Sahabat Steemian, seperti yang kita ketahui, bahwa setiap tahun ujian nasional kerap di warnai pro, kontra. Kementerian pendidikan menilai UN penting sebagai tolak ukur pendidikan nasional. Sementara Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), berpendapat sebaliknya. Ujian nasional yang di gelar di seluruh Indonesia, menjadi tes penentu bagi kelulusan siswa. Pro, kontra bergulir mewarnai ujian nasional.

---

![image]()

---

[Source]( www.hibernasi.com/2016/02/pro-kontra-ujian-nasional-yang-selalu.html?m=1)

Bagi siswa, sebagian menilai UN penting, namun tak semua siswa beranggapan sama. Bagi lembaga penjaga kualitas pendidikan di negeri ini, kemudian pendidikan dan kebudayaan, ujian nasional masih di perlukan. UN iadi tolak ukur hasil proses belajar mengajar.

Saya punya pandangan sendiri dalam UN ini. Menurut saya, UN tidak bisa jadi parameter yang tepat untuk menentu kelulusan, kualitas, sekolah, dan syarat masuk perguruan tinggi. Menurut saya, UN sekedar di jadikan pemetaan pendidikan, bukan penentu kelulusan seorang siswa. UN ini udah kayak berhala, udah luar biasa, udah kayak dewa, bisa menjadi multiparameter, dan menurut saya tidak adil.

Dan saya melihat masih banyak ketidak adilan di dunia pendidikan di negeri ini, seperti aspek pendidikan yang belum merata di daerah terpencil. Sehingga hanya sedikit anak bisa mengenyam pendidikan dengan fasilitas tepat. Karena itu ujian nasional tak bisa jadi formula tepat untuk Indonesia.

Pro, kontra UN pun terus bergulir setiap tahun, formula terbaik masih terus di usahakan oleh berbagai pihak. Hingga formula itu di temukan, situasi siswa di negeri ini harus terus berjibaku menghadapi ujian nasional.

---

---

Source

Visi dan misi Sandiago: UN akan dihapus, kalau saya terpilih (Sandiago Uno)

 

Nah, baru-baru ini, wacana ujian nasional akan di hapus, atau di tiadakan. Dan kini sangat di perbincangkan, ada pro dan kontra yang mulai muncul di kalangan masyarakat, dan juga anak-anak didik kita. Jadi mengingat Indonesia yang begitu beragam, artinya beragam dari aspek geografis, ekonomi, sosial, dan budaya. Malah di Indonesia itu tidak berlaku standar tunggal.

Jadi, mesti harus ada beberapa standar, sesuai dengan persoalan-persoalan tadi. Terutama misalnya di Jakarta sajalah. Jakarta itu kalau kita bandingkan antara SMA Negeri, dan SMA Swasta pinggiran, itu tentu tidak sebanding. Sehingga saya kira ini langkah tepat, karena pertama sesuai dengan Undang-Undang nomor 2, 2014. Kan memang menyerahkan pendidikan dasar itu ke pemerintah daerah.

SMK dan SMA, itu ke propinsi. Jadi tidak terdesentralisasi di pusat yang menentukan, atau kementerian pendidikan dan kebudayaan yang menentukan. Tapi bagaimana kemudian propinsi, kabupaten, kota, menentukan standar mereka masing-masing, untuk sekolah yang ada di tempat mereka.

UN ini menjadi momok begitu menakutkan, bagi sebagian siswa. Karena ini 3 tahun sekolah di SMP misalnya, tapi hanya di tentukan dalam 1 hari, atau beberapa mata pelajaran. Itukan sudah tidak layak terjadi, mungkin anda yang sedang mengikuti postingan ini juga tau. Jadi menurut saya, UN ini di tiadakan, hapus ujian nasional.

 

Salam Steemian Indonesia 💫

 

~Keep writing~

 

 

 

 

Salam Sahabat Inspiratif

---

Posted from my blog with SteemPress : http://midiagam.epizy.com/2019/03/18/pro-kontra-ujian-nasional/

---