Aya Sofia

Penghujung musim dingin tahun ini menjadi kesempatan emas bagi aku dan 2 orang temanku untuk berjalan-berjalan mengunjungi Istanbul. Libur kuliah selama 3 minggu ini pun, kami pergunakan untuk melepaskan penat dengan sebaik-baiknya setelah sebelumnya berperang ria dengan berbagai tugas dan ujian final. Sesampainya di Istanbul, kami langsung menuju hotel yang berada di sekitar Masjid Biru dan Aya Sofia. Kami sengaja memilih daerah tersebut dikarenakan tempatnya yang strategis untuk menjangkau tempat-tempat wisata lainnya.Museum Aya Sofia menjadi destinasi pertama kami. Syukurnya, kami mendapatkan harga spesial untuk masuk ke Museum ini. Hanya dengan membuat kartu museum berstatuskan mahasiswa di Turki, kami membayar 20 Turkish Lira alias setengah harga normal. Mungkin sebagian dari kalian sudah mengetahui sejarah Aya Sofia yang historical sekali ini. Bangunan Aya Sofia awalnya adalah sebuah bangunan gereja termewah milik Kekaisaran Byzantium selama 916 tahun. Pada tahun 1453, bangunan ini berhasil jatuh ke tangan kaum Muslimin setelah Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkan kota Konstantinopel, yaitu kota Istanbul. Lukisan dan simbol gereja ditutup, patung-patung disingkirkan, lalu digantikan dengan hiasan ayat-ayat Al-Quran. Aya Sofia menjadi masjid selama 482 tahun.
Lalu, ketika Turki berubah menjadi Negara Republik, presidennya mengeluarkan perintah agar Aya Sofia diubah menjadi museum. Simbol gereja kembali diperlihatkan hingga berpadulah dua ikon agama di dalam bangunan tersebut hingga saat ini.
Semoga teman-teman yang belum berkunjung ke Aya Sofia dipermudahkan langkahnya.