Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi
Ini merupakan dongeng masa lalu, yang saya coba mengangkat kembali dan informasi kisah ini saya peroleh dari beberapa orang dan saya coba buat kedalam cerita. Selamat membaca dan menikmati.
Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar, datanglah dua orang tamu. Pertama, seorang wanita tua penjual kahwa (minuman khas Arab), dan yang satunya seorang pemuda Mesir. Kedua tamu itu mengadu kepada Abu Nawas. Setelah mendengar pengaduan itu, Abu Nawas menyuruh pulang murid-muridnya.
“Sekarang, kalian pulanglah! Nanti malam kalian datang membawa cangkul penggali kapak, martil dan batu,” perintah Abu Nawas. Malam harinya, berkumpullah seluruh muridnya. Malam ini, pergilah kalian menuju rumah Tuan Kadi. Hancurkan rumahnya. Ratakan dengan tanah!"
Murid-murid Abu Nawas segera menuju rumah Tuan Kadi. Sesampai di sana, dihancurkanlah rumah itu sampai rata dengan tanah. Ketika mereka ditanya siapa yang menyuruh, mereka langsung menjawab, “Abu Nawas.” Pagi harinya, Tuan Kadi melaporkan kejadian itu kepada Sultan. Abu Nawas pun dipanggil
“Hai, Abu Nawas! Mengapa kamu hancurkan rumah Kadi?” tanya Sultan. “Sebab, pada suatu malam hamba bermimpi. Tuan Kadi menyuruh hamba untuk merusak rumahnya. Rumah Tuan Kadi tidak layak huni lagi dan ia menginginkan rumah yang baru,” jawab Abu Nawas tenang.
“Hai, Abu Nawas! Apakah boleh perintah dilakukan hanya karena lewat sebuah mimpi? Hukum dari negeri mana yang kamu pakai itu?” hardik Sultan. “Hamba memakai hukum Tuan Kadi, Tuanku,” jawab Abu Nawas.
“Hai, Kadi! Benarkah kamu mempunyai hukum seperti itu?” tanya Sultan kepada Tuan Kadi. Tuan Kadi tidak menjawab. Wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar karena takut. "Abu Nawas, coba anda jelaskan kepada saya, kenapa bisa ada kejadian seperti ini", perintah Sultan. “Baiklah, Sultan. Beberapa hari yang lalu, ada seorang pemuda daei Mesir datang ke Baghdad untuk berniaga. Ia membawa harta yang sangat banyak. Pada suatu malam, ia bermimpi menikah dengan anak Tuan Kadi. Mas kawinnya sangat banyak. Ini hanya mimpi, Sultan.
Rupanya, Tuan Kadi mendengar kabar mimpi itu. Ia langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mas kawin anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu menolak. Akan tetapi, Tuan Kadi tetap merampas semua harta benda milik pemuda itu. Akhirnya, si pemuda jadi gelandangan. Untunglah ia ditolong oleh si wanita tua penjual kahwa.
Sultan terkejut mendengar cerita Abu Nawas. Beliau lalu memanggil si pemuda. Setelah tiba, ia pun bercerita. Ternyata, cerita pemuda itu sama dengan cerita Abu Nawas. Sultan sangat marah kepada Tuan Kadi. Tuan Kadi langsung dipecat dari jabatannya. Seluruh harta Tuan Kadi pun diberikan kepada si pemuda Mesir.
Kalau sahabat menyukai postingan saya silahkan di upvote, resteem dan ikuti @amryksr untuk bisa melihat postingan saya selanjutnya di postingan anda.
Thanks for sharing @amryksr .
Thanks
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by amryksr from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews/crimsonclad, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows and creating a social network. Please find us in the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
@originalworks
The @OriginalWorks bot has determined this post by @amryksr to be original material and upvoted it!
To call @OriginalWorks, simply reply to any post with @originalworks or !originalworks in your message!
To enter this post into the daily RESTEEM contest, upvote this comment! The user with the most upvotes on their @OriginalWorks comment will win!
For more information, Click Here!
Special thanks to @reggaemuffin for being a supporter! Vote him as a witness to help make Steemit a better place!