Harapan Nurul di Sungai Kehidupannya
Sungai Kehidupan Nurul
Salam teman steemians.
Kok bahasannya masih tentang Nurul ya? Apa spesialnya sih anak ini?
Mungkin sebagian pembacaku boleh saja berpikiran begitu, karena postinganku beberapa hari ini selalu membahas tetang kanker dan mengaitkannya dengan anak penderita kanker yang bernama Nurul.
Nurul bukanlah satu-satunya anak yang menderita kanker, masih banyak anak lainnya mempunyai kasus yang sama. Tapi Nurul sepersekian anak yang penuh pecaya diri menghadapi penyakit yang kapan saja bisa merenggut nyawanya.
Baca tentang Cara Nurul Menghadapai Penyakit Kanker Darah
Yang membuat dia menjadi spesial lagi adalah dia melawan penyakitnya ini tanpa didampingi oleh kedua orangtuanya dan sanak keluarganya. Namun Nurul tak pernah bersedih karena dia mempunyai keluarga baru di Rumah Kita (RK).
Penasaran dengan kilas kehidupan Nurul, aku pun mengajaknya untuk menggambar sungai kehidupan. Awalnya sempat ragu apakah dia bisa menggambar seluk beluk kehidupannya, karena secara usia dia masih 9 tahun. Akan tetapi Nurul cukup cerdas dan juga selalu antuisias dalam menggambar.
Hampir dua jam lamanya dia membuat gambar, hingga dia bisa menceritakannya kepadaku, Kak Nuu, dan teman-teman di RK.
Masa Lalu
Nurul mengibaratkan dirinya sebagai sebuah kapal yang berlayar sejak tahun 2009. Di gambar tersebut dia menggambarkan ayah dan ibunya yang berada di seberang sungai darinya. Dia menggambar dirinya berada di samping neneknya, rupanya sejak kecil Nurul diasuh oleh nenek. Mereka tingga di Lhoksemawe.
Dia hidup dalam pengasuhan nenek, sedangkan ibunya pergi ke Malaysia dan mempunyai kehidupan baru bersama keluarga barunya. Begitu pun ayah Nurul tidak tinggal bersama Nurul karena sudah mempunyai keluarga baru. Jarang sekali orangtuanya melihat bagaimana pertumbuhan Nurul bahkan sampai saat ini Nurul belum pernah berjumpa sekali pun dengan ibu kandungnya.
Walau demikian dia masih punya nenek yang sangat menyayanginya dan itu orang yang berpengaruh dalam hidupnya. Dia sangat rajin pergi sekolah apalagi guru kesayangannya Pak Boy pernah mengajaknya jalan-jalan melihat rumah Aceh bersama teman-teman satu kelas.
Namun kebahagian itu lenyap saat neneknya meninggal dunia dan kemudian dia dititipkan ke wawaknya. Kesedihan bertambah lagi ketika dia diagnosa mengalami kanker darah. Lihatlah gambarnya yang beruraikan air mata.
Pihak rumah sakit Cut Meutia menyarankannya untuk ke Banda Aceh melakukan kemoterapi, namun ayahnya tidak memberikan izin karena menurut ayahnya kemoterapi dicolok ke dalam mesin.
Baca juga tentang Benarkah Kemoterapi ‘Dicolok’ ke dalam Mesin?
Akhirnya dia berjumpa dengan Bu Nuu yang membawanya ke Rumah Kita. Tentu sebelumnya Bu Nuu melewati retetan panjang proses lobbyiing bersama keluarga Nurul sampai akhirnya dia bisa dibawa pergi ke Banda Aceh. Tapi sayangnya tidak ada satu pun keluarga yang ikut bersama Nurul untuk menemaninya selama mendapatkan pengobatan.
Di gambar tersebut terdapat dua hati yang dipersembahkan untuk Bu Nuu. Kata Nurul ini tanda cinta dan sayang buat Bu Nuu yang menjadi keluarga dekatnya.
Masa Sekarang
Sekarang Nurul tinggal di Rumah Kita bersama teman-temannya yang lain. Ada Bu Nuu, Kak Zahra, Kak Thara, Dek Fajar, Rizki, dan lainya yang menjadi keluarganya saat ini.
Nurul pun juga rutin menjalani kemoterapi dan saat gambar ini dibuat dia sudah 17 kali kemoterapi. Nurul terus berlayar menjalani kehidupannya.
Masa Depan
Di gambar ini tertuang beberapa harapan Nurul yang ditulis sedemikian rupa hingga jelas tahunnya.
Dalam waktu dekat ini setelah masa perawatan kemoterapi dia ingin pulang ke kampungnya di Lhoksemawe. Dia rindu kempungnya dan ingin sekolah lagi bersama teman-temannya di sana.
Di tahun 2019 nantinya dia ingin pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Om Maman. Rupanya penulis buku yang akrab disapa Kang Maman ini pernah berjumpa dengan Nurul saat bedah bukunya bertepatan dengan launching toko buku Gramedia di Banda Aceh.
Aku melihatkan sekilas gambar Kota Jakarta dengan tugu monas berdiri gagah di dalamnya. Mata Nurul berbinar melihatnya. “Lagak That Jakarta” dia pun begitu terpana melihat kota metropolitan ini.
“Semoga suatu saat Nurul bisa pergi kemari ya” dia pun melanjutkan gambarnya dengan menggambar tugu monas di dalam gambarnya.
Harapan berikutnya ialah dia ingin pergi ke Malaysia untuk berjumpa dengan ibu kandungnya. Tepatnya di tahun 2020 dia akan memeluk ibunya setelah 9 tahun lamanya pelukan itu tak pernah dia dapatkan lagi.
Katika aku memperlihatkan gambar Malaysia dengan twin tower di dalamnya, dia tambah takjub lagi melihat keindahan negara itu. Bahkan dia mengambil smartphone-ku dan melihat dekat-dekat gambar negara Malaysia itu.
“Mamak Nurul tinggal di sini ya?” dia memastikan kepadaku tanpa melepas pandangannya di gambar itu. Kemudian dia manggambarkan twin tower di gambar sungai kehidupannya sambil berharap semoga dia bisa sampai ke negara ini.
Dia juga menggambar Rumah Kita yang cukup besar berharap Rumah Kita bertambaah besar di tahun 2020, jadi bisa menampung banyak anak lagi untuk tinggal di sini. Nurul juga ingin sekolah di Banda Aceh dan tinggal bersama Bu Nu di Rumah Kita.
Di ujung gambarnya Nurul menuliskan “Semoga tercapai impianku. Amin” dan terdapat tanda senyum di dalamnya. Kemudian “Nurul sahabat sejati di RK”.
Melihat gambarnya aku cukup terharu dengan harapannya. Mungkin dia bisa menerima masa lalu walau tak bisa melupakannya. Yang terpenting di sini dia mempunyai keinginan dan harapan yang membuatnya mempunyai alasan untuk terus hidup. Harapan juga yang membuatnya mengalahkan penyakit kenker yang dideritanya.
Kita tidak tahu apakah Nurul bisa mengwujudkan semua harapan itu sebelum semuanya berakhir, karena yang namanya penyakit kanker darah sulit diperidiksi seberapa lama dia bisa bertahan hidup.
Baca juga Harapan Hidup Penderita Leukemia
Akan tetapi kita serahkan semuanya kepada Sang pencipta Alam Semesta ini, karena dia lebih tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Semoga harapan Nurul bisa terwujud sesuai dengan keinginannya.
Inilah yang membuatku begitu spesial menuliskan sosok anak yang berkepala plontos ini. Apalagi tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia yang nantinya juga ada acara plontosan bareng sebagai bentuk solidaritas untuk penderita kanker.
Menurutku para steemian perlu tahu informasi yang berhubungan dengan kanker, makanya tulisanku beberapa hari ini tidak jauh-jauh dari bahasan kanker. Nurul bisa dijadikan icon untuk memotivasi penderita kanker lainnya untuk terus hidup dengan harapan dan jutaan keinginannya.
Semoga para steemian tercerahkan dan mendapatkan pengetahun baru setelah baru membaca tulisan ini.
Yuk besok Minggu, 4 Februari 2018 kita mengikuti acara peringatan Hari Kanker Sedunia di Blangpadang, Banda Aceh.
Inspiring sekali nurul ni. Moga sembuh.. :)
Amin, kalau ada di Banda Aceh, besok datang ya ke Blangpadang
Kedua buah tulisan yelly tentang Nurul saya baca. Mengangkat objek yang sama dalam jangka waktu yang berdekatan, biasanya risakan, bisa membosankan pembaca.
Tapi sebagai penulis, dalam hal ini Yelly piawai dalam mengambil dimensi dari objek yang sama ini. Sehingga kedua tulisan ini memnimbulkan efek emosi yang berbeda bagi pembaca.
Dan tidak terasa bahwa kedua tulisan itu memiliki objek yang sama. Paling tidak itulah yang saya rasakan.
Saya suka membacanya.
Terima kasih kak sudah membacanya. Perlu waktu juga sih untuk membuat tulisan ini supaya tidak menoton dan membosankan seperti yg kk bilang. Tapi dimudahkan dengan aktivitas Nurul yg begitu kreatif sehingga mudah membuat tulisan tentangnya dengan angel yg berbeda.
Semoga pembaca lain nggk bosan2 membaca kilas kehidupan Nurul yg bisa dijadikan inspirasi.
Semangat terus untuk keluarga rumah kita.. doa dari kepada nurul dan semua yang ada di rumah kita agar sehat selalu.. semoga nurul bisa menjadi contoh dan inspirasi serta motivasi bagi kita dalam menjalani hidup..
Amin ya rabbal alamin, terima kasih doa dan kunjunganya di tulisan kami.
Sama sama bu @yellsaints24 .
Good post @yellsainnts24
Akhir-akhir ini aku jadi sangat melankoli sendiri, membaca yang seperti-seperti ini selalu membuat hati berembun.
Asyik ya,, berembun pasti membuat sejuk. Hehehe
Hmmm..
Berkat tulisan ini, saya jd ingat ttg niat saya menulis kisah hidup 2 murid yg kena lupus dan leukimia..
Kereeen @yellsaints24..
Ayo tulis kembali, supaya bisa jadi inspirasi buat anak-anak lain yang juga menderita penyakit yang sama.
Nurul ternyata lebih kuat dari aku. She is the real Wonder Woman. :')
Luar biasa
Bagus kali kaka
Semoga Nurul diberikan kemudahan jalannya ya.