Tentang "di" dan "ke" dalam Menulis
Salah satu faktor penting menulis adalah tata bahasa. Tulisan menarik kalau tata bahasa kacau menjadi tidak enak dibaca. Salah satu persoalan yang kerap tampak dalam tulisan adalah kebingungan menggunakan "di" dan "ke". Sering pemakaiannya salah kaprah.
Sebetulnya sederhana saja dalam memahami peletakan "di" dan "ke". Catat baik-baik rumus berikut ini.
Setiap kata yang menunjukkan tempat maka penulisan "di" dan "ke" dipisah. Misal di Jakarta, di Aceh, di Jerman, di luar negeri, di antara Anyer dan Jakarta, dan seterusnya. Untuk ke, misalnya: ke Jakarta, ke Aceh, ke Jerman, ke luar negeri, ke Yogyakarta, dan seterusnya.
Setiap kata yang diikuti kata benda yang menunjukkan tempat atau lokasi maka penulisan "di" dan "ke" dipisah. Misal: di rumah, di pasar, di lemari, di atas meja, di kamar mandi, di jalan, dan seterusnya. Lalu: ke rumah, ke pasar, ke kantor, ke jalan, ke warung, dan seterusnya.
Setiap kata yang diikuti kata yang menunjukkan arah maka penulisan "di" dan "ke" dipisah. Misalnya: di sini, di sana, di mana, di utara, di selatan, di barat, di timur. Lalu: ke sini, ke sana, ke utara, ke selatan, ke timur, ke barat, ke mana, dan seterusnya.
Setiap kata yang menunjukkan kata kerja, maka penulisan "di" disambung dengan kata kerja tersebut. Misalnya: dimakan, diminum, dipukul, ditulis, dihapus, dicintai, dibenci, dicabut, dan seterusnya.
Setiap kata yang menunjukkan bilangan, maka penulisan "ke" disambung dengan kata bilangan tersebut. . Misalnya: kedua, kesepuluh, kedua puluh, keseratus, kesekian, dan seterusnya.
Mudah kan? Nah, sekarang coba periksa kembali tata bahasa tulisan kawan-kawan, apakah sudah benar. Jika masih keliru, silakan dikoreksi.
Depok, 3 Januari 2018
MUSTAFA ISMAIL, penulis dan editor sejumlah buku | musismail.com | @musismail
Enjoy the vote and reward!
Benar-benar jadi ilmu bagi saya pak @musismail. Terima kasih telah berbagi ilmu dengan kami.
Alhamdulillah. Terima kasih sama-sama. Saleuem mulia
Wahh, terimakasih pak, saya akan coba memperbaiki tulisan saya,
Untuk taggar dalam menulis sebaiknya bapak gunakan yang lagi tranding, sehingga tulisan bernas seperti ini dapat dibaca oleh banyak orang pak.
salam dari saya @sadramunawar putra Gayo.
Alhamdulillah jika tulisan sederhana ini bisa menjadi pengingat kita semua. Oh ya, saya coba cek dulu apa yang lagi trending. Makasih ya masukannya. Saya terakhir ke Takengon setahun lalu (November 2016). Salam mulia
Baik pak,
wahh, main lagi ke takengon pak, karena sekarang sudah banyak perubahan disana pak
Insya Allah jika nanti ada kesempatan. Nanti bisa bertemu. Insya Allah. Amin.
Sederhana tapi efeknya luarbiasa, kenyamanan dalam membaca dipengaruhi oleh cara penempatan2 seperti postingan saudara @sadramunawar juga penempatan titik, koma dan lain bisa diperhatikan juga, mari belajar bersama-sama hehehe
Ya. Kekeliruan ejaan dan tanda baca membuat kenyamanan membaca terganggu. Kualitas tulisan bukan hanya dari isi, juga dari sisi tampilan dan keterampilan berbahasa. Salam
Betul sekali bang @musismail maaf sudah menyebutkan nama yang salah di komentar sebelumnya. Cara berbahasa dalam menulis harus sangat diperhatikan agar apa yang ditulis bisa tersampaikan sesuai keinginan. Sepertinya begitu bang @musismail salam hebat bang. Terimakasih atas pembelajarannya dan ditunggu postingan selanjutnya
Satu hal lagi yang kurang diperhatikan oleh sebagian kita: membaca ulang tulisan sebelum diposting. Kita sering habis nulis langsung "Cemplung". Ini sebetulnya berisiko: ada kekeliruan huruf, kata, hingga logika kalimat. Mungkin ini akan jadi topik bahasan selanjutnya nanti. Makasih ya. Salam sukses
Okey bang @musismail dan terimakasih sudah mengingatkan. Mohon bimbingannya bang @musismail.
Sangat bermanfaat saya sering menyambung Dimana disana. Bahamians dengan disaat atau diwaktu? Terimakasih
Yes, yang benar: di mana, di sana. Bagusnya pakai "pada", bukan "di" untuk kasus tersebut. Sehingga ditulis: "pada saat, pada waktu. Pada saat itu, pada waktu itu.
Baik kalau begitu. Terimakasih ilmunya.
Sama-sama. Makasih. Salam
Waalaikum salam
Terimakasih banyak untuk ilmunya. Sederhana namun sangat bermanfaat bagi kami semua
Alhamdulillah jika berguna. Terima kasih dan salam mulia
Luar biasa aduen. Memang sukses di steemit
Lontuan manteng mualaf bak steemit, Andy. Manteng belajar. Manteng le hai yang goh meuphom
Droe neuh senior lon bang. Hana trep ka sukses bak steemit