didalamnya antara pihak calon mempelai pria dan wanita, yaitu: membicarakan (menyepakati) jumlah mahar, tanggal dilangsungkannya pernikahan dan perkawinan (pelaminan) dan jumlah tamu yang akan ditampung oleh pihak pria maupun wanita.

Pernikahan (ijab kabul)

Ijab kabul. Dalam bahasa Aceh di sebut "mumat jaroe" = serah terima dari orang tua calon mempelai wanita ke calon mempelai pria. biasanya dilakukan di kantor Urusan Agama (KUA) atau di masjid-masjid yang juga menghadirkan pihak dari KUA dan para saksi dengan dihadiri oleh kedua belah pihak yaitu calon mempelai pria dan wanita serta keluarga keduanya.

Pelaminan (Pesta Perkawinan)

Pelaminan adalah sebuah upacara yang dikenal dengan Pesta Perkawinan. Upacara ini dilakukan setelah dilangsungkan ijab kabul (pernikahan). Namun sebagian masyarakat Aceh ada juga yang melaksanakan upacara perkawinan dihari yang sama setelah berlangsungnya ijab kabul. Pesta perkawinan dilaksanakan didua tempat yaitu dirumah mempelai wanita yaitu menerima mempelai Pria (Tueng Linto Baroe) dan besoknya atau beberapa hari kemudian dilaksanakan oleh pihak keluarga mempelai Pria yaitu menerima kedatangan mempelai wanita (Tueng Dara Baroe).

IMG20210720101501.jpg

Tradisi Penyembelihan Sapi (potong lembu)
Iya! Setiap akan dilaksanakan sebuah perta perkawinan, masyarakat kami Aceh senantiasa melakukan sebuah tradisi penyembelihan lembu. Baik yang dilakukan oleh pihak keluarga mempelai wanita maupun pihak keluarga mempelai pria. Tradisi penyembelihan sapi adalah salah satu tradisi yang paling dinanti oleh pihak keluarga, sanak family dan masyarakat setempat. Penyembelihan sapi dimaksudkan untuk menu makanan utama sebagai lauk untuk nasi yang akan dihidangkan kepada para tamu yang datang.

photoCollageMaker_20220503_215913224.jpg

Pemasangan umbul-umbul atau hiasan di pintu rumah atau lorong menuju ke lokasi pesta termasuk bagian dari budaya sebagai pertanda tempat pelaksanaan pesta perkawinan.

photoCollageMaker_20220503_220638446.jpg

Selain beberapa kegiatan di atas, tradisi lainnya yang merupakan satu kesatuan disaat berlangsungnya pesta perkawinan ditempat mempelai wanita (menerima mempelai pria). Pihak keluarga mempelai pria juga membawa mahar (jeulamee dalam bahasa Aceh), hidangan (peuneuwoe) berupa pakaian, kain dan kebutuhan sehari-untuk mempelai wanita termasuk berbagai makanan khas daerah serta kelapa, tebu dan buah-buahan lainnya.

Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam serangkaian acara Pesta Perkawinan adalah pendingin atau tepung tawar, dalam bahasa Aceh disebut "peusijuek" untuk dua mempelai disaat berada disaat sebelum pernikahan, dipelaminan atau sesudahnya. Kegiatan ini adalah adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakat tidak hanya untuk pengantin, namun juga dilakukan pada acara-acara penting lainnya seperti orang yang hendak melaksanakan ibadah haji, sunatan dan orang yang baru kembali dari perantauan dalam masa tertentu dan untuk beberapa hal penting lainnya.

Sejarah (Etimologi) Tentang Pernikahan
Menurut catatan sejarah, istilah pernikahan dalam islam berasal dari bahasa arab yaitu Nikkah yang bermakna sebuah perjanjian atau ikatan perkawinan oleh dua orang manusia berlainan jenis yaitu pria dan wanita. Pernikahan adalah sebuah pengesahan secara hukum islam serta tercatat dalam sebuah dokumen (saat ini disebut sebagai buku nikah)

Asal mula Perikahan
Menurut sebahagian pendapat tentang sejarah awal mula dilaksanakannya pernikahan adalah pada Zaman Batu. Pernikahan dijadikan sebagai sarana untuk tujuan membangun sebuah kelompok dan kebutuhan membangun kompok yang lebih besar dengan cara mengajak (mengubah) orang asing menjadi kelompok yang sama atau keluarga dengan unsur kemauan atau paksaan.

Kemudian, pada abad ke-18 pernikahan dilaksanakan atas dasar saling menyukai, menyayangi (cinta) yang sebelumnya pernikahan silaksanakan tidak lebih hanya sebuah bentuk investasi untuk transaksi ekonomi dan kebutuhan politik.

Demikian partisipasi saya bersama Steemit Engagement Challenge Week 2 || Share your Country's Culture. Terima kasih atas waktu, motivasi dan dukungan dari sahabat steemians semua.
55.png

Regards @ridwant / About MeHERE

Sort:  

sebuah acara budaya yang sangat bagus tidak hanya melakukan kegiatan pesta pernikahan saja akan tetapi mempererat hubungan antar sesama keluarga dan masyarakat.

Iya, benar sekali adinda @sisol , karena banyak muatan penting didalam sebuah acara seperti pesta besar seperti Perkawinan. Terima kasih banyak atas supportnya

Greetings friend, thank you for showing Steemit how beautiful and valuable your culture is. I did not know that history the marriage, in fact I have never investigated about this
Blessings

All of our countries and regions have their own unique, precious cultures and traditions. I'm glad you came to my post. thank you very much friend.

Luar biasa, postingan anda sangat bagus, anda menulisnya menjadi sebuah karya ilmiah.

Tema yang sangat menarik dalam melestarikan budaya.

Semoga beruntung.

Saya sedang mempertimbangkan untuk ikut serta dalam kontes ini.

Terima kasih banyak pak ketua @saifuddin73 telah muangkan waktu singgah dan motivasinya. Kami semua menunggu partisipasi bapak di kontes menarik ini.

Top daboh Hana lago 😄
Mantap pak @ridwant.. kajeut lon angkat ke guru sejarah

Top daboh Hana roeh pak @moer 😂 ini hanya budaya pesta perkawinan.
Terima kasih telah berkunjung..

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63815.31
ETH 3124.40
USDT 1.00
SBD 3.99