'Hiem' Sastra Lama Yang Terlupakan

ilustrasi : @oomcie85

---

Salam Sahabat Steemian.
Salam warga Aceh.
Salam pecinta Hiem.

Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki hak istimewa, salah satu diantaranya adalah dalam menjalankan syariat Islam yang mengikuti Mazhab Ahlussunnah Waljama'ah, berpedoman Al-Qur'an dan Hadist, kemuliaan ini sudah menjadi ketetapan dari zaman kejayaan Kerajaan Aceh dahulu sampai kehidupan pada zaman sekarang ini, sehingga daerah Aceh sejak zaman dahulu sudah mendapatkan gelar "Seramoe/serambi Mekkah", karena menurut sejarah kedekatan emosional Aceh dengan Mekkah (Arab) sangat baik pada zaman tersebut.

Selain itu, Aceh mempunyai berbagai macam seni dan sastra. Sastra lama Aceh mempunyai banyak genre, salah satunya dalam masyarakat Aceh dikenal dengan sastra lama tetapi berbentuk lisan, masyarakat lebih mengenal dengan kata "Hiem".

Hiem merupakan salah satu ungkapan pertanyaan sejenis teka-teki yang mengandung banyak arti, sehingga harus menjawab dengan berbagai jawaban yang mesti diterka.

ilustrasi : sahabat @assaddam "meu-hiem"

---

Pertanyaan Hiem sering kali digunakan dalam bahasa istilah yang penggunaannya tidak dapat diartikan dalam pemakaian bahasa aceh pada umumnya.

Pemakaian bahasa istilah dalam hiem sering kali diungkapkan oleh penggagas hiem untuk menciptakan kreasi yang menarik, selain itu pemakaian bahasa istilah dalam hiem sering tidak tepat dengan maksud itu sendiri sehingga maksud yang sebenarnya sulit untuk dipahami.

Sering kali penggagas hiem memakai beberapa kosa kata yang maknanya tidak sedikitpun berhubungan dengan tujuan yang dimaksud, akan tetapi digunakan sebagai bentuk padanan kata dengan tujuan untuk memperindah lirik hiem.

ilustrasi : blank

---

Beberapa contoh hiem yang sangat bermakna dalam lingkungan dan sangat berpengaruh saat pemakaiannya oleh masyarakat Aceh secara luas, antaranya :

1. Pertanyaan hiem yang diutarakan khusus kepada orang yang tidak pernah melakukan shalat.

saboeh bubee
jab jih tujoh
ungkoet hantom roeh
siumu donya

(sebuah bubu mempunyai 7 tingkatan, akan tetapi tidak pernah mendapatkan ikan sepanjang masa).

Jawabannya :

ureung hana sembahyang
(orang yang pernah mengerjakan shalat).

---

2. Menyampaikan sebuah alat

kulet kulet paroe
lam kulet na asoe
lam asoe na baluem
lam baluem na aneuk gandoe

(kulit kukit pari
dalam kulit ada daging
dalam daging bungkusan
dalam bungkusan ada barang)

Jawabannya :

aneuk boeh panah
(biji buah nangka)

---

3. Penyampaian barang yang disertai dengan sifat seseorang.

malam jeut keu Raja
uroe ka jeut keu beulaga

(malam jadi Raja
Kalau hari jadi bangsat)

Jawabannya :

panyoet
(lampu teplok)

---

Itulah sebagian dari banyaknya hiem yang sering diungkapkan oleh masyarakat Aceh sebagai salah seni budaya yang layak untuk dilestarikan.

Mungkin remaja sekarang begitu tidak mengenal lagi salah satu budaya Aceh ini, dikarenakan perkembangan modern yang serba canggih, bukan tidak mungkin suatu saat nanti budaya-budaya seperti ini akan punah.

Harapan kepada pemerhati budaya Aceh untuk merealisasikan kembali budaya seperti ini kepada anak-anak, khususnya kepada remaja sekarang, sehingga budaya yang telah lama diwariskan pendahulu akan terus bertahan dan tidak akan menjadi hilang oleh waktu.

---

Terima Kasih Telah Membaca
dan Mengunjungi Blog

---

@oomcie85

---

Tulisan Lainnya :
1. Padi Andalan Para Petani.
2. Pengorbanan Seorang Ibu.
3. The Photografer was Fun.
4. Steemit, Busy and other Relationships.
5. dan lainnya.