Menciptakan Sejarah Gayo dari Pariwisata

Hai Steemians..apa kabar ? Semoga selalu dalam kebaikan, kesehatan dan dalam lindungan Sang Pencipta yang Esa.

Pagi yang indah ini, saya ingin menceritakan tentang pengalaman saya selama berada di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah pada saat idul fitri beberapa waktu lalu. Semoga nantinya tulisan ini bermanfaat baik bagi saya pribadi, pemerintah setempat dan masyarakat Gayo.

Dataran Tinggi Gayo adalah sebuah daerah yang sangat identik dengan perkebunan, agrowisata, hawa sejuk serta potensi wisata yang tinggi. Beberapa tahun terakhir Gayo selalu menjadi destinasi wisata para wisatawan dalam negeri dan luar negeri. Fakta ini saya lihat dengan mata kepala sendiri setiap kembali ke Aceh Tengah saat liburan. Bahkan liburan tersebut sering menjadi tidak manis karena banyak bumbu emosi, melelahkan dan kadang tragis.

Terakhir, pada hari raya idul fitri yang lalu, saat itu kami mencoba untuk naik ke Puncak Pantan Terong yang menjadi primadona wisatawan. Menceritakan Pantan Terong dengan keindahan Danau Laut Tawarnya sudah banyak kita ketahui dari beberapa foto, video, review dan informasi lainnya. Namun menceritakan bagaimana perjalanan kesana mungkin tidak banyak cerita. Entahlah, kadang sebagian kita lebih menghargai hasil akhir daripada sebuah proses.

Tahukah kamu ? Bahwa perjalanan menuju Puncak Pantan Terong bisa ditempuh dengan dua arah, pertama dari arah bawah (Kampung Mongal) dengan jarak tempuh singkat kurang lebih 35 menit, kedua dari arah atas (Kampung Sukarami) dengan waktu tempuh kurang lebih 50 menit. Namun kedua arah tersebut tetap saja menyajikan uji adrenalin bagi para pengguna roda 2 dan Roda 4 untuk menaiki tanjakan tanpa henti untuk sampai disana.

Disinilah letak masalahnya, apalagi kalau dikaitkan dengan moment liburan. Kondisi jalan yang kecil, tanjakan yang tiada henti, pengguna jalan yang tidak hati-hati atau ugal-ugalan sering menyebabkan kecelakaan. Apalah arti pemandangan indah kalau kemudian harus di bayar dengan cacat tubuh atau bahkan mati. Secara umum beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh pewisata saat melakukan wisata seperti kehati-hatian, keahlian dalam mengemudi serta kesiapan kendaraan. Sedangkan bagi pemerintah daerah Kabupaten AcehbTengah dan Bener Meriah diharapkan mempersiapkan sarana dan prasarana seperti pelebaran jalan, wahana permainan, sumber daya manusia seperti guide tour dan transportasi umum.

Tidak dapat dipungkiri, kasus kecelakaan yang terjadi selama ini karena kendaraan pribadi terlalu mendominasi. Program jangka pendek adalah Wacana sentralisasi kendaraan pribadi di daerah-daerah tertentu dengan area parkir yang luas dapat dijadikan solusi. Hal ini untuk menghindari berbondong-bondongnya kendaraan pribadi menuju tempat wisata yang umumnya berjalan sempit.
Kecuali memang jalan sudah diperlebar (jangka panjang), maka tentu aturan sentralisasi kendaraan pribadi tidak diperlukan. Bahkan jika jalan sudah memadai, maka dapat dipastikan perekembangan ekonomi di daerah wisata akan meningkat. Pada akhirnya pemerintah kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah akan menuai Pendapat Asli Daerah (PAD) yang signifikan dari sektor wisata.

Perlu diketahui, bahwa cerita dan sejarah kopi dan sayuran serta budaya Gayo sudah tercetak dalam sejarah Gayo itu sendiri. Saatnya kita mencetak sejarah Gayo dari sektor wisata.