Xpilar Contest: Imagination Part II | Xpilar kontes: Imaginasi Bagian II (Bilingual Post)

In the first Imagination post, Schools of Future are in great demand by new students. This high esteem school is experiencing new problems in the school. Due to the large number of enthusiasts studying in this school, various ways parents begin gratification for the greatest of these schools so that their children can be accepted in this school of dean.

Seeing the conditions that occurred within the last year of school credibility and the future of students began to be at stake. A professor who was one of the teachers at the school was assisted by some loyal and credible students to their school began to develop strategies to bring schools to other mainland. In order for negative influences that begin to happen in school are not contaminated for other students.

The struggle made by professors and students is not easy, even they have to drop the principal from their current positions, Due to the policy of the headmaster who began to choose to give the main facility to his colleagues so that their children can attend school in the future.

The plans of professors and students begin to be smelled by the principal, There will be coups in the school of the future to overthrow his position as headmaster. The headmaster began to look for information on what was going on. Professor and his students began to devise a strategy to move the school and hidden from sight, like a school spaceship is now beginning to have an auto invisible engine (read: invisible)

Through his aide the principal began to get information on what the rebel students and the professors were working on. There was a cold war between the two different camps of interest. Students started frontally attacking the principal and locked him in a secret room, Professor went on his mission to recover mentally the students who began to be contaminated by radical students who entered through the path of their parents' colleagues in school. Filtering is done by professors and students who are helping their mission so far, Now the school house of the future can not afford to be transparent for a while. After things start to improve it will be discussed again with students who are still loyal to maintain the credibility the school of future.

To be Continue

INDONESIA

Pada postingan Imaginasi pertama, Sekolah masa depan sedang diminati sekali oleh para siswa dan siswi baru, Sekolah yang menjunjung tinggi kejujuran ini sedang mengalami masalah baru di sekolah tersebut, Dikarenakan banyaknya peminat untuk belajar disekolah ini, Berbagai cara para orang tua siswa mulai melakukan gratifikasi bagi para pembesar disekolah ini agar anak-anak mereka bisa diterima disekolah masa dean ini.

Melihat kondisi yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun terakhir kredibilitas sekolah dan masa depan para siswa mulai dipertaruhkan. Seorang professor yang merupakan salah satu guru di sekolah tersebut dibantu beberapa siswa yang loyal dan kredibel terhadapa sekolah mereka mulai menyusun strategi untuk membawa sekolah ke daratan lainnya. Agar pengaruh negatif yang mulai terjadi di sekolah tidak terkontaminasi bagi siswa lainnya.

Perjuangan yang dilakukan oleh professor dan muridnya bukanlah hal mudah, bahkan mereka harus menjatuhkan kepala sekolah dari posisisnya kini, Dikarenakan kebijakan kepala sekolah yang mulai memilih untuk memberikan fasilitas utama kepada para koleganya agar anak-anak mereka bisa bersekolah di sekolah masa depan.

Rencana professor dan para siswa mulai tercium oleh kepala sekolah, Akan ada kudeta di sekolah masa depan untuk menggulingkan posisinya sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah mulai mencari informasi apa yang sedang terjadi. Professor dan muridnya mulai menyusun strategi untuk memindahkan sekolah dan tersembunyi dari pandangan mata, layaknya pesawat luar angkasa sekolah pun kini mulai memiliki mesin auto invisible (dibaca: tidak kelihatan)

Melalui ajudannya kepala sekolah mulai mendapatkan informasi apa yanag sedang dikerjakan oleh para siswa pemberontak dan sang professor, Terjadilah perang dingin antara dua kubu yang beda kepentingan ini. Para siswa mulai frontal menyerang kepala sekolah dan menyekapnya di ruang rahasia, Professor melanjutkan misinya untuk memulihkan mental para siswa yang mulai terkontaminasi siswa-siswa radikalis yang masuk melalui jalur kolega orang tua mereka disekolah. Filterisasi dilakukan oleh professor dan para siswa yang membantu misinya selama ini, Kini rumah sekolah masa depan tidak mampu untuk hadir transparan untuk sementara waktu, Setelah keadaan mulai membaik hal ini akan dibicarakan kemabali dengan siswa yang masih loyal menjaga kredibilitas sekolah.

Bersambung