---

Kesempatan itu tidak akan datang untuk kedua kalinya, begitulah yang tersirat saat ajakan menjadi pendamping paman untuk pengobatan di Penang. Hanya bermodalkan beberapa buah baju saya menjadi pendamping yang semua biaya ditanggung oleh paman.

Selain menjadi pendamping saat pengobatan saya juga saat itu menjadi fotografer dadakan. Anak paman saya sangat senang ketika kemana saja kami pergi, saya memotretnya menggunakan kamera handphone. Saya merasa senang ketika bisa membuat orang lain merasa bahagia.

Terlihat senyuman kebahagiaan dari mereka ketika saya mengambil foto. Senyuman yang dikeluarkan bukanlah sebuah paksaan agar foto terlihat indah, namun sebuah senyuman itu memang curahan hati yang sedang bahagia. Perasaan bahagia itu terlepas saat dokter mengatakan kalau pasien tidak perlu cuci darah, padahal dokter di Aceh sudah menganjurkan pasien untuk melakukan proses cuci darah. Hal inilah yang membuat senyuman itu terlepas karena segala beban yang divonis rupanya setelah pengecekan hanyalah sebuah penyakit yang masih bisa disembuhkan dengan meminum obat yang diberikan secara rutin.

Saya yang mendengar perkataan dari dokter di sana secara langsung pun ikut gembira. Yang paling senang saat itu adalah istri paman saya,karena sejak kedatangan pertama sebelum "medical check up" hal yang sangat ditakutkan dan dikhawatirkan adalah dilakukannya cuci darah. Tapi alhamdulillah hal itu tidak terjadi.

Beberapa foto keluarga yang saya ambil saat berada di Penang dapat dilihat dibawah ini:

---

---

---

---

Bireuen, 23 Oktober 2018

---

Regards

@albertjester

---