Tradisi Unik Masyarakat Adat di Daerah Saya: Akikah Anak

Selasa 6 Februari 2024, saya bersama Bang Juli dan Misdarul bergerak ke Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh untuk memenuhi undangan seorang kawan, Nasir yang menggelar kenduri akikah anak di rumahnya.

Anak pertamanya baru lahir, kenduri akikah anak dibuat untuk menjalankan tradisi yang berlangsung sejak lama di kalangan masyarakat Aceh, serta dianjurkan dalam agama Islam.

Akikah dalam hukum Islam sesuai sejumlah Hadist Rasulullah Muhammad SAW adalah sunah muakkad bagi muslim yang mampu. Tujuan dilaksanakan akikah untuk berbagi kebahagiaan kepada orang sekitar, hingga berdoa yang terbaik bagi si anak.

Kami tiba lebih cepat ke rumah Nasir, sekitar pukul 11.15 WIB. Belum ramai tamu datang, tuan rumah menyambut kami dengan ramah, bersalaman dan berbasa-basi sejenak. Usai duduk sejenak, kami dipersilakan mencicipi makanan.

Kuah beulangong daging kambing menjadi menu utama dengan nasi. Kami memakannya dengan lahap sambil mengobrol. Memotong kambing juga bagian dari adat dan anjuran agama, anak laki-laki dianjurkan memotong dua kambing, sementara anak perempuan dianjurkan memotong satu kambing.

Jika keluarga mampu, biasanya menyiapkan berbagai menu makanan tergantung jumlah tamu yang diundang.

Tradisi Unik

Pemilik rumah, Nasir terlihat mondar mandir menyiapkan beberapa peralatan untuk menjalankan tradisi peutron aneuk dan peucicap. Saya melihatnya mengambil tanah dalam wadah, menyiapkan kelapa yang telah dikupas, dan sebilah parang.

Suara kelompok wirid ibu-ibu mengalun berirama membesarkan asma Allah SWT dan selawat ke Rasulullah SAW. Sesekali nyanyian peuratep anuek (mendendangkan anak) didendangkan bersama.

Tiba saatnya prosesi membelah kelapa di kepala anak. Beberapa orang memandu ibu si anak untuk duduk di teras rumah menggendong bayinya. Di atas kepala mereka, dibentangkan kain batik panjang serta dipayungi.

Nasir memegang parang di tangan kanan dan kelapa di tangan kiri, bruuk… tempurung kelapa terbelah dua mengalirkan air di atas payung kuning. Dua bagian kelapa dilemparkan ke kanan dan ke kiri rumah.

_{Kaki anak disentuhkan dengan tanah. Screenshot dari video yang saya ambil}

Selanjutnya, kaki anak diturunkan pada tanah yang telah disiapkan sebelumnya. Kemudian, aneka rasa makanan seperti sari buah-buahan dan lainnya dicicipi ke mulut anak yang kerap disebut peucicap.

Usai prosesi itu, ibu dan anak bayinya kembali ke dalam rumah dan duduk di atas pelaminan. Kelompok wirid ibu-ibu menabuhkan rapai diiringi dengan lagu-lagu qasidah Aceh.

Setelah melihat dan mengabadikan prosesi, saya kembali ke tempat duduk bergabung dengan Bang Juli dan Misdarul. Para tamu mulai berdatangan.

Sekitar pukul 12.15 WIB, kami izin pulang kepada Nasir sambil menitipkan oleh-oleh untuk si anak. Doa terbaik kami untuk Nasir dan keluarganya. []

Saya mengajak serta rekan-rekan; @ikwal, @bangdien dan @cymolan untuk ambil bagian dalam kontes CONTEST ! Unique Traditions of Indigenous Peoples in My Country (Region) - Part-22 yang difasilitasi ketua @ridwant

Salam literasi
@abuarkan