Short Story | Find My Way Home - Alien Billionaire Part 2

in Steem SEA4 years ago
25 % reward postingan ini akan didonasikan ke @steem.amal

Cerita Pendek | Mencari Jalan Pulang - Alien Milyarder Bagian 2

Oleh: Jun Imaginer

Waktu: 10 menit baca


Aku tak begitu ingat sudah berapa lama, yang aku ingat hanyalah kepanikan dan kemudian terbang un di kursi pilot ini dan tampak tak begitu jauh Pod kapal luar angkasa milik ayahku hancur berhamburan di tanah. Aku yakin kalau saja aku masih berada di dalam Pod itu, cerita berakhir sudah.

Photo by Greg Rakozy on Unslpash

Aku berhasil memanjat keluar dari bibir jurang ke atas permukaan dan kemudian semua ingatan kembali dengan jelas. Aku seperti tenggelam ke dalam tanah ketika menyadari kacaunya situasi saat ini. Aku terdampar di Bumi. Terdampar di planet yang berbahaya! Ya, seperti di planet tempat asalku, aku juga menonton film, manusia suka menemukan alien dan membedahnya di lab rahasia yang terkubur di bawah gurun. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi padaku.

Kuputuskan kapal itu tidak akan kubiarkan terpapar begitu saja di alam terbuka, akan ada orang nanti yang menemukannya. Sudah pernah ku katakan kalau peradaban kami lebih maju dari manusia kan, aku beneran sungguh-sungguh. Koloni kami jauh sekali lebih canggih dari yang manusia bisa bayangkan. Kalau mau dibandingkan seperti antara manusia jaman 2000-an dengan manusia purba. Aku mengaktifkan beberapa Nanites[1] yang dapat mengemas Pod dan sebagai bantuan penyelamatan darurat. Setelah itu aku akan membangun Eksoskeleton[2] berbentuk manusia sebagai penyamaran.

Selesai juga setelah beberapa hari. Robot kostum manusia yang bisa aku kena kan untuk berjalan atau berbicara bahasa manusia untuk menyembunyikan kalau aku itu alien. Aku mulai berjalan mencari jalan keluar dari gunung ini mencari sesuatu selain hutan. Sepanjang jalan, aku mengatur kostum bergerak otomatis dan mulai mempelajari tentang manusia dan peradabannya.

Aku tau kalau aku butuh sebuah nama dan semacam latar belakang jika aku ingin berbaur bersama manusia. Sebenarnya perkara mudah sih, A.I[^3] di alat komunikator dengan mudah meretas masuk ke dalam jaringan pemerintah dan membuat riwayat hidupku. Sekalian saja ku alihkan sebagian dana pemerintah ke rekening ku setidaknya aku bisa membeli sesuatu untuk kebutuhan diriku sendiri ketika nanti akhirnya aku menemukan manusia.

Sebelum kalian menjadi bosan dengan ocehanku yang mendetail, aku menemukan pemukiman manusia, menggunakan identitas baruku untuk mencari makanan dan tempat tinggal dan menyusun rencana. Aku akan menggunakan AI dan teknologi canggih dari planetku untuk pulang.

Aku tahu aku membutuhkan uang, jadi aku akan membuat sebuah perusahaan. Lebih tepatnya, Perusahaan dibidang Teknologi. Perlahan-lahan aku akan mengumumkan "penemuan" teknologi baru satu demi satu yang akan mengangkat peradaban teknologi manusia ke tingkat yang cukup untuk mulai berpikir tentang menjelajahi planet lain. Saya akan menyebarkan penemuan ini selama bertahun-tahun, menua dalam waktu yang cukup untuk menjadi orang kaya gila dengan ide-ide aneh.

Aku akan mengumumkan ke seluruh dunia bahwa aku ingin pergi ke Nimbus III, perjalanan satu arah dengan kapal mandiri. Aku akan menjadi satu-satunya penjajah planet baru. Orang-orang akan dan memang menyebut aku gila, tetapi perusahaan teknologi ku meluncurkan perusahaan eksplorasi luar angkasa.

page break hijau.png

Tahun-tahun berlalu di bumi, perlahan-lahan teknologi saya mengarah pada inovasi demi inovasi. Mesin roket baru, ide alat komunikasi baru, materi baru. Lalu akhirnya aku siap. Aku mulai membangun kapal luar angkasa ku sendiri, sebut saja tiket ku untuk kembali pulang.

Kapal luar angkasa nya sungguh megah. Dirakit dan dibangun di orbit bulan diatas komplek perumahan di bulan yang menampung ribuan orang. Para insinyur pilihan ku yang terbaik tinggal dan bekerja di Bulan, lebih dekat dengan kapal luar angkasa yang sedang aku bangun. Robot-robot kecil merakit kapal itu sementara manusia mengendalikannya dengan nyaman dan aman dari markas.

Terlihat panjang dan mulus, kapal itu adalah hal tercepat yang pernah dibuat umat manusia.Kapal itu bisa terbang ke Nimbus III dalam beberapa tahun bumi dan mendarat di sana. Dibangun untuk benar-benar terbang tanpa bantuan kapal lain dan dapat untuk memenuhi kebutuhan kapal dan awaknya dengan sendirinya agar aku bisa "hidup" sendirian selama bertahun-tahun setiba nya kapal itu di Nimbus III nanti.

Kapal ini memang sengaja dirancang dan dibangun untuk satu orang penumpang saja. Pemerintah manusia mengeluh bahwa aku melakukan semua ini hanya untuk keegoisanku mengirim satu utusan kesana, tetapi sebenarnya aku tidak ingin mengambil resiko kaumku ditemukan oleh manusia, bisa jadi niatku berakhir menjadi malapetaka. Manusia tidak cukup maju untuk memahami kami dan peradaban kami dan tidak menjadi gila.

Hari peluncuran tiba, dan aku sekarang terikat erat dibangku pilot di dalam kapal. Aku terbungkus dalam kostum manusia ini, yang terbungkus dalam kostum luar angkasa dan terbungkus dalam pesawat luar angkasa, pikiranku melayang.

3, 2, 1 Meluncur…

Nimbus aku datang, jeritku. Mesin kapal mulai menembakkan api besar mendorong menjauhi Bumi yang menjadi penjara, mengurungku selama puluhan tahun. Selama perjalanan, tidak ada yang penting untuk diceritakan, seperti biasa rutinitas membosankan yang berulang-ulang selama di dalam pesawat.

Para kru dan insinyur bawahanku di Bulan terus-menerus mengkhawatirkan ku dan kondisi pesawar tetapi AI yang aku sembunyikan dari mereka di sistem kontrol menangani semuanya jadi aku tidak perlu khawatir. Tentu saja, aku tidak bisa memberitahu mereka tentang itu. Manusia masih takut pada AI yang benar-benar canggih dan mereka membatasi fungsi AI yang sebenarnya pada hal-hal konyol dan tidak membiarkan AI tumbuh menjadi hal-hal yang benar-benar berguna.

pl hijau.png

Setelah beberapa tahun dalam perjalanan akhirnya aku melihat rumah lagi, Nimbus III. Tampak di kamera kapal saat mendekat. Aku merasakan kapal itu bergidik saat tahap pendaratan terlepas dari mesin besar yang mengantarku ke sini. Pesawat meluncur turun melambat saat kapal indah ku mendekati permukaan. Kaki-kaki kapal keluar memanjang dengan anggun hendak mencengkram titik landasan.

Pesawat luar angkasa ku mendarat di permukaan Nimbus III. Saya bisa mendengar sorakan dari kru di ruang kendali saat kapal tetap tenang diatas permukaan. Aku memberitahu mereka bahwa aku akan mengenakan pakaian luar angkasa saya dan memulai perjalanan luar angkasa untuk pertama kalinya. Aku turun ke bagian bawah kapal dan mengenakan pakaian luar yang telah mereka rancang khusus sehingga kostum manusia buatanku tidak akan mati karena terpapar udara asing. Aku menekan tombol untuk membuka palka dan memastikan kamera eksternal menyala saat aku melangkah kembali ke rumah untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun lamanya.

Inilah saat sifat kekanak-kanakan ku muncul. Aku bisa saja mengelabui mereka dengan membuat kegagalan sistem palsu dan menampakkan seolah-olah pesawatku meledak. Atau aku bisa saja merekayasa kematianku seperti wafat saat tertidur, lagipula secara kasat mata manusia aku sudah berumur sepuh.

Bodoh, malahan aku berbuat yang lebih gila lagi. "Sepertinya aku ingin menghirup seperti apa rasanya udara di Nimbus III ini" aku mengatakan dari dalam helm ku dan bisa kudengar tawa mereka dari ruang kontrol yang mereka kira cuma gurauan saja. Tawa itu seketika berubah 180 derajat menjadi teriakan ngeri kala menyaksikan tanganku meraih helm. Terikan makin menjadi-jadi waktu kuputar pengunci dan dalam satu gerakan singkat, helm terlepas dari kepala kedok kostum manusia.

Lucu nya tu disini, aku tidak berniat manusia mengira aku mampu bertahan hidup, malahan memprogram kostumku untuk berakting bak penampilan kualitas nominasi Oscar. Kostum tiruan manusia ku menjerit perih, bola mata meledak paksa keluar, darah muncrat kemana-mana. Sungguh penampilan yang mengerikan yang mampu merebut piala tadi.

Aku buat kostum tadi tergeletak diatas tanah sementara aku santai bersembunyi didalam pesawat. Lalu aku aktifkan kartu pamungkas ku. Sebuah virus komputer menyerang seluruh sistem di bumi dan di bulan dan menghancurkan seluruh file dan data yang berkaitan dengan desain kapal luar angkasa tadi. Semua ide, sketsa gambar, riset, semuanya tanpa bersisa. Kamera mengarah pada komputer di pesawat menunjukkan malfungsi dari satu panel ke panel yang lain hingga dan akhirnya pesawat meledak di permukaan Nimbus III.

Aku juga telah menyiapkan rekaman suara yang menyatakan bahwa aku mengidap penyakit mematikan dan aku ingin planet ini menjadi persemayam terakhirku. Aku tak ingin orang lain mengikuti jejakku, pesan terakhirku disitu. Semua sudah kuperhitungkan dengan sangat matang.

Aku telah hidup di Bumi selama bertahun-tahun lamanya, membangun perusahaan multi-triliunan sendiri, dan akhirnya berhasil kembali pulang. Aku telah melalui itu semua dengan selamat, tapi aku belum yakin akan selamat saat menemui Pa dan Ma nanti. Pa pasti akan membunuhku hidup-hidup, jika Pa ingin, aku akan dihidupkannya lagi (kami punya teknologi untuk itu) lalu dibunuh lagi, dan lagi sampai Papa puas. Jangan pernah berurusan dengan Captain Byorg, Kepala pasukan elit antar galaksi.

Ma?, Mama mungkin hanya akan menikmati aksi kekerasan orangtua terhadap darah dagingnya sendiri dengan sikap dingin, lalu akan menyuruh Pa untuk berhenti jika sudah bosan. Lalu Ma akan menyudahi drama ini dengan kecupan di kening saat waktunya tidur. "Masih mau kabur lagi?"

--Tamat--

Catatan:
[1]: Robot berukuran nano
[2]: Rangka luar penyokong tubuh
[3]: Artificial Inteligence : Kecerdasan buatan

Baca juga tulisan sebelumnya:

Sort:  
 4 years ago 

Waaasseeekk...

kkeeessaaaW...

Luar biasa, terus lah berimajinasi wawak.. 👍👍👍

tergantung permintaan wak @arieffadly88

Mainkan teros...

 4 years ago 

mantaaps waak✌️ owsam!

sengkyuh

Coin Marketplace

STEEM 0.13
TRX 0.35
JST 0.035
BTC 115969.92
ETH 4470.84
SBD 0.86