PuloTravels #3: Menyatu dengan Alam di Kota Jendral, Pagaralam

in #travel7 years ago (edited)

IMG_7392.JPG

Pagaralam dikenal dengan banyak nama, antara lain: “Kota Jendral” dan “Kota Bunga”. Betapa tidak, kota pegunungan yang termasuk wilayah Sumatera Selatan ini, merupakan tempat lahir sejumlah jendral di tanah air, misalnya Komjen Susno Duadji.

Anda ingin tahu siapa lagi jendral yang lahir di kota yang terkenal dengan gunung Dempo ini? Mereka adalah Mayjen TNI Hambali Hanafiah, beliau sangat penting bagi Aceh, sebab pernah menjabat Panglima Kodam Iskandar Muda. Lalu, ada Brigjen TNI Chaidir Serunting Sakti, Brigjen TNI Zamzami Hanafiah. Ketiganya sangat sukses meraih karier di TNI AD.

Siapa lagi? Mayjen TNI Djunaidi Djahri, Brigjen TNI Mikdala Buchori, Letnan Jendral TNI Burhanuddin Amin, Mayjen TNI Hendra Rizal, dan Mayjen Syamsu Rizal. Semua mereka terlahir di Kota Bunga.

IMG_7383.JPG

Nah, kami sekeluarga sangat beruntung dapat berkunjung ke kota yang memiliki kebun teh seluas mata memandang ini. Untuk tiba di kota ini, kami menempuh perjalanan darat sekitar 7 jam dari Kota Palembang. Setelah melewati beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Selatan, kita akan tiba di kota dataran tinggi ini.

Daerah yang kita lewati untuk sampai disana, yaitu Indralaya, Prabumulih, lalu Muara Enim, hingga sampai di Lahat. Kabupaten Lahat menjadi daerah transit, antara kita hendak ke Kabupaten Empat Lawang atau Pagaralam. Bila memilih jalur Empat Lawang, perjalanan dapat dilanjutkan menuju Kota Lubuk Linggau atau Kepahiyang. Saat tiba di Linggau, kita pun dapat memilih jalur ke Bengkulu, Jambi, atau kembali ke Palembang melalui Sekayu.

Tiba di Lahat, kami makan malam di sebuah warung padang. Lalu melanjutkan perjalanan menuju Kota Jendral. Perjalanan ini butuh waktu sekitar 1 jam 30 menit. Dalam gelap gulita malam, kami melawati jalan berliku pegunungan dengan pencahayaan minim. Jalur ini lebih rumit ketimbang jalan Bireuen-Takengon, jalan berliku yang panjang dan sempit, serta sejumlah tanjakan tinggi.

IMG_7363.PNG

Apalagi terdapat sebuah jalur sempit yang diapit gunung karang di sebelah kanan, dan jurang curam yang cukup dalam di sebelah kiri. Betul-betul menguji adrenalin. Kami mengikuti konvoi mobil travel, ini sangat membantu walaupun kami kedodoran di belakang, sebab mereka melaju sangat kencang.

Kami sangat senang begitu melihat dari kejauhan kota Pagaralam yang bercahaya. Akhirnya kami akan ‘mendarat’ di kota bunga ini. Saya memelankan laju Honda Jazz putih yang saya setiri, sebab sebentar lagi kami akan tiba disana, tidak perlu terburu-buru. Sampai di pusat kota, saya bertemu teman seangkatan saya, dr. M. Ikhsan Adi Nugraha, Sp.PD di tempat prakteknya. Kemudian kami berbincang sambil ngopi pada sebuah warkop di dapan kliniknya sekitar 30 menit.

IMG_7387.JPG

IMG_7382.JPG

Setelahya, kami menuju villa terbaik di kawasan wisata Gunung Dempo, yaitu Villa & Hotel Gunung Gare. Pagi harinya, kami menuju tempat singgah tertinggi letaknya di Gunung Dempo, melewati jalan berliku di dalam kebun teh yang sangat luas. Udara pagi begitu segarnya, membuat tubuh ini merasa sangat bertenaga.

IMG_7391.JPG

Pagaralam sangat indah dan asri. Sesuai namanya, kota ini dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo.

IMG_7388.JPG

Setelah menyetir pada jalan berliku-liku, meliuk-liuk di dalam hamparan perkebunan teh, akhirnya kami tiba di tempat persinggahan tertinggi pegunungan ini. Di tempat ini, dulunya menjadi tempat titik tolak olahraga paralayang pada Pekan Olahraga Nasional XVI-2004 (PON XVI-2004).

IMG_7384.JPG

Area ini disebut Jalur Rimau, karena disana terdapat Patung Rimau, maskot PON saat berlangsung di Sumatera Selatan. Dari atas sini, kita dapat melihat Kota Pagaralam di bawah sana, yang sebagiannya tertutupi kabut.

IMG_7390.JPG

IMG_7386.JPG

IMG_7389.JPG

Perjalanan ini kami lakukan pada penghujung tahun 2015 silam. Saya sangat terkesan berkunjung kesini, daerahnya suku Besemah, yang kaya akan sejarah dan peninggalan purbakala.

Satu hal yang membuat saya kaget, adalah mengetahui adanya Desa Aceh di kawasan Pagaralam. Sayangnya agak jauh di luar kota, sehingga kami tidak sempat mengunjungi dusun tersebut. Bila Anda penasaran silahkan cari di google dengan kata kunci “desa aceh pagaralam” atau “dusun aceh pagaralam.

Saya menemukan sebuah berita lama di tribunnews tentang penemuan batu artefak di kebun kopi Pagaralam, dalam berita tersebut, Kepala Disbudpar Kota Pagaralam, Samsul Bahri Burlian mengatakan, “Ini secara tidak langsung legenda tentang adanya 3 jagad di Besemah, yakni jagad Jawa, Besemah, dan Aceh benar adanya.’’ Saya pikir ahli sejarah Aceh dapat melakukan penelitian disana, untuk mengetahui sejauh mana hubungan Aceh dan Besemah, Pagaralam.

Sort:  

Salam sukses buat bg razack pulo

mantap pak
dokto

Makasig bg :-)

Keluarga bahagia, selalu punya waktu untuk bersama... senang deh lihatnya...

Makasih kak :) Soal waktu memang sangat sulit, disempat2in kak.. hehe

Udara sejuk dan segar sepertinya, yaaa...

Berul bang, sangat segar dan sejuk :) Asyik sekali berkunjung kesini...

Seperti di Puncak, yaaa

Very interesting, good post and I like, hopefully the next post better with a more perfect idea. follow me @pojan, Upvote and give a positive comment for me.

https://steemit.com/introduceyourself/@pojan/the-next-introduction-for-me-introduceyourself-2017928t182549442z

Beeautifull travel😍😍 always be happy.

Thank you my friend, :) I appreciate it

Memang betul, Pagar Alam tempat lahirnya tokoh-tokoh penting dari Sumatera Selatan. Luar biasa indahnya Pagar Alam seperti di Cikole, Lembang.

Pak dokter, saya tertarik dengan Desa Aceh. Mohon dilanjutkan ceritanya.

Un cielo espectacular

Untuk postingan selanjutnya dengan tag travel mungkin bisa ditambahkan langsung ke steemitworldmap.. biar pin di peta Indonesia tidak kosong

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 66750.09
ETH 3474.88
USDT 1.00
SBD 2.80