Terbuang Sia-sia

Ketika darah sudah tidak hangat lagi, nafas sudah berhenti, dan badan terbujur kaku. Hanya mendengarkan isakan tangis tanpa bisa berbicara. Sudah tidak ada fungsi lagi sibibir merah ini, ia terlihat sangat pucat. Sementara masih banyak yang ingin di sampaikan. Ingin mengabarkan bagaimana rasa sakit mati ini pada mereka sanak saudara.

Ingin kembali bersujud mohon ampun padaNya pemilik semesta, tak ingin meninggalkan sholat lagi, ingin memperbanyakkan zikir, ingin memberikan semua yang di miliki untuk mereka yang membutuhkan. Oh ternyata masa sudah meninggalkan nya. Tak ada lagi masa untuk memperbaiki semua. Roh menangis sejadi jadinya dan mereka tidak mendengarkannya.

Inikah penyesalan akhir cucu adam? Tangis yang tidak di dengar, teriakan bagai si bisu tanpa suara.
Adakah jalan untuk kembali? Sungguh itu menjadi dambaan setiap insan. Putus sudah hubungan. Ternyata yang di cari hanya untuk di tinggalkan, rumah mewah hanya memberi kenyamanan di dunia, sementara di kuburan dihimpit oleh tanah, atas bawah kiri dan kanan. Oh suami/istri yang selalu di manjakan, hanya bisa mengantarkan sebatas pusara sahaja. Tidak bisa menemani di alam gelap itu. Semua ditinggalkan.

Hai anakku.. Yang selalu ku manjakan. Roh berkata.. Sungguh ayah sangat menderita. Hai istriku, Hai suamiku.. Yang amat sangat ku cintai aku sangat takut, malam ini dan seterusnya aku tidur di tempat gelap yang penuh rintihan, sementara engkau istriku/suamiku, engkau anakku masih ada masa, gunakan masa itu, jangan sepertiku yang rugi.

Namun sayang, Sungguh di sayang nasihat si roh yang malang tidak bisa di dengar oleh mereka yang masih bernafas. Carilah sebatas yang kita perlu, karena pada masanya kita akan meninggalkan semua, yang kita bawa bersama hanya amal soleh. Beramal lah sebanyak banyaknya sebagai bekal ketika engkau meninggalkan dunia ini.

Sampai jumpa kembali ibu-ibu steemians :)