"Banyak kesalahan harus berbohong dengan Sampaoli"

Lionel Messi tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah kekalahan 3-0 Argentina dari Kroasia

Argentina berada di ambang pintu keluar Piala Dunia setelah kekalahan 3-0 dari Kroasia. Adam Bate melihat di mana kesalahannya bagi Lionel Messi dan yang lainnya.

Tanda-tanda peringatan yang jelas untuk pemirsa di seluruh dunia ketika kamera menyorot lini pemain Argentina dan mencapai kapten tim. Tangan Lionel Messi ada di kepalanya. Dia tampak tertekan. Seorang pria dibebani oleh beratnya harapan. Jika ada firasat itu lebih dari dibenarkan oleh apa yang harus diikuti.

Argentina sangat buruk dalam kekalahan 3-0 dari Kroasia. Bukan hanya karena mereka bermain buruk, ini adalah tim yang lumpuh oleh rasa takut dan bermain tanpa keyakinan apa yang mereka lakukan. Kesalahan menyedihkan Willy Caballero untuk gol pembuka adalah katalis bagi mereka untuk mengungkap tetapi - seburuk kesalahannya - keruntuhan selalu terasa seperti datang.

Argentina berada di tepi jurang. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, mereka telah memenangkan empat pertandingan tanpa kemenangan. Jika mereka dapat mematahkan serentetan itu melawan Nigeria pada hari Selasa, tim Jorge Sampaoli belum bisa mencapai babak sistem gugur. Tetapi mengingat rakyat jelata yang tidak terorganisir bahwa mereka telah menjadi, rasanya jauh dari tak terelakkan bahwa Sampaoli akan berlangsung selama itu.

Bagaimana bisa jadi seperti ini? Argentina tidak hanya diberkati oleh kehadiran pemain terbesar dalam skuad mereka, tetapi di Sergio Aguero dan Gonzalo Higuain mereka membanggakan dua striker terbaik di dunia. Paulo Dybala adalah bakat khusus juga. Semua berhasil masuk ke lapangan pada Kamis malam tetapi nyaris tidak menciptakan peluang di antara mereka.

Ante Rebic merayakan pembukaan Kroasia dalam kemenangan 3-0 mereka atas Argentina

Banyak kesalahan harus terletak pada Sampaoli. Dia telah memiliki dua belas bulan untuk menyelesaikan formasi dan gaya permainan yang dapat membawa yang terbaik di grup pemain ini. Melawan Kroasia, bahkan struktur pertahanan dasar muncul di luar dirinya dan timnya saat mereka menemukan diri mereka terekspos di sisi kanan sejak awal.

Mungkin suasana hati Messi saat kick-off sebagian dapat dijelaskan oleh rasa tidak nyaman dengan keputusan taktis manajernya. Messi diyakini mendukung empat di sistem belakang yang Sampaoli pergi dengan dalam pertandingan pembukaan melawan Islandia karena ia merasa bahwa formasi 3-5-2 membantahnya ruang di mana ia perlu bekerja.

Meskipun kekecewaan yang menarik di pertandingan pembukaan, Messi berhasil menembakkan 11 tembakan melawan Islandia - masih lebih banyak daripada yang orang lain miliki secara total di Piala Dunia ini. Melawan Kroasia, ia dibatasi hanya satu. Setelah mendapatkan 116 sentuhan bola melawan Islandia, ia berhasil meraihnya hanya 49 kali kali ini.

Jorge Sampaoli mengalami malam untuk melupakan saat Argentina kalah dari Kroasia

Sampaoli mengubah sistem, kembali ke belakang tiga yang Messi telah menyatakan keprihatinan tentang dan yang terkena begitu mengerikan oleh Spanyol dalam kekalahan ramah 6-1 kembali pada bulan Maret. Mungkin dia merasa masuk akal untuk mempercayai nalurinya - untuk mencoba menerapkan permainan menekan yang telah memberinya kesempatan ini di tempat pertama.

Namun, dengan Messi berada di atas lapangan, pemain bintangnya menemukan dirinya bergantung pada layanan yang tidak datang. Kualitas dari dalam tidak ada, terutama mengingat bahwa Ever Banega ditinggalkan di bangku cadangan, dan itu adalah masalah besar. Kadang-kadang, Messi berdiri menunggu untuk menerima umpan-umpan yang sederhana tetapi para pemain tampaknya tidak mempercayai kemampuan mereka untuk mengumpan bola.

Mungkin itu seharusnya tidak mengejutkan. Hanya tiga dari sembilan rekan tim Messi yang bermain di lima liga utama Eropa dan salah satunya adalah Aguero yang melihat lebih sedikit bola daripada kapten. Marcos Acuna, Maximiliano Meza dan Nicolas Tagliafico hanya memiliki segelintir topi di antara mereka dan melihat level di bawah apa yang diperlukan.

Willy Caballero bereaksi setelah kesalahannya membuat Argentina mencetak gol melawan Kroasia

Sampaoli telah menderita karena pengaturannya, tetapi bukan saja ia gagal memberikan struktur yang kohesif, ia tampaknya telah meninggalkan tim dengan kualitas yang pendek juga. Higuain diperkenalkan pada akhirnya tetapi hanya dengan mengorbankan Aguero. Bentuknya tetap sama. Pada saat Dybala terlempar, jelaslah bahwa kemiripan bentuk itu telah ditinggalkan.

Sulit untuk melihat jalan kembali dari sini. Memang, ketika peluit akhir diledakkan, rasanya sudah seperti akhir. Argentina masih bisa tersentak tetapi bisa dengan sedikit harapan dan sementara para pendukung di stadion tampak dalam keadaan shock, jauh di bawah beberapa akan merasa hasil ini telah datang tiba-tiba. Mungkin yang paling mengungkapkan semuanya, begitu juga dengan Messi.