Angan ke Simeulu Sesaknya Kapal
Jangan sekali-kali kau percaya jadwal yang dipampang di laman daring. Carilah informasi yang lebih akurat dengan bertanya kepada petugas loket.
(html comment removed: more)
Bila tidak, kau akan ditinggal di pelabuhan meski rencanamu sudah kau sempurnakan jauh-jauh hari. Begitulah aturan yang dipakai untuk perjalanan yang masih takluk pada alam.
Dari seminggu lalu, kau sudah rencanakan untuk pergi ke Simeulue, satu kabupaten kepulauan di selatan Aceh. Kau sudah mencari-cari referensi jalur perjalanan baik penerbangan maupun pelayaran. Maka kau putuskan untuk menyeberang ke sana dengan berlayar saja, menimbang duitmu yang tidak berlebihan.
Sabtu malam, jadwal yang sudah kau mantapkan untuk menyeberang dari pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan. Tiba-tiba kau mendapat kabar tidak ada jadwal kapal yang menuju Sinabang malam itu, tapi malam besoknya. Beruntung kau belum tiba di Labuhan Haji malam itu, lalu kau memilih untuk menginap di Blangpide, ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya, yang hanya tiga puluh menit tempo ke Labuhan Haji.
Kau memilih menginap di Blangpidie karena pilihan penginapan yang lebih variatif dibandingkan Labuhan Haji. Dari losmen murah dengan kamar mandi di luar dan kau harus bawa handuk sendiri, sampai hotel yang menyiapkan segalanya untukmu, bahkan sampai air panas untuk mandimu.
Lagi pula kau harus berjaga-jaga agar keterangan keberangkatan kapal tidak lagi keliru. Dengan cuaca yang berubah-ubah, kau harus bersiap untuk berangkat ketika tahu kapal mungkin akan berlayar lebih cepat dari waktu biasanya.
Maka kau pun berangkat dari Blangpidie sejak matahari condong ke barat. Dalam anganmu, mungkin kapal yang seharusnya lepas sauh jam sepuluh malam akan sedikit dipercepat karena penumpang membludak, menunggu sedari malam.
Penumpang KMP Teluk Sinabang membludak
Sesungguhnyalah, hanya dalam pelayaran kau mendapat jadwal keberangkatan dipercepat, dalam penerbangan kau malah sering mendapat jadwal yang diperlambat atau bahkan ditunda. Biar sedikit keren maka orang-orang keenakan berujar delay, bahkan ada meskapai yang menggunakan slogan "delay adalah kami" sehingga bila ia berangkat tepat waktu akan menjadi sedikit ajaib.
Benar saja, kau dapatkan jawaban petugas loket bahwa kapal akan berlayar jam enam tepat. Kau tiba di loket pembelian karcis belum jam lima sore, sibuk berleha-leha di warung kopi di kawasan pelabuhan. Kau bergegas ke loket karena melihat mobil-mobil sudah memasuki lumbung kapal.
Kau tidak langsung naik ke kapal karena melihat lumbung kapal yang masih lowong, masih banyak mobil dan truk yang antri di haluan pelabuhan. Maka kau sedikit bersantai. Menjelang jam enam kau memasuki kapal. Masih lima belas menit lagi, pikirmu.
Dan kau masuk bersamaan dengan sepeda motor penumpang lain. Tapi kau heran karena banyal penumpang yang berdiri di tangga kapal. Kau menjadi lebih heran karena kapal sudah disesaki tikar-tikar penumpang. Berjalan kaki di sela-sela tikar dan penumpang, kau pun naik lagi ke geladak atas.
Penumpang feri dari Labuhan Haji ke Sinabang
Di geladak pun penuh sesak oleh tikar dan penumpang yang masih duduk-duduk menanti kapal bergerak. Akhirnya kau mendapat satu lapak lowong di dekat knalpot. Dan kau tidak punya tikar, terpaksa kau menyewa matras busa tipis dari awak kapal. Dua puluh ribu. Mahal, tapi tak apalah bisa sedikit lebih empuk daripada harus rebah di atas lantai baja selama delapan sampai sembilan jam.
Menunggu dan menunggu, kapal lepas sauh hampir jam tujuh malam. Kurang sepuluh lima belas menit lah. Akhirnya jadi juga kau menyeberang ke Sinabang, sementara ada kawan-kawanmu tiba di pelabuhan tepat setelah kapal angkat sauh. Kau harus bertanya pada kawanmu, jadwal mana yang kau yakini?
KMP Teluk Sinabang berangkat dari Pelabuhan Labuhan Haji. Foto dari @sukajalan
Menyeberang ke pulau Simeulue dengan feri, kau bisa menikmati bintang-bintang dan bulan (bila ada). Kau cukup telentang di geladak kapal, tengadah ke langit, bahkan kau bisa melihat bintang yang lebih rendah dari tempatmu (bila) berdiri.
Ingatlah Tuhanmu, yang menciptakanmu dan alam ini. Ayunan ombak akan meninabobokanmu jika kau ingin lelap.
Itu jika cuaca bersahabat dan langit tersenyum cerah. Bila tidak, tentu saja kapal tidak berlayar karena lepas tidaknya sauh kapal tidak lepas dari prakiraan cuaca Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika.
Bila kapal tidak berlayar satu malam maka bersiaplah untuk berdesakan di malam berikutnya. Penumpang membludak akan membuat makan popmie di kafetaria sambil berdiri atau kau harus melangkahi kepala-kepala orang hanya untuk ke kamar mandi.*
Posted from my blog with SteemPress : http://gepe.my.id/2018/07/15/angan-ke-simeulu-sesaknya-kapal/
Simeulue tu memang susah, kalau cuaca jelek maka dia langsung terisolasi.
sayang that si kau njan... khak
Leubeh sayang kawannya lom..
Congratulations @iamgepe! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - The results, the winners and the prizes
Congratulations @iamgepe! You have received a personal award!
1 Year on Steemit
Click on the badge to view your Board of Honor.
Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - The results, the winners and the prizes
Congratulations @iamgepe! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!