Terpongah-pongah sudut dan kerutan diwajah mulai tampak. Semakin maju semakin meraut. Asa dan kesedihan yang tampak jelas pada raut wajah mereka. Dius dan si Gajah. Nama sengaja tak di samarkan agar "Viral".

Hari terus berganti. Kerutan demi kerutan dari raut wajah sang gajah tak bisa di tutupi. Datanglah seorang pendekar dengan berwajah mulus nan rupawan. Dius, pendekar berambut setengah bahu berbadan kekar berkumis tipis mulai merayu sang gajah agar dapat tenang di hadapannya.

Sesekali sang gajah menoleh dengan sebelah matanya yang mulai sayup. Dius mulai mendekati dengan perlahan. Akhirnya, sang gajah tertunduk malu, tersipu dengan kehadiran Dius.

Mulailah kisah asmara mereka terjalin dalam desiran angin yang sepoi. Di sebuah areal kebun, mereka sering bercanda tawa saling beradu gading. Yang satunya memiliki gading keras dan panjang dan yang satunya memiliki gading yang tak retak.

Keduanya saling bertatapan, hingga pada suatu hari, Dius harus merelakannya untuk bisa pergi ke tanah lain. Sang gajah harus menunggu kehadiran Dius untuk kembali dan bermain bersama. Semoga mereka tetap akur dan berjodoh untuk bersua di masa yang akan datang.

Sinchan Song

Sang gajah terkena flu, pilek tiada henti-hentinya,
Sang beruang tidur dan tak ada yang berani ganggu dia,
Oh sibuknyaaa,
Aku sibuk sekali....

Membaca yang terlalu dipaksakan dapat membuat anda hipertensi, impoten dan ambeyen. Selamat menikmati.

Bertusssss

Jangan Lupa Bahagia!!!

Regards,

@kemal13