Aku dan Literasi

Source

Tulisan singkat ini saya buat dalam rangka menyambut dan memeriahkan indonesiachallenge11 dengan topik Aku dan Hobiku yang diadakan oleh @iaqabrago selaku Kurator Steemit Indonesia, @masriandi sebagai juri dan @donkeypong sebagai sponsor. Dengan berbagai pertimbangan, tulisan ini tidak saya sertakan pada kegiatan tersebut.

---

Saya sudah sangat tertarik dengan dunia literasi, membaca dan menulis sejak lama. Keinginan itu sudah mulai tertanam dalam hati sejak kelas satu SMP, tahun 1984, 33 tahun yang lalu. Sebenarnya kesukaan akan membaca terjadi sejak SD, dimana saat itu ada program pembagian buku-buku cerita ke sekolah-sekolah maka saya sering meminjam dan membacanya.

Karena kesukaan membaca, saya pernah terpilih menjadi salah satu dari tiga anggota tim cerdas cermat untuk mewakili kelas satu pada peringatan Israk Mi’raj di SMP tempat saya belajar. Dan kami wakil dari kelas satu keluar sebagai juara satu, sedangkan kelas tiga juara dua dan kelas dua juara tiga. Ini merupakan momen yang menyenangkan bagi saya.

Saya bertambah tertarik dengan literasi saat mengikuti pesantren kilat, pada bulan ramadhan tahun 1984 ketika duduk di kelas satu SMP. Salah satu pemateri yang dihadirkan saat itu adalah @alchaidar, anak “ingusan” yang baru kelas tiga SMP. Sebelum pemateri naik mimbar, Ustad Azhar, selaku pembawa acara, dengan bangganya memperkenalkan pemateri kepada kami semua bahwa yang bersangkutan adalah orang hebat dimana tulisan-tulisannya sudah banyak diterbitkan di majalah Prisma, majalah ternama saat itu.

Hal lain yang membuat hobi membaca terus meningkat adalah karena terdapat perpustakaan mini yang berisi buku dan majalah-majalah bekas di dekat tempat tinggal saya seperti Tempo, Panji Masyarakat, dan Hidayatullah. Di sanalah saya mulai mengenal tokoh-tokoh nasional seperti Goenawan Muhamad, Leila S. Chudori, Ridwan Saidi, Dawam Raharjo, Amien Rais dan tokoh lainnya. Mereka itu penulis, wartawan, sastrawan dan tokoh besar Indonesia yang selalu muncul dengan ide kreatif.

Source

Di tingkat internasional saya juga sudah mulai mengenal Yasser Arafat dengan PLO-nya di Palestina dan Yitzhak Shamir, Yitzhak Shamir dan Simon Perez di Israel. Ada lagi Presiden Ronald Reagen dari Amerika Serikat yang bersiteru dengan Yuri Andropov dan Mikhail Gorbachev dari Uni Soviet pada perang dingin antara blok barat dan blok timur. Saya juga mulai mengenal presiden Pieter Willem Botha dari Afrika Selatan yang menerapkan politik apartheid dan Nelson Mandela, tokoh pemberontak yang terus membela kaumnya demi persamaan hak antara warga kulit putih dan hitam di Afrika Selatan. Begitu juga dengan Pol Pot, pemimpin Kamboja yang didukung oleh tentara Khmer Merah dalam membunuh lebih dari dua juta warganya, termasuk 100 ribu hingga 500 ribu Muslim Cham dan 20 ribu etnis minoritas Vietnam.

Source

Hobi membaca dan keinginan menulis, khususnya sastra seperti novel, cerpen sampai puisi benar-benar mencapai puncak ketika saya duduk kelas satu SMAN Lhokseumawe (sekarang SMAN 1 Lhokseumawe). Karena di perpustakaan terdapat banyak karya sastra seperti roman dan novel. Roman-roman yang sempat saya baca seperti Siti Nurbaya, Sengsara Membawa, Nikmat, Salah Asuhan, Anak Perawan di Sarang Penyamun, Robohnya Surau Kami, Di Bawah Lindungan Ka’bah. Roman tersebut benar-benar menggiring saya untuk mengambil jurusan Bahasa dan Sastra di SMA. Namun karena jurusan Sastra dan Bahasa dianggap tidak keren dan tidak ada masa depan, maka saya masuk ke jurusan Biologi. Sehingga cita-cita untuk menjadi sastrawan dan penulis menjadi kandas.

Source

Namun di saat kuliah S1 di Unimal, minat menulis dan membaca karya sastra menurun karena buku-buku sastra tidak ada di perpustaan. Untuk memenuhi kehausan, saya membeli majalah Anita Cemerlang, majalah yang berisi cerpen dan cerbung. Itupun saya lakukan saat libur kuliah, karena ada sedikit uang yang dapat saya sisihkan. Ketika menempuh pendidikan pascasarjana, saya berkeinginan menyalurkan kembali hobi menulis untuk saya kirim ke surat kabar, namun itu tidak pernah terjadi.

Jenis bacaan sastra yang saya sukai saat ini seperti Laskas Pelangi dan Maryamah Karpov karya Andrea Hirata. Negeri Lima Menara kayar A Fuadi dan karya-karya penulis lain seperti Asma Nadia dan Habiburrahman El Shirazy. Mereka adalah para penulis hebat Indonesia yang tulisannya enak dibaca.

Source

Keinginan menulis kembali muncul dalam dua tahun terakhir. Saya sudah beberapa kali berdiskusi dengan beberapa pihak untuk membuat blog sendiri, namun tidak pernah terwujud. Kira-kira dua bulan yang lalu, @dsatria memposting beberapa tulisannya pada grup Unimal, dan itu ditulis di steemit.com. Saya tergelitik untuk membaca dan membuat akun. Rupanya cara membuat akun di steemit.com sangat berbeda dengan facebook atau twitter, dua sosmed yang sudah lama saya eksis. Saya baru berhasil membuat akun pada saat bertemu langsung dengan @dsatria ketika ada rapat di Kampus Unimal Reuleut.

Setelah sukses membuat akun maka saya mencoba menulis dengan topik-topik yang saya pahami. Pada setiap posting, saya sering mendapat masukan dari @dsatria dan beliau memberi masukan dengan senang hati. Langkah berikutnya saya juga banyak mendapat masukan dari @teukukemalfasya, @ajyijufridar, @yusrizalhasbi, @abunagaya dan komunitas steemit Unimal dan Aceh Utara.

Semoga hobi menulis saya kali ini benar-benar tersalurkan lewat steemit.com walau sudah terlambat saya.