The Diary Game (07 May 2024): Yakin?

in Steem SEAlast month

Semenjak pagi-pagi buta saya dikejutkan oleh suara doggy yang menggonggong dari depan rumah. Suaranya terdengar jelas karena kali ini si anjing barking tepat di luar jendela kamar saya, setelah malam-malam sebelumnya ia melancarkan aksinya di dekat kamar teman saya. Rumah ini hanya punya dua kamar, dan kami (saya dan satu teman perempuan) memutuskan untuk ngontrak bersama dengan tujuan menekan biaya tempat tinggal. Kebetulan kamar kami berseberangan, dan lebih kebetulan lagi si gukguk lebih suka ngemper di luar jendela kamar cewek satunya.

Kalau biasanya teman saya selalu menelpon dan minta ditemani setiap kali si doggy bikin ribut. Maklum, dalam kepercayaan yang dia yakini, kalau ada anjing yang menggonggong di malam hari itu tandanya ada entitas gaib yang sedang berkeliaran. Ini berdasar pada hadits yang pernah disampaikan Nabi Saw., bahwa jika kita mendengar suara agung dengan anjing ataupun keledai di malam hari, maka mintalah perlindungan kepada Allah, sebab anjing dan keledai mampu melihat apa yang tidak kita lihat (Hadits Riwayat Abu Daud No. 5103).

Namanya juga anjing, kan? Sudah pasti kelakuannya nggak jauh-jauh dari namanya. Saya mendapatkan informasi bahwa doggy ini adalah peliharaan masyarakat setempat, karena di wilayah tempat kami tinggal, masih banyak warga yang bermatapencaharian sebagai petani, pekebun, dan peternak. Mungkin saja peliharaan ini mereka jadikan bodyguard untuk melindungi hasil kebuh dan ternaknya.

Saya mengecek waktu di handphone, jam masih menunjukkan pukul tiga pagi. Sial, gonggongan anjing barusan, meskipun tidak lama, berhasil membuat acid reflux saya naik. Saya gapai tumbler a.k.a tabung minum yang memang saya siapkan di samping tempat tidur, lalu meneguk sisa air di sana sampai habis. Minum air putih selama ini terbukti lumayan menurunkan kadar asam lambung saya. Sekitar satu jam berkelahi dengan pikiran, saya akhirnya tertidur kembali.

Saya bangun untuk kedua kalinya setelah dikejutkan oleh suara alarm (yang ternyata sudah berdering sejak setengah jam lalu). Dengan sigap saya langsung menuju ke kamar mandi untuk berwudhu guna menunaikan sholat subuh. Samar-samar matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya, saya pun sengaja mengambil waktu tidur sedikit lagi karena pukul 10 nanti harus ikut perkuliahan.

IMG_20240507_113014.jpg
Ancrit, nungguin dosen dari jam 10, dia baru datang jam setengah 12. Ini kah yang dirasakan putri sulungnya pak @alee75?

Tuing tuing... suara notifikasi berbunyi berbarengan di hape mahasiswa seisi kelas yang sejak tadi sudah menunggu kehadiran yang mulia dosen Poskolonialisme dan Postmodernisme yang dipertuan agung. Dosen pengampu mata kuliah yang kami singkat posko-posmo itu mengabari bahwa ia akan telat hadir untuk mengajar kali ini, karena sedang mengikuti acara di fakultas lain.

Di sini, kami jarang sekali pulang sekalipun sudah menunggu para tenaga pendidik berjam-jam lamanya. Mereka bisa saja muncul tiba-tiba sesaat sebelum kelas berakhir dan melakukan konfirmasi absensi kepada seluruh mahasiswa. Jika ada satu-dua mahasiswa yang keluar kelas sebelum itu, dipastikan mereka berada di dalam bahaya.

Saya merasa ini terkait erat dengan budaya hierarki yang melekat kuat pada masyarakat Aceh (sorry to say). Bukan hanya di tempat terpencil, stratifikasi juga tumbuh subur di kampus, tempat yang katanya "pabrik" untuk ilmu pengetahuan. Hanya saja manifestasinya yang sedikit berbeda. Di sini, siapa pun yang punya gelar akademik lebih tinggi akan diikuti oleh otoritas yang lebih tinggi pula.

Bukan pemandangan asing ketika ada seorang profesor masuk ke sebuah ruangan, kemudian diikuti orang-orang seisi ruangan yang berdiri (beberapa di antaranya bahkan menunjukkan gestur yang sedikit membungkuk) untuk menegaskan posisi si profesor. Terutama jika ruangan yang dimasuki berisi mahasiswa S-1. Ketika prtama kali menyaksikannya, saya membatin, "whut the hell does it even mean?!?!"

IMG_20240507_125128.jpg
Membeli makan siang sejuta mahasiswa, nasi ayam geprek

Kelas posko-posmo berjalan dengan lancar, si dosen hanya menjelaskan beberapa teori poskolonialisme yang terkait dengan konsep "subaltern", termasuk beberapa tokoh-tokoh feminis yang mengkaji konsep yang sama. Ia juga mengingatkan kami bahwa dua minggu lagi akan dilaksanakan final dengan metode lisan. Saya naik ke lantai tiga karena di sana terletak mushola fakultas, lalu menunaikan empat rakaat sholat zuhur beserta doa-doa kecil yang semoga saja dikabulkan.

Usai melaksanakan sholat Zuhur, saya menghidupkan sepeda motor dan bergerak menuju pasar rukoh. Di sana ada sebuah warung nasi ayam geprek yang terkenal di kalangan mahasiswa. Sulit sekali mencari makanan enak di sekitar sini, jadi ya walaupun rasanya tidak se-euphoria itu, nasi ayam geprek di sini masih lebih baik dibandingkan warung-warung lain yang menjajakan makanan serupa. Saya memilih makan di tempat karena ingin menikmati suasana Mumbai dan Kalkuta, suara klakson kendaraan di mana-mana. Lagipula akan memakan waktu lebih banyak jika saya harus pulang dulu ke rumah sementara sebentar lagi ada perkuliahan siang yang harus saya ikuti. Tidak ada pilihan lain.

IMG_20240507_153633.jpg
Ngemper di dekat parkiran sambil mendownload wagam (wayang gambar) di salah satu platform layanan streaming video

Mata kuliah kedua ini lumayan mengasyikkan, sebab kami diberi bekal berupa framework untuk menganalisis eskalasi konflik. Dosennya sendiri pun berlatarbelakang praktisi resolusi konflik yang memiliki pengalaman sebagai relawan di kementerian pertahanan. Ya meskipun secara gamblang dia tidak pernah menjelaskan pekerjaannya, namun saya menduga bahwa dulu ia bertugas sebagai Komponen Pendukung Pertahanan Negara (Komduk Hanneg). Who knows...

Karena kelas terakhir tadi dilangsungkan di lantai tiga, yang mana sulit sekali untuk mengakses Wi-Fi kampus kalau sudah di lantai atas. Saya memutuskan untuk tidak pulang dulu, masih ada beberapa series yang harus saya tuntaskan minggu ini. Dengan sigap jari saya mengklik tombol unduh berkali-kali, dan ya, kecepatan jaringan internet di lantai bawah cukup mengesankan. Unduhan sebuah filem yang ukurannya satu gigabit hanya butuh waktu setengah menit saja sampai selesai.

IMG_20240508_191547.jpg
Status WhatsApp milik teman saya yang menganut aliran Marxist-Sosialis

Proses unduh filem sudah selesai. Saya pulang ke rumah dengan kondisi tubuh yang dekil lalu segera membersihkan diri. Sore ini saya habiskan untuk menyelesaikan postingan SEC yang judulnya "Share any two of your favorite gadgets" dan saya posting di malam hari.

Malam ini, saat mengecek satu-satu status WhatsApp orang-orang yang ada di kontak saya. Ada sebuah status seorang teman yang mencuri perhatian saya. Teman saya ini bisa dikatakan sebagai filsuf muda. Ia juga mahasiswa yang dikenal aktif memperjuangkan hak-hak teman-temannya. Dari status WhatsApp yang dibuatnya, saya bisa mencium kemarahan yang dirasakan pasca dikeluarkannya putusan rektor mengenai penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), Seleksi Mandiri, dll. di UESKA. Di putusan tersebut saya melihat kenaikan uang kuliah yang cukup ekstrim, terutama UKT golongan tiga ke atas.

Saya me-reply tersebut dengan mengutarakan opini serupa. Dengan fasilitas pas-pasan, tentu prodi kami belum pantas jika kebijakan kenaikan UKT dilakukan. Gimmick PTN-BH yang dijual oleh pelaksana kampus mulai terlihat membosankan bagi kami. Hanya karena kampus ini unggul di bidang riset (Peringkat kelima terbaik di Indonesia dalam kategori riset versi Scimago Institution Rankings tahun 2024), bukan berarti kampus ini ikut unggul di aspek lainnya.

Riset seakan-akan sudah menjadi satu-satunya indikator sebuah kampus dikatakan maju atau tidak. Padahal yang paling sering dilupakan adalah bagaimana kampus bisa berfungsi sebagai advokator yang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kalau tidak percaya, coba tanyakan sendiri apa alasan sebenarnya dosen-dosen itu mati-matian mengejar angka SINTA score. Kalau jawaban mereka bukan karena jabatan fungsional, sudah dipastikan 99% bohong LOL.


Sort:  

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

 last month 

Pakek tag newcomer dek.

 last month (edited)

Waduh saya dormant pak...😅

Takut bohong kalau pakai tag newcomer

 last month (edited)

O ya sorry. Saya pikir amru dan firy orang yang sama, saya pikir di wa amru dan di steemit firy

 last month 

Tidak, pak. Kami adalah orang yang berbeda. Senang sekali melihat bapak bisa aware dan peduli pada Steemian lain, karena masalah tag memang cukup penting agar pendatang baru bisa mendapatkan dukungan. Lanjutkan, pak!

 last month 

Terimakasih firlyfaiz.

 last month 

🙌😁

 last month 

pemain lama ini pak😅

 last month 

O ya, karena saya lihat kemaren baru perkenalan.

 last month 

Ooo ternyata amru dan firy beda orangnya ya?

 last month 

iya pak, kemarin amru hanya meneruskan tulisan milik firya😅😅🙏🏻

 last month 

Keren tulisannya Bang

 last month 

Terima kasih, pak. BTW saya bukan abang-abang, hehe.

 last month 

Maaf ya..tks.jadi kaum hawa ya

 last month 

Benar, pak wkwkwk

 last month 

Riset seakan-akan sudah menjadi satu-satunya indikator sebuah kampus dikatakan maju atau tidak. Padahal yang paling sering dilupakan adalah bagaimana kampus bisa berfungsi sebagai advokator yang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Bukan tak mungkin jika ini terus dirawat, kampus akan jadi pesawat antariksa dalam bentuk tak serupa, tapi interpretasi fungsinya indentik. 🤣

 last month 

Wahahaha. Baca komentar ini saya otomatis nyanyi dalam hati. Sepertinya, kau memang dari planet yang lain... 🎼

Mungkin bisa dielaborasi lebih lanjut bang alegori "pesawat antariksa"-nya. Kalau nggak saya harus meditasi dulu berminggu-minggu supaya paham wkwkwk.

Any way terima kasih tanggapannya terhadap postingan saya, bang.

 last month 

Kita cerita-kupas setelah pesan-pesan postingan ini tuntas dilahap sampai ke akar2-nya. 🤣

 last month 

Weh kalau mati penasaran gimana?😅

 last month (edited)

Izinkan saya yang mengobati sebelum atau sesudah mati saya kubur! . 🤣🤣

 last month 

Saya senang Firya sudah kembali "menuangkan" karya di platform ini.
Betul, itulah yang sering dialami juga oleh anak saya terkait masalah klasik sejak dulu. Dosen tak pernah salah. Yakin mo nyalahin dosen?? Siap-siap untuk mengulang lagi mata kuliahnya di tahun depan... 🤭

Menurut "penerawangan" saya, disekitar tempat kos Firya cs ada energi negatif yang adequat yang bisa saja berasal dari eksternal/lingkungan sekitar atau memang selama ini energi negatif itu berada di dalam diri person yang ada di rumah kos.

Advisnya, coba pelihara anabul alias si meong karena kucing tidak hanya sebagai makhluk biasa, dia dianugerahi kemampuan untuk membantu manusia pada dimensi energi. Kucing bisa menyerap energi negatif yang ada di sekitar kita, dan dengan begitu dia sangat bermanfaat bagi si empunya kucing. Apalagi untuk dokter hewan, Cuan itu...🤣

Masalah UKT, itu juga pernah dialami anak saya saat lulus undangan di Universitas Jantung hati rakyat Aceh (Unsyiah). Saat mo bayar UKTB ternyata sangat mahal bagi saya yang hanya sebagai ASN. Akhirnya dia tidak jadi kuliah di USK dan memilih IAIN Lhokseumawe yang juga lulus undangan.

Itu pula yang membuat saya geram dengan kaum OKE GASS, OKE GASS. Kayak gak kapok2 dengan kondisi selama ini. Barang mahal, biaya mahal, pendidikan mahal, malah mo LANJUT 5 taon lagi.😠

Saya adalah penderita asam lambung yang cukup lama dulu di tahun 2005 sampai saya tidak sadar, tahun berapa asam lambung saya kembali normal. Saya sering minum air putih dan selalu nenteng Tupperware kemana-mana (dulu tumbler belum lazim di kita).

Secara scientific, minum air putih terbukti bisa menjaga asam lambung kita. Namun minum air putih yang banyak dimalam hari akan berdampak pada kerusakan ginjal. Saya baru menyadarinya sekarang setelah menonton video-video dokter Cahyono dll. Meskipun banyak juga dokter yang tetap mempromosikan minum di malam hari.

Menurut pengalaman saya, kontrol asam lambung terletak pada kemampuan kita memenej emosi, mood dan suasana batin kita selalu dalam keadaan positif dan tetap berusaha menikmati hidup kita. Apapun kondisinya...

 last month 

Dosen nggak pernah salah, apalagi kalau dosennya perempuan. Kan, perempuan selalu benar. Kalau udah berhadapan dengan dosen cewek, nurut ajalah, double combo itu udah. Kecuali kalau mau nyari ribut ya silakan, wkwkwkw.

Satu sepupu saya juga berkuliah di BKI dan saat ini dia di semester 6, anak sulung pak ali di fakultas FUAD, kan? Kalau boleh tahu nama panggilannya siapa, pak?

Dan semester ini ada dua sepupu lain yang sama-sama masuk ke BKI. Katanya di tengah gempuran mental health yang digaungkan gen-z saat ini, konselor merupakan lapangan pekerjaan yang prospektif dalam 5-10 tahun ke depan.

Bicara tentang anabul, terlepas dari alasan saintifik, saya punya pengalaman sih bagaimana mereka mampu menyerap energi negatif di sekitar. Soalnya, dulu banyak meong yang suka kami beri makan di belakang rumah. Namun belakangan saya dan si teman terlalu malas membersihkan sisa-sisa makanan yang dianggurin si meong. Alhasil nggak ada satupun dari mereka yang pernah singgah di kost kami lagi.

Entah kebetulan atau apa, dalam waktu yang berdekatan, kami mulai intens mendengar gonggongan gukguk di malam hari. Dan tempatnya nyaris sama setiap kalinya (di luar jendela kamar kawan saya). Sepertinya kami harus membuat ritual memanggil meong lagi kali ini. Pak Ali punya ide nggak bagaimana caranya? Apakah cukup hanya dipancing dengan menaruh makanan atau bagaimana?

Saya tidak tahu kalau UKT di sini mahal sampai teman-teman saya yang kuliah di Lhokseumawe membocorkan angka UKT mereka. Padahal saya dapat UKT golongan 3, tapi kok angkanya bisa sampai 3x lebih tinggi daripada teman saya yang berkuliah di Lhokseumawe, di jurusan yang sama, dan di golongan UKT yang sama. Padahal di Uni**l Prodi Sosiologi sudah punya 3 guru besar. Di sini? Tidak satupun.

Dulu ada dua guru besar di sini yang dipecat karena berbeda aliran dengan petinggi kampus, juga sering 'menyuntik' mahasiswa untuk berontak jika pemikiran mereka ditindas. Jadi ya kalau pertimbangannya cuma kehidupan kampus, nggak akan worth it dengan UKT segitu. Saya sendiri kuliah di Banda Aceh bukan karena ngejar reputasi kampusnya, tapi untuk menantang diri sendiri, mampu nggak loe survive?

Terima kasih sudah singgah (lagi) Pak Ali...

 last month 

Dosen nggak pernah salah, apalagi kalau dosennya perempuan. Kan, perempuan selalu benar. Kalau udah berhadapan dengan dosen cewek, nurut ajalah, double combo itu udah. Kecuali kalau mau nyari ribut ya silakan, wkwkwkw.

Kalo begini kasusnya terpaksa mundur teratur. Bisa panjaaaaaang urusannya...🤭

Satu sepupu saya juga berkuliah di BKI dan saat ini dia di semester 6, anak sulung pak ali di fakultas FUAD, kan? Kalau boleh tahu nama panggilannya siapa, pak?

Anak saya di prodi/jurusan Bimbingan Konseling, semester 6. Namanya Putri Saufa Taral Jeenan. Kalo di kampus, dia sering dipanggil Saufa. Kalo di keluarga saya, di panggil Taral. Kalo di keluarga ibunya sering di panggil Putri...😇

Saya yakin dan percaya, anabul punya dampak bagus bagi kita. Baginda Rasul sudah mencontohkannya, tentu karena ada hikmah yang tersembunyi.

Ritual memanggil meong sebenarnya simpel saja. Pada Minggu sore setelah sholat ashar datang ke petshop terdekat dengan modal, ya sekitar minimal 300 steem udah bisa mengadopsi anabul... 😁

Cara mudah lainnya bisa dicoba dengan menyisihkan sedikit rezeki (sisa makanan) di halaman kost atau dekat kamar, dan bila si meong datang mendekat usahakan melakukan physical contact dengannya. Bisa dengan mengelusnya terutama di bagian bawah dagunya. Dijamin si meong pasti akan kembali dan membantu kita di alam energi.

Kucing adalah hewan yang peka, dia tahu mana yang betul sayang padanya dan mana yang membencinya atau berpura-pura. Pembelajarannya : kalo mo cari jodoh, belajar lah dari kucing... 😅

Kalo UKT, menurut saya adalah sebuah anomali yang sangat parah. Namanya saja Uang Kuliah Tunggal Berkeadilan. KEADILAN dari mane kalo begitu caranya?

Ini zamannya yang punya idealisme, kredibilitas dan kejujuran kurang laku. Yang penting pandailah menjilat dan gunakan segala cara. Pileg dan Pilpres kemarin adalah konfirmasinya. 😠

 last month 

Saya sebenarnya penakut kalau berhadapan dengan kucing, apalagi kalau kucingnya betina. Jadinya ngga berani pegang2 apalagi colek2, takut diadukan ke Komnas Perempuan.😅

Sepertinya adopsi anabul akan jadi pilihan terakhir. Kalau masalah UKT, saya tidak berani ajukan keringanan, karena risikonya ketika di re-evaluasi adalah terjadi kenaikan yang signifikan. Teman saya, UKT nya dari 3 juta sekarang jadi 6 juta. Mad.

Tau gitu mending joget aja nggak usah kuliah (kabarnya influenza, eh maksudnya influencer yang joget2 oke gas bisa dibayar sampai 2 M)

 last month 

Tambahan: Saya dah capek banget berhadapan dengan kaum oke gas, entah karena kepala mereka sudah dicekoki ide makan siang gratis atau apa, saya nggak tau juga. Mereka pikir hidup cuma tentang joget-joget saja. Aduuh pengen misuh-misuh kalau diingat lagi.

Saya ingat dulu waktu di Warkop TR Pak Ali pernah cerita tentang riwayat asam lambungnya. Alhamdulillah saya sekarang sudah lebih bisa mengendalikan pikiran, karena terbukti sumber utama GERD itu ya dari otak kita sendiri.

Terima kasih untuk ilmu-ilmunya, pak. Saya baru tahu kalau minum air putih di malam hari bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

 last month 

Di zaman ini kaum Oke gas memang dipelihara dan dilestarikan. Maksudnya tetap dijaga kemiskinan dan kebodohannya agar tetap bisa digunakan 5 tahun sekali untuk memperpanjang dan menjamin kepentingan oligarkhi.

Dan bagi orang2 pragmatis (baca : Panglima Tibang) ini adalah sebuah peluang. Gasss....!

Alhamdulillah bila asam lambungnya sudah terkontrol. Memang dalam hidup selalu ada saja pemicunya. Tugas kita melawan dan menyikapi dengan baik.

 last month 

Gapapa miskin dan bodoh, yang penting joget jalan terus. Nih bonus DJ tabrak tabrak masuk (masuk MK maksudnya)

Musiikkk....🕺💃

 last month 

Sebenarnya dampak PTN-BH itu untuk keseluruhan kampus dapat pengelolaan secara mandiri. Terkait fasilitas2. Biasanya kampus2 baru dinobatkan PTN BH ibarat mereka baru mendapat kebebasan dalam sebuah institusi dan sedang dalam proses pengembangan. Banyak juga kampus yang tidak begitu peduli dengan fasilitas kampus. Lebih mengutamakan untuk penelitian dan lain-lain. Sementara untuk infrastruktur lebih baik menunggu hibah2 atau pendanaan dari institusi lain dibanding membuat secara pribadi. hahaha

 last month 

What a bitter truth, bang.😅

Mungkin ketidakmerataan pembangunan fasilitas tidak melulu disebabkan otoritas yang tidak peduli, ya, tetapi lebih ke penganak-tirian fakultas-fakultas tertentu yang memang sejak awal sudah termarjinalkan.

Makanya nggak heran kalau sebagian gedung fakultas bisa dilengkapi lift dan ramah difabel, sementara sebagian yang lain kamar mandi cewek-cowoknya masih digabung (saking kere-nya).

Terima kasih sudah singgah, ya.

 last month 
Club5050
DescriptionAction
Plagiarism-Free
Bot-Free
Verified User
Beneficiary Rewards
Support burnsteem25
Voting CSI9.2

Tulisanmu tidak bisa diragukan lagi, semua mengakui itu. Senang bisa menikmati tulisan indah dari senior kita ini, Terima kasih telah berbagi bersama di sini.

 last month 

Siapa bilang saya senior weh, nanti pada ketawa senior2 benerannya. Hahaha.

Seperti biasa, terima kasih untuk asesmennya, bang.

Coin Marketplace

STEEM 0.22
TRX 0.12
JST 0.029
BTC 66103.77
ETH 3554.23
USDT 1.00
SBD 3.11