Cerpen : Dunia Kawanku Mukidi

in #steempress6 years ago


Baik, akhirnya saya merasa perlu menceritakan tentang mukidi. Shhhhhh, jangan keras-keras bacanya. Nanti Mukidi bisa dengar kalau kita sedang berbicara tentangnya. Dia bisa marah sekali kalau dia tahu. Ini rahasia loo. Jangan sampai orang lain tahu selain kita. Cukup kita saja yang tahu. Ahhhhh terlalu banyak basa basinya. Kapan ceritanya ya?

Okay, sebelumnya kalian pernah dengan nama Mukidi? Hmmm, pasti belum ken?? Kalian benar, nama yang anek sekali. Nama yang aneh satu kecamatan. Eh bahkan mungkin satu provinsi. Bisa jadi juga satu Negara. Bayangkan Indonesia mempunyai 34 Provinsi dengan populasi sekitar 255.461.700 jiwa. Barangkali kalian tidak akan menumkan nama serupa.

Ehhh, tapi kita tidak berbicara tentang namanya. Namun, kita akan bercerita tentang keanehan sikapnya, cara berpikirnya dan keanehan-keanehan lainnya. Kalian pasti penasaran kenapa saya mengatakan aneh sekali sikapnya bukan? Baiklah, tanpa perlu banyak basa basi akan saya ceritakan sekarang.

Ohhhh sebentar, jika besok lusa kalian mendapatkan nama seseorang Mukidi, itu lain dengan Mukidi yang saya akan ceritakan ini. Mukidi ini adalah teman sepermainan dan sekelas dengan saya dan kawan-kawan lainnya ketika kecil dulu.Yang sekarang siapa sich yang tidak mengenal dia. Setiap kali diliris orang-orang terkaya di Indonesia. Dialah satu-satunya terus berada di posisi paling puncak selama 5 tahun terakhir.

Hmmm,Dulu ketika kami masih kecil dia sering bercerita banyak hal. Ide-ide cemerlang. Rencana-rencana hebat akan masa depan. Satu dua akan sangat masuk akal. Satu dua lainnya akan sangat membingungkan dan banyak juga dari idenya tergolong jenius. Beneran dech, kalau saja kalian tidak benar-benar mengenalnya. Kalian akan mengatakan anak ini aneh sekali di waktu itu. Namun, sekarang semua orang mengagung-agungkan namanya dan menganggapkan anak yang jenius.

Dulu, di suatu ketika di suatu senja sudah menjadi kebiasaan kami anak-anak desa “Harapan Masa Depan” setelah pulang dari pengajian di menasah untuk bermain bola bersama di sawah tidak jauh dari desa kami. Sawah tersebut kami jadikan lapangan bola setiap kali musim panen padi usai. Berhubung di desa kami tidak ada kebun yang kosong untuk kami jadikan lapangan bola. Maka sudah pasti sawah satu-satunya solusi untuk menyalurkan hobi kami ini. Meskiya, kaki harus rela terluka atau lecet-lecet sesuai bermain bola. Maklum saja, sawah yang di jadikan untuk menanam padi akan meninggalkan tanah yang tak datar dan semakin diperparah dengan datangnya musim kemarau membuat celah-celah di banyak sisi. Ini lah yang membuat kaki kami terluka.

Namun, di hari itu hujan yang begitu deras disertai petir membuat kami harus segera mengakhiri permainan kami. Meski biasanya hujan tak akan menjadi pengahalang untuk kami larut dalam keseruan bersama teman-teman dalam permainan yang mendunia ini. Bahkan hujan biasanya menawarkan keseruan tambahan di dalam permainan bola.

Bemain bola sambil bermain lumpur hingga di akhir permainan setiap kami akan dimarahi oleh orang tua masing. Seluruh tubuh kami dipenuhi lumpur hingga jika kalian menjumpai kami di saat itu. Kalian akan kesulitan untuk mengenali setiap kami.


Source

Kami pun berlari ke sebuah bale yang terletak di pinggir sawah untuk melindungi diri dari sambaran petir yang bisa saja sewaktu-waktu kami menjadi sasaran. Kami pun bergegas naik ke atas bale tersebut. Berniat untuk segera pulang namun apalah daya petir membuat kami mengurungkan niat tersebut.

Setelah sekitar 30 menit berlalu hujan pun belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Sebenarnya bukan hujan yang membuat kami takut pulang toh memang kami sudah bermandian hujan sebelum petir membuat kami menyudahi permainan kami hingga berlarian ke bale ini tapi si petirlah yang membuat kami khawatir. Apalagi akhir-akhir ini semakin banyak berita tentang orang disambar, petir. Ada yang bilang karena sinyal Smartphone yang lupa mereka matikan ketika hujan membuat mereka tersambar petir.

Tapi, entahlah kami mana tahu hal-hal demikian. Kami saja masih Sekolah Dasar kelas 5. Meski petir saat ini sudahmulai mereda kami masih tidak berani mencoba-coba sok berani karena sekali saja petir benar-benar menyambar maka berakhirlah hidup di dunia ini.

“Kalian tahu tidak?” Mukidi membuka pertanyaan barang kali untuk menghilangkan kebosanan kami dalam menunggu.

Sontak saja pertanyaan Mukidi menarik perhatian kami semua.

“Tahu apa?” tanya Mustafa untuk memperjelas pertanyaan Mukidi

“Nah, karena saya gak tahu makanya bertanya kepada kalian, kalian tahu tidak?” balas si Mukidi sambil nyengir tanpa merasa berdosa dengan ketidak jelasan candaanya.

Mukidi memang demikian tingkahnya suka bercanda tidak jelas. Meski tingkah tersebut membuat kami sering jengkel denganya karena sering menarik perhatian kami dengan pertanyaannya namun malah bertanya balik.

“Ehhhh kalau kalian memiliki banyak uang misal 5 Milyar. Apa yang akan kalian lakukan?” lanjut si Mukidi yang kali ini malah bertanya hal yang tak pernah kami bayangkan apalagi terpikirkan.

“Ahahahaha.” Kami semua tertawa dengan pertanyaan aneh ini.

“Ehh Mukidi kita itu anak desa. Orang tua kita sehari-hari hanya kesawah dan sawahnya pun milik orang. Orang tua kita hanya di kasih kesempatan untuk bercocok tanam di mana nanti setelah panen kita bagi hasil dengan si pemilik tanah. Mana mungkin kita bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Bisa makan saja setiap hari itu sudah bersyukur Alhamdulillah. Ada-ada saja kamu Mukidi.” Mustafa mengomentari.

Tapi, bisa saja ken suatu hari entah nasib dari mana membawa kita memiliki uang sebanyak itu. Mukidi mencoba untuk berargumentasi demi mempertahankan pertanyaannya.

Ahh saja tidak mau menjawab pertanyaan aneh seperti itu. Mustafa pun bersikekeh dengan pendiriannya.

Kalau saya akan membeli tanah yang sangat luas kemudian tanah itu akan saya jadikan lapangan bola sehingga kaki kita tidak lagi teluka setiap kali bermain bola karena kita tidak lagi bermain di sawah tapi di lapangan saya nanti. Tenang-tenang. Saya tidak menyuruh kalian bayar agar bisa bermain di lapangan saya karena kita ken kawan? Jawabku sambil senyum dan bergaya seakan-akan lapangan tersebut sudah saya miliki.

Kalau kamu Mustafa? Tanya si Mukidi

Kalau kamu sendiri Mukidi? Mustafa balik bertanya

Kalo saya? Saya mau hmmmm uang itu beneran ada. Ahahaha. Balas Mukidi

Lagi-lagi Mukidi membuat kami semakin jengkel dengan keanehan cara bercandanya ini. Dasar anak aneh. Ketika kami sudah tak lagi mau serius menanggapi apa yang Mukidi tanya. Tiba-tiba saja Mukidi menjawab pertanya tadi dengan jawaban yang paling aneh yang pernah kami dengar yang membuatnya semakin aneh di mata kami kawan-kawan kelasnya.


Source

Jika kebanyakan orang dewasa ketika memiliki uang Rp. 5 Milyar, apa yang akan mereka lakukan? Hayooo??? Tepat sekali seperti yang kalian pikirkan. Satu dua akan membeli mobil, akan membeli rumah, ganti smartphone, laptop atau jalan-jalan keluar negeri. Kapan lagi ya kan?? Tapi apakah Mukidi akan seperti itu?? Nahhhh, itulah yang saya katakan sedikit aneh ini kawan. Kamu bisa tebak kira-kira jika memiliki uang sebanyak itu, apa yang akan dia kerjakan?? Beli Rumah?? Kagak, Beli mobil? Ogah, Ganti smartphone? Apalagi. Lahhh, jadi mau dikemanakan itu uang?? Mau di simpan biar besok lusa melahikan banyak uang lainnya?? Ahahaha Emang pohon?? Besok lusa kita bisa petik buahnya? Jadi di kemanakan uangnya? Di sumbang? Juga bukan. Tros?? Nahhh ini sekali lagi yang membuat saya katakan ini orang aneh sekali. Jika sebagian orang melakukan hal-hal di atas. Tapi, tidak bagi dia. Kalian tahu apa yang pernah dia sampaikan kepada kami? Dia mengatakan dia akan membangun masa depan. Dia akan mengubah peradaban. Wawwwww. Situ emang siapa, ingin mengubah peradaban segala??? Sama, saya juga seperti itu ketika mendengarnya berkata demikian dulu.Tapi, sekarang dia membuktikan semuanya.

Setelah hujan reda dan petir pun berhenti di hari itu. Kami pun pulang kerumah masing-masing. Namun, ada satu hal yang terus membuat saya bertanya-tanya sesampai di rumah. Jawaban Mukidi yang mengatakan bahwa dia akan mengubah peradaban. Bagaimana caranya? Mana mungkin anak dari pelosok desa yang kumuh hari-hari ke sawah ingin mengubah peradaban? Pertanyaan itulah yang terus muncul dipikiran saya.

Akhirnya saya mengerti maksud dia setelah mendapat penjelasan darinya. Beginilah penejalasannya. Sebuah peradaban berubah karena ilmu pengetahuan, pengetahuan di hasilkan dari imajinasi. Imajinasi mengantarkan manusia menciptakan sesuatu yang tak pernah ada dulunya menjadi ada. Kekita adanya ciptaan tersebut maka berubahlah gaya hidup manusia itu. Setelah gaya hidup berubah maka di sanalah peradabanpun berubah. Dari mana memulainya? Dari “Iqra (Membaca)” Membaca sesuatu yang sudah ada dan membaca sesuatu yang belum ada dengan kata lain berimajinasi. Imajinasi manusia akan terus berkembang jika dia rajin membaca. Sekali lagi Membaca sesuatu yang ada dan membaca sesuatu yang belum ada. Maka, jika saya memiliki uang Rp. 5 Milyar saya akan membangun sebuah perpustakaan yang di dalamnya di penuhi buku-buku. Buku fiksi dan non-fiksi.

Emang apa beda dengan perpustakan umumnya?? Ini benar-benar berbeda katanya. Perpustakaan ini di dalamnya terdapat warung kopi. Jadi, orang bisa membaca banyak buku dengan santai sambil ngopi. Jika kebanyakan orang kewarung kopi untuk menikmati wifi, nongkrong, berdiskusi. Nah, ini berbeda bener bukan? Selanjutnya terdapat kolam ikan besar yang berlantai kaca. Kursi-kursi berderetan di atas kolam tersebut. Kita bisa membaca santai sambil sesekali melihat ikan-ikan di bawah kaki kita. Juga terdapat taman di komplek perpustakaan tersebut. Maka, jika saat ini membaca adalah sesuatu yang membosankan dengan konsep perpustakaan ini, membaca menjadi sesuatu yang menyenangkan bahkan bisa membuat candu sebagian orang. Karena buku juga bisa membuat kita candu. Tegasnya. Inilah yang membuat Mukidi seperti sekarang ini. Kawan kecil yang Aneh. Bukan hanya namanya namun juga sifat dan cara berfikirnya.

Sebenarnya bukan cuma hal seperti di atas yang membuat saya mengatakan kawan saya satu ini tingkahnya aneh-aneh. Masih banyak lagi cerita-cerita anehnya. Tapi, lain kesempatan saya akan bercerita lagi. Shhhhhhh, jangan kecang-kencang bacanya. Nanti, Mukidi bisa tahu kalau kita sedang berbicara tentangnya.

- Alfisy0107


Posted from my blog with Steempresshttps://asrusteem.000webhostapp.com/2018/09/cerpen-dunia-kawanku-mukidi

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63877.55
ETH 3143.56
USDT 1.00
SBD 3.97