Membayangkan masa depan bumi ini berada di tangan para penduduknya yang memiliki sikap jujur dan rendah hati sungguh merupakan angan kita semua. Betapa tidak, karena hanya dengan prinsip itulah kedamaian di muka bumi ini akan tercipta.

Bukan lagi sebuah rahasia, bahwa di zaman yang serba materialistis seperti sekarang ini, kejujuran sudah menjadi barang langka. Orang pintar, cantik atau tampan tentu banyak berserakan dimana-mana, tapi tidak dengan orang jujur.

Padahal sekitar 1.430 tahun yang lalu, sang Pencipta Bumi ini telah memberikan satu contoh kepada ummat manusia terkait hal tersebut, manakala diutusnya seorang suri tauladan dari sebuah kejujuran, yaitu Baginda Rasul Muhammad S.A.W, sesuatu yang kemudian diimani oleh hampir separuh penduduk bumi ini, selaku penganut agama Islam.

Nabi Muhammad yang bergelar Al-Amin, yang berarti dapat dipercaya (jujur), dengan sikap jujurnya itu telah membuat beliau sukses mendakwahkan ajaran Islam ke seluruh penjuru bumi. Orang-orang Arab Jahiliyah waktu itu terketuk hatinya tidak lain karena melihat kejujuran Nabi Muhammad, yang selama hidupnya tidak pernah berdusta dan ingkar janji.

Tapi hari ini, keteladanan seperti itu sudah sangat susah didapat, baik di kalangan pemimpin hingga rakyat jelata. Bukan saja di kalangan buta huruf, bahkan dari kalangan terpelajar pun rata-rata sudah banyak yang berdusta: Contohnya saja para mahasiswa, yang gemar melakukan plagiat terhadap karya tulis ilmiahnya, saat hendak mengambil gelar sarjana atau gelar akademik lainnya.

Sifat culas kaum terdidik tersebut setidaknya pernah ditulis oleh @teukukemalfasya, seorang dosen antropologi dari Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe di akun steemitnya.

"Setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya", begitu ungkapan para pepatah yang sudah tidak lagi asing di telinga kita. Atau dengan kata lain, Tuhan selalu punya cara tersendiri untuk merobah perilaku hamba-Nya.

Jika dulu keteladanan akan kejujuran ditunjukkan Tuhan melalui keseharian Nabi Muhammad, kini Tuhan pun sepertinya sengaja mengilhamkan kembali hal tersebut melalui tangan dingin seorang manusia lain bernama @ned (Ned Scott), hingga lahirlah sebuah platform bernama Steemit, yang saat ini sudah mulai menghebohkan dunia.

Bukan bermaksud mensejajarkan atara Muhammad S.A.W yang notabene merupakan seorang Rasul dengan Ned Scott yang hanya seorang manusia biasa --karena mereka memang ibarat langit dengan bumi, tapi setidaknya ada kesamaan nilai yang dianut oleh dua sosok ini, yang perlu kita renungkan dan teladani bersama, yaitu KEJUJURAN.

Melalui paltform yang diciptakannya tersebut, @ned ingin menegaskan kembali kepada kita bahwa, kejujuran itu memang sangat bernilai dan oleh karenanya ia pun siap membayarnya dengan harga yang sepadan.

Iya, di Steemit kejujuran memang tidak bisa ditawar-tawar. Bila kita berlaku culas (baca: plagiat) maka melalui robot pintarnya yang bernama @cheetah, steemit akan langsung dapat mendeteksi perilaku terlarang tersebut, lalu secara otomatis akan melakukan down-vote konten yang kita posting disana, sehingga berakibat kepada turunnya rating kita sebagai Steemian (pengguna Steemit).

Bila kegiatan plagiat itu cukup parah atau mencakup keseluruhan konten, tanpa menyebutkan sumber sesuai kaidah yang berlaku di steemit, maka konten kita bukan hanya akan "dicakar" @cheetah, tapi juga akan langsung "ditelan" oleh robot lain bernama @steemcleaner, yang berimplikasi kepada penghapusan (tersembunyinya) konten tersebut dari perambahan publik.

Sementara untuk konten (baik itu artikel maupun foto) yang memiliki kualitas baik, unik dan murni hasil kreasi kita sendiri, maka akan dihargai pula secara layak oleh steemit melalui tangan-tangan para kurator atau pemegang hak suara (voting power), sehingga dompet kita selaku pemilik konten pun akan tebal tak terkira.

Selain sikap jujur, Steemit juga sedang berupaya membentuk sebuah komunitas yang rendah hati. Setidaknya hal inilah yang saat ini tergambarkan pada sikap hampir semua kuratornya di seluruh penjuru dunia, sebut saja misalnya: @good-karma, @fabien, @elear, @reggaemuffin, @sweetsssj, @donkeypong, @kevinwong, @jiahn, @hr1, @killuminatic, @fibra59, @maxse, @aiqabrabo, @levycore, @jumaidafajar, dll.

Orang-orang yang saya sebutkan diatas adalah para pemilik Steem Power yang cukup besar untuk saat ini. Sebagian dari masa depan para minnow (pemula di steemit) berada di tangan mereka. Sebenarnya mereka bisa saja bersikap acuh-tak-acuh atau sombong kepada para pemula seperti saya, sebagaimana lazimnya orang-orang besar yang saat ini hidup bebas diluar sana di seantero bumi ini. 

Tapi itu bukanlah sikap mereka sebagai Steemians. Orang-orang ini tetap rendah hati (low profile) kepada semua, termasuk para pendatang baru di komunitas steemit.

Bahkan, saat ini mereka terus saja mengembangkan berbagai aplikasi, sistem atau robot untuk memudahkan kerja-kerja para steemian. Mereka terus menciptakan proyek-proyek besar, dan yang terpenting gratis untuk membantu para minnow (pemula) agar ratingnya lebih cepat naik dan mendapatkan income di steemit ini. Sungguh merupakan suatu sikap yang sudah sangat langka dan patut diacungi jempol.

Apakah nilai-nilai atau sikap terpuji semacam itu bisa dengan mudah kita dapatkan diluar sana di zaman sekarang, selain di komunitas Steemit ini? Silahkan jawab sendiri...!!!