Belajar dari Kurator Steemit: Tetap Konsisten

foto oleh @habilrazali29

Di panggung utama, beberapa orang 'besar' duduk berjejer di kursi. Secara bergantian, mereka berorasi. Di depannya ratusan orang menyimak betul setiap kalimat yang terdengar. Sesekali, mereka bersorak dan bertepuk tangan. Ada pula yang bertakbir saat pidatonya terdengar lantang penuh semangat.

Kita bukan sedang ikut kampanye. Di sebuah siang menuju sore pada Minggu, 18 Maret 2018, ratusan steemian berkumpul di tepi pantai Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh. Mereka tengah menggelar meet up dan pengesahan Komunitas Steemit Indonesia (KSI) Chapter Pidie.

Orang-orang 'besar' di panggung utama adalah kurator Steemit Indonesia dan mereka yang sudah duluan bergabung di media sosial berbasis blokchain.

Misalnya, Reza Fahlevi @levycore, Aiqa Brago @aiqabrago, Abduh Awab @abduhawab, Bahagia Arbi @bahagia-arbi, Ayi Jufridar @ayijufridar, Risman A Rahman @rismanrachman, dan Jodi Pamungkas @jodipamungkas.

Mereka diberikan kesempatan menyampaikan motivasinya kepada seratusan steemian yang hadir di sana. Selain dari Pidie, turut hadir steemian dari Banda Aceh, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, dll. Tujuan mereka untuk menjalin silaturahmi antar pengguna Steemit.

Dalam bincang-bincang dengan saya, orang-orang 'besar' hanya menyebut satu kunci agar bisa sukses di Steemit: konsisten. Kata ini saya dengar dari semua orang 'besar' yang saya tanyakan khusus.

Selain konsisten, ada beberapa dari mereka yang memang menyebut kata kunci lain. Misalnya, saya mendengar Ayi Jufridar menyebut motivasi yang benar untuk memulai aktif di Steemit.

"Untuk apa kita di Steemit? Sebagian besar motivasinya adalah mencari uang. Itu tidak salah, tetapi lebih bagus jangan motivasi cari uang. Karena uang dengan sendirinya datang," kata dia kepada saya.

Menurut mantan wartawan Serambi Indonesia itu, uang akan mengikuti kreativitas. "Passion saya adalah menulis. Jadi saya menggunakan platform Steemit untuk mengekspresikan perasaan, menyampaikan gagasan, ide, bercerita, berbagi kisah dengan steemian yang lain," tutur Ayi.

Dengan begitu, kata Ayi, akan lebih bagus dan membuat seseorang akan lebih bersemangat dalam mengembangkan kreativitasnya di Steemit. "Dan tulisannya jangan asal-asalan," kata dia.

Bahagia Arbi menyebut Steemit merupakan media sosial baru. Oleh karena itu, menurutnya bergabung ke Steemit memiliki peluang yang lebih besar. "Jadi di Steemit, bergabung, berproses. Tidak mungkin besar," kata dia.

Menurut pria asal Bireuen itu, postingan minimal harus ada satu sehari. "Konsisten setiap hari, dan berhubungan dengan teman-teman yang lain, dengan cara membuat komentar, dan kunjungan," kata pemilik akun @bahagia-arbi itu.

Jadi, kata Arbi, dalam Steemit harus ada satu banding sepuluh. "Satu postingan sehari dengan sepuluh komentar di postingan yang lain."

Abduh Awab berpandangan bahwa untuk bergabung ke Steemit jangan berorientasi mencari uang. Menurutnya, jika hanya mengharapkan mendapat uang di Steemit, pasti akan kecewa.

"Kita di Steemit harus bermental baja, dan harus terus membangun jaringan. Jadi untuk menghasilkan uang itu lama, tapi pasti," kata pemilik akun @abduhawab itu. Dia mengaku usai delapan bulan aktif di Steemit, baru mendapatkan uang.

Kurator Steemit Indonesia, Reza Fahlevi mengatakan Steemit merupakan sebuah media sosial yang lebih berguna dibandingkan Facebook, Twitter, dan lainnya.

"Daripada membuang waktu dan kouta di media sosial lain, seperti Instagram, Facebook, lebih bagus di Steemit. Karena jangkauannya lebih luas, yaitu dunia," kata pemilik akun @levycore tersebut.

Selain bisa berkarya, kata Reza, juga akan menghasilkan reward dan mendapatkan penghasilan dari media Steemit.

Kurator game Indonesia, Jodi Pamungkas mengatakan steemian pemula harus lebih konsisten dan terus berusaha. "Jangan mengharapkan reward dulu, yang penting terus berkarya," kata pemilik akun @jodipamungkas itu.

Berikut cuplikan videonya: