Amor and Its Peaceful Nature - Amor dan Alamnya yang Damai
Hi Steemians...
After pushed repeatedly, it finally got away. And now it's our car turn, luckily our car did not sink in the mud like the pickup car. My son said, "It's similar as in the National Geograpahic Channel program". We thank all who have helped, said good-bye and promised to come back later, when the coffee beans begin to blush. We left Amor with its beautiful and peaceful scenery.[]
Lhoksukon, June 30th, 2018
IND
Hai Steemians...
Malam serasa sangat lama, hingga sinar matahari menerobos di sela-sela dinding papan. Sayapun keluar melihat sekitar. Lokasi rumah ini landai, berada di lembah yang dikelilingi oleh pohon-pohon kopi yang tumbuh rapi di lereng-lereng bukit, di sela-sela pohon kopi ada pohon-pohon petai cina yang lebih tinggi, seperti memayungi pohon-pohon kopi yang rimbun dan dipangkas pendek. Selain itu, pohon-pohon kopi yang masih muda di selingi oleh mulsa-mulsa plastik yang ditanami cabe dan tomat. Bunga-bunga tumbuh dan mekar di pinggir-pinggir jalan dan pekarangan rumah penduduk. Hijau pekat mendominasi sekeliling, mengalirkan rasa damai ke hati para pemandangnya.
Ibu memetik sayuran di belakang rumah dan aku membantu beliau menyiapkan sarapan pagi. Kamipun sarapan dengan menu pucuk labu siam tumis, telur sambal dan ikan asin. Sayur yang baru saja dipetik ini sungguh nikmat. Selesai sarapan kami menyusuri kebun kopi, memetik pokat, cabe dan labu siam. Saat ini kopi sedang berbuah tetapi masih berwarna hijau, baru bisa dipanen sekitar dua bulan lagi dan itu akan berlangsung beberapa bulan.
Di kebun-kebun banyak ditemui pondok-pondok kosong, pondok-pondok ini akan terisi ketika masa panen tiba, karena nanti akan ada pekerja-pekerja dari luar daerah ini yang datang untuk memetik kopi. Sebelum masa panen kopi tiba, penghasilan petani didapat dari hasil panen cabe, tomat, sayur dan buah-buahan. Tidak ada tanah terlantar di sini, semua dimanfaatkan untuk menanam apa saja.
Hari mulai mendung, kami mulai khawatir tidak dapat melewati jalan menanjak dan berlumpur. Kamipun memutuskan untuk segera pulang. Ibu dan beberapa orang tetangga mengantar kami hingga ke Jamur Atu, mereka khawatir mobil kami akan tertahan di lokasi itu. Benar saja, dari jauh sudah terlihat, sebuah mobil pick up sedang berjuang melewati lumpur, beberapa kali ia berusaha naik tapi bannya semakin terbenam. Kami dan beberapa pengendara lain berhenti, membantu mendorong mobil itu hingga melewati jalan ini. Setelah mendorong berulang kali, akhirnya ia bisa lolos. Dan sekarang giliran mobil kami, untunglah mobil kami tidak terbenam di lumpur seperti mobil pick up tadi. Anak laki-laki saya berkata "Ini seperti berada dalam acara National Geograpahic Channel". Kami berterima kasih pada semua yang telah membantu, berpamitan dan berjanji akan kembali nanti, saat biji-biji kopi itu mulai memerah. Kamipun meninggalkan Amor yang berpanorama indah dan penuh kedamaian. []
Lhoksukon, 30 Juni 2018
UPVOTE! https://steemit.com/news/@bible.com/6h36cq
It's becoming a series. Great!
And happy ending :D
seru banget kayaknya ya kak perjalanan menuju rumah mamak...
Seru sih.. cuma ya gitu, agak khawatir juga dengan kondisi jalan seperti itu, berlumpur dan mendaki, di sampingnya jurang, lebih mudah naik motor