It's Time for Steemians to Step on the Earth Again | Saatnya Steemians Kembali Menginjak Bumi |

in #steemit6 years ago (edited)



We made a small meetup in Pojok Steemit on the grounds of Taman Ismail Marzuki, Jakarta, on Saturday 25 August 2018 without the need for special planning. I made a deal with @zaimrofiqi to study with poets from Jakarta about a new platform that gave cryptocurrency in vain. I passed several stages with conversations via Whatapps. But for me who is somewhat of a technology stutter, there must be direct guidance. This is the same as when processing byteball airdrop which is guided by phone by @dodybireuen but eventually, it must get a direct guide from @safwaninisam.

I arrived a little late at Taman Ismail Marzuki (TIM). Throughout the afternoon, I was there to take the children to watch Indonesian films at XXI. So, returning from TIM I returned to TIM. There are already authors @musismail, @willyana, @blogiwank, and @apilopoly. They do look like a solid small team.

We utilize the small and short meetup to discuss many things about Steemit and its future development. There was a sluggishness that struck for several reasons, especially the decline in the prices of Steem and Steem Dollar, but some people continued to struggle in Steemit as usual. Someone came, someone left. Some are affected by cryptocurrency prices, some do not care at all. Some were influenced by the spirit of another Steemian who came down, some of which even made the spirit of other Steemians keep burning. Various characters in Steemit, and that is the dynamics.

According to @musismail, some Steemians got the wrong input when they considered Steemit as a field of solely seeking money. If motivation is only money, the spirit breaks easily when the price of Steem and SBD falls or gets a low vote. They became indifferent to other potentials they could develop in Steemit. "Now, it's time for the Steemians to step on the earth again. Steemit is not a wealth-seeking platform. Just return to the initial function as a blog, "said @musismail.

Steemit can also be used as a place to look for wealth when you have invested for a long time—of course, here is added by working hard and working smart to synergize Steemit with other cryptocurrency trading. Even if it's not rich, it can at least be a source of income. Some Steemians abroad have proven it.

The lethargy that engulfs the planet Steemit is now a momentum to re-step on the earth, correcting the wrong motivation to make it last longer, whatever the situation is. Nothing forces us to be sick in Steemit, even though to be successful in any field, we must be willing to accept unpleasant parts. No pain no gain, we've heard it often. If you have the right motivation, we are not easily shaken when turbulence occurs and when there are bad influences.

For me, Steemit is still the main choice platform for developing the ability to write, record and store ideas, record life's journey that is useful for oneself, family, gratitude for people, as a platform for building and strengthening networks, as a platform for learning about trade cryptocurrency and blockchain, and many more as I mentioned in the post eight months ago below:

https://steemit.com/indonesia/@ayijufridar/steemit-di-hatiku-sembilan-berlian-di-samudra-steemit-or-20171225t223334748z?sort=author_reputation

The situation will continue to change. Taste and technology change, but principles and ideology remain the same. Technological advances to make life easier, not to change principles.[]


Meetup_01.jpg
Saya sedang mendapatkan coaching dari @zaimrofiqi di pelataran Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu 25 Agustus 2018. Foto: @musismail.




Saatnya Steemians Kembali Menginjak Bumi

Tanpa perlu perencanaan khusus, kami membuat meetup kecil di Pojok Steemit di pelataran Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Sabtu 25 Agustus 2018 lalu. Saya membuat kesepakatan dengan @zaimrofiqi untuk belajar kepada penyair dari Jakarta itu tentang platform baru yang memberi cryptocurrency secara percuma. Beberapa tahapan sudah saya lewati dengan percakapan via Whatsapp. Tapi bagi saya yang agak gagap teknologi, harus ada panduan secara langsung. Ini sama seperti ketika memproses byteball airdrop yang dipandu via telepon oleh @dodybireuen tetapi akhirnya harus mendapat panduan langsung dari @safwaninisam.

Saya agak terlambat tiba di Taman Ismail Marzuki (TIM). Sepanjang siang, saya berada di sana untuk mengantar anak-anak menonton film Indonesia di XXI. Jadi, pulang dari TIM saya kembali lagi ke TIM. Di sana sudah ada penulis @musismail, @willyana, @blogiwank, dan @apilopoly. Mereka memang terlihat seperti tim kecil yang solid.

Kami memanfaatkan meetup kecil dan singkat itu untuk mendiskusikan banyak hal tentang Steemit dan perkembangannya ke depan. Ada kelesuan yang melanda karena beberapa alasan terutama turunnya harga Steem dan Steem Dollar, tetapi beberapa orang tetap melanjutkan pergumulan di Steemit seperti biasa. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang terpengaruh dengan harga cryptocurrency, ada yang tidak peduli sama sekali. Ada yang terpengaruh dengan semangat Steemian lain yang turun, ada yang malah membuat semangat Steemian lain tetap berkobar. Bermacam-macam karakter orang di Steemit, dan itu adalah dinamika.

Menurut @musismail, beberapa Steemian mendapat masukan salah ketika menganggap Steemit sebagai ladang mencari uang semata. Kalau motivasi hanya uang saja, semangat mudah patah ketika harga Steem dan SBD jatuh atau mendapatkan vote rendah. Mereka menjadi abai terhadap potensi lain yang bisa mereka kembangkan di Steemit. “Kini, saatnya Steemians kembali menginjak bumi. Steemit bukan platform mencari kekayaan. Kembalikan saja ke fungsi awal sebagai blog,” kata @musismail.

Tentu saja Steemit bisa juga dijadikan tempat mencari kekayaan ketika sudah berinvestasi sejak lama di sini ditambah dengan bekerja keras dan bekerja cerdas untuk mensinergikan Steemit dengan perdagangan cryptocurrency lainnya. Kalau pun tidak kaya, minimal bisa menjadi sumber penghasilan. Beberapa Steemians di luar negeri sudah membuktikannya.

Kelesuan yang melanda planet Steemit saat ini menjadi momentum untuk kembali menginjak bumi, memperbaiki motivasi yang salah agar lebih bisa bertahan lama, apa pun situasi yang ada. Tidak ada yang memaksa kita untuk bersakit-sakit di Steemit, meski untuk sukses di bidang mana pun, kita harus rela menerima bagian-bagian yang tidak menyenangkan. No pain no gain, itu sudah sering kita dengar. Kalau sudah memiliki motivasi yang benar, kita tidak mudah goyah ketika terjadi turbulensi dan ketika ada yang pengaruh-pengaruh buruk.

Bagi saya, Steemit masih tetap platform pilihan utama untuk mengembangkan kemampuan menulis, mencatat dan menyimpan ide, mencatat perjalanan hidup yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, syukur-syukur bagi orang, sebagai platform untuk membangun dan memperkuat jaringan, sebagai platform untuk belajar tentang perdagangan cryptocurrency dan blockchain, dan masih banyak lagi sebagaimana yang pernah saya sebutkan dalam postingan delapan bulan lalu di bawah ini:

https://steemit.com/indonesia/@ayijufridar/steemit-di-hatiku-sembilan-berlian-di-samudra-steemit-or-20171225t223334748z?sort=author_reputation

Situasi akan terus berubah. Selera dan teknologi berubah, tetapi prinsip dan ideologi tetap sama. Kemajuan teknologi untuk mempermudah hidup, bukan untuk mengubah prinsip.[]


Meetup Jakarta_03.jpg
Kenangan meetup bersama Steemians di Cangkir Sembilan, Jakarta, pada Maret 2018 lalu.

Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

That looks like a very productive meeting.

If motivation is only money, the spirit breaks easily when the price of Steem and SBD falls or gets a low vote. They became indifferent to other potentials they could develop in Steemit.

I think this is the right approach. From an educational standpoint, Steemit has become an amazing source for students of all levels.
I work with literature and sometimes i had problems getting my students (EFL) contemporary samples of good literature in English. I have discovered here an amazing source of that kind of text.
Steemit has allowed talented writers, who would be unknown otherwise, to come out and offer their work to the public.
And the good thing, as far as i know, is that the info remains here. Some sites delete information or after some times, files are damaged or corrupted.
In any case, the monetization of people's talents is a plus.

Learning English is also one of the benefits that I got in Steemit. I made a lot of mistakes in English, there are always other Steemians who correcting it.

I also get many other benefits from Steemit. About money, I think that I will follow it after we give a lot in Steemit. Thanks so much @hlezama.

Semoga saja agar kita semua menjadi steemians yang cerdas bang @ayijufridar

Banyak manfaat lain yang kita dapatkan dari Steemit. Bagi saya sendiri, Steemit adalah tempat untuk melatih kemampuan menulis.

Steemit pantas disebut untuk mengembangkan kemampuan, bagi saya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. Yang awalnya dari dulu tidak berani, kini jadi percaya.

Jadi, ya bukan sekadar profit semata

Ketika kita sudah "memberi" banyak di Steemit, insya Allah akan mendapatkan banyak juga. Para blogger dan youtubers yang sudah mendapatkan banyak uang juga memberikan nasihat serupa. Mereka mencintai hobi dan materi akan mengikuti.

Bagi saya, Steemit masih tetap platform pilihan utama untuk mengembangkan kemampuan menulis, mencatat dan menyimpan ide, mencatat perjalanan hidup yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, syukur-syukur bagi orang,

setuju, saya juga menempatkan steemit untuk sarana menulis agar lebih terasah

Betul @azwarrangkuti. Dengan demikian kita tak terlalu terpengaruh dengan harga kripto sebab mendapatkan manfaat lain dari blog.

Angkat kaki, injak bumi, baca bismillah bang :D

Kalau hentak-hentak bumi laen lom nyan @dilimunanzar.

Ha ha ha ha..

Pertemuan yang asyik dan menyenangkan, Mas @ayijufridar... Legit...😁
Semoga membawa kebaikan bagi kita semua...

Salam sukses...☕❤

Terima kasih atas ilmunya Bro @zaimrofiqi. Masih ada satu langkah lagi yang belum saya lakukan, yakni mengirimkan alamat euthereum, karena tidak bisa menggunakan alamat yang di Indodax. Jadi, harus dibimbing lagi neh. Hehehehe....

Memang yang berliterasi selalu saja menggelora semangatnya untuk menulis, jadi ikut semangat juga sebagai pemula

Posted using Partiko Android

Para penulis hebat, baik di Indonesia atau belahan bumi mana pun, pada awalnya ada penulis pemula.

Selamat! Posting anda masuk peringkat 3 kategori Tulisan Dengan Upvote Terbanyak, di 10 Besar Tulisan Hari Ini di https://steemit.com/peringkat/@puncakbukit/10-besar-tulisan-hari-ini-selasa-4-september-2018 ..

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 68960.63
ETH 3804.34
USDT 1.00
SBD 3.70