The Secret Life of Mara # 5

in #writing6 years ago

“Ibu!” Mara bangkit dari duduknya. Menjerit seraya memeluk Bu Supinah. “Saya bisa jadi dokter! Saya bisa jadi dokter.”

“Ya, Mara. Selamat, Mara … selamat,” Bu Supinah membalas pelukan Mara. Dia tersenyum. Tangannya menepuk punggung Mara yang terguncang-guncang menahan tangis. “Jangan tahan tangismu!”.

Tangis Mara meledak. Mimpinya jadi dokter akan terwujud. Dia bisa jadi dokter. Bisa mengobati Ayah dan tetangga-tetangganya bila mereka sakit. Mereka tidak perlu kebingungan, bila larut malam tiba-tiba ada yang sakit.

“Mara! Mara! Ayahmu kecelakaan!” teriak seorang siswa laki-laki yang menerjang masuk ke ruang kepala sekolah.

Tubuh Mara menjadi kaku. Dengan cepat dia membalikkan tubuh ke sumber teriakan.

Bapak Kepala Sekolah, langsung berdiri dari kursi, “Kecelakaan gimana? Bukannya Banu tadi disuruh jemput Ayah Mara di pasar!”

“Iya, Pak. Ada yang nabrak motor Banu dari belakang. Lagi mabuk!” sahut siswa tersebut di antara nafasnya yang terputus-putus. “Mereka langsung dikirim ke RSUD. Ayah Mara terlempar ke aspal, katanya kepalanya berdarah-darah .”

Keadaannya semakin sulit. Syukurlah hanya luka luar. Namun Ayah lebih sering pusing setelah kejadian itu. Firman membantu registrasi ulang calom mahasiswa baru. Memegang tangannya, ketika mereka memasuki aula sekolah dari pintu depan. Disaksikan ratusan pasang mata. Walaupun dia sudah berusaha melepaskan diri, Firman semakin kuat menggenggam tangannya.

Tak lama ketika dia dan Mama sampai rumah, Ibu Firman datang sembari marah-marah. Memaki mereka berdua. Ketika dia hendak melawan, Mama memeluknya sangat erat. Menggelengkan kepala dengan air mata mengalir deras di pipi.

Hanya ketika Ibu Firman melemparkan segepok uang sebagai ganti agar dia menjauh dari Firman, tubuh Mama mengejang. Dengan dagu terangkat, Mama mengambil uang yang tergeletak di lantai, dan mengembalikannya pada Ibu Firman.

“Kami sudah mengerti. Jjangan sekali-kali hina kami,” ujar Mama Mara dengan suara tenang.

“Dasar orang miskin sombong!” seru Mama Firman sambil melangkah keluar rumah dengan wajah jijik. “Inget, jangan mimpi bisa jadi istri Firman. Firman akan menikah dengan Nida. Cari korban lain, kalau mau cepet kaya.”

Mara menubruk tubuh Mama dari belakang,”Maafin Mara Ma … maafin Mara ….”

Mama Mara berbalik. Memeluk anak sulung yang pasti remuk hatinya sekarang. “Kamu engga salah, Nak …. Kamu engga salah … “ Tubuh Mama Mara menggigil menahan tangis, Ya Allah kuatkan hatiku, “ … nanti saat kamu sudah sukses … jadi orang yang baik ya, Mara.”

Mara merasa kedua adiknya memeluknya dari belakang sambil menangis tersedu-sedu . Air matanya turun semakin deras.

Mama Mara menarik nafas panjang. Memejamkan mata, menahan tetesan air mata. Dia memaksakan senyum di bibir. Maha Suci Allah. Maha Suci Allah. Subhanallah. Subhanallah. Meminta seluruh anggota tubuh berzikir bersama hatinya. Tangannya mengusap-usap punggung Mara perlahan. Setelah hatinya lebih ringan, dia berkata, ““Semua yang terjadi, atas izin Allah … semua yang dari Allah baik, Mara … kamu percaya Mama?”

Merasakan anggukan Mara di atas bahu, Mama Mara melanjutkan, “Kalau sama Mama saja kamu percaya, kamu harus lebih percaya sama Allah. Allah Maha bijaksana, Maha Perkasa. Semua yang dari Allah selalu sempurna.”

Mama Mara melepaskan pelukan Mara. Membalikkan badan ke arah putri sulungnya. Menghapus air mata yang mengalir di pipi tirus Mara.
“Yang menyenangkan dari Allah jauh lebih banyak, Mara … ayo, inget yang baik-baik!”

“Kenapa kita harus terus jadi orang baik, Ma? Kenapa harus minta maaf? Kita kan engga salah … aku engga pernah deketin Firman ….”

“Assalamualaikum,” suara teriakan adik laki-lakinya membuyarkan lamunan Mara. Sebentar lagi Mama, Ayah, dan adik perempuannya juga akan pulang dari pasar. Dia menarik nafas panjang. Berusaha mengulas senyum. Mukanya tidak boleh keliatan sedih di depan mereka.

Jangan lupa bahagia

Bandung Barat, 26 Juni 2018
Salam

Cici SW

Source: 1, 2

Sort:  

Wuah, akhirnya bisa baca lagi, cm ada sedikit typo aja kk ... selebihnya udah greget deh tulisannya, bikin penasaran 😊😆.
Duh, aq dah ga sabar pengen bikin steempress ini, supaya bs upload novel dari sana. Cuma msh sibuk ajah, hari libur ini pun bocah-bocah malah pada sakit smua, hiks 😭😭😭

Terima kasih ya masukkannya Mbak @diyanti86

Alhamdulillah :)

Semoga cepat sembuh ya anak-anaknya.

Aamiin ... makasi mbak 😉🤗

Sama-sama Mbak :)

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63811.18
ETH 2610.29
USDT 1.00
SBD 2.83