Semangat dan Pikiran Positif Mengalahkan Segalanya

in #indonesia7 years ago (edited)

Ketika Indonesia Challenge 9 dilaksanakan, saya baru saja bergabung di Steemit. Saya bergabung di media sosial baru ini setelah “dibujuk” @ayijufridar, sastrawan cum wartawan. Ia mengampanyekan dunia Steemit memberikan sesuatu yang belum terjadi sebelumnya, yaitu reward kepada penulis blog dengan beragam aktivitas yang dilakukan : publikasi tulisan, komentar, dan upvote : tanda like kita kepada tulisan orang lain. “Tak ada ruginya kita di sini, karena kita tak mengeluarkan modal apapun kecuali kerja membuat tulisan. Dan itu memang dunia kita”, katanya.

_MG_2468-send.jpg

Meskipun saya sudah menjadi “penulis profesional”, di Steemit saya masih anak bawang. Beberapa junior dan juga “murid-murid” sekolah literasi saya sudah memiliki posisi masing-masing di dunia ini. Namun saya anggap itu wajar. Mereka lebih tahu dan menguasai Steemit. No jealousy is allowed here! Saya melihat semua anggota membangun positive thinking yang belum pernah saya lihat di dunia media sosial lain, seperti misalnya facebook atau twitter.

Namun ketika saya memohon kepada @jaff sang juri IC 9 yang juga kepala biro Lhokseumawe Serambi Indonesia di dalam grup whatsapp untuk ikut lomba, ia mengatakan sebaiknya saya tidak ikut. Ia tak banyak memberikan alasan. Namun saya menangkap clue-nya. Ini lomba untuk para pemula. Untuk apa saya peucrok droe (menjebloskan diri) ke dalam persaingan yang bisa membuat para penulis pemula kecil hati.

Lagi pula apa yang saya cari jikapun saya juara? Saya sudah menikmati posisi tertinggi di dunia penulisan di Indonesia, meskipun itu tidak gratis. Itu buah kerjakeras: ditolak, terhina, putus asa, dan belajar tiada henti. Saya telah menulis di semua media massa nasional, memenangi beberapa kali juara menulis, bahkan pernah yang hadiah Rp. 20 juta. Ketidakikutertaan saya melegakan hati rekan-rekan meskipun mereka tak pernah mengatakan.

IMG_20161222_123754.jpg

Tapi yang melegakan, di grup ini saya menemukan banyak talenta yang belum pernah tahu sebelumnya. Inilah yang disebut oleh Pak Presiden Jokowi generasi Y, orang yang telah di dunia industri kreatif, satu langkah menuju persaingan global.

Di grup saya bertemu dengan rekan-rekan lama. Ada @steem77 yang terus menyemangati sejak menit pertama bergabung. Ada @bahagia-arbi yang mulai memperkenalkan tulisan saya di facebook. Ada @safwaninisam yang meskipun ngakunya berasal dari daerah klek-klok Aceh Utara, sangat mahir urusan teknologi media. Ada @taministy dan @abunagaya, kaum Ten Tai Chi yang menguasai dunia persteemitan pada level Mahalli ketika saya masih tingkat Matan Taqrib.

Di dunia kerja saya bertemu @dsatria yang ternyata senior di urusan ini. Ada @zainalbakri dan @masriadi yang sudah terbang-terbang di dunia literasi. Di seberang lautan ada @horazwiwik yang punya postingnya lucu-lucu dan khas ibu-ibu. Di barisan dosen Unimal juga sudah mulai bermunculan satu-satu. Meskipun dari barisan dosen masih sedikit yang mau bergabung.

Pada suatu hari, kurator Steemit Indonesia, @aiqabrago, menghubungi saya meminta menjadi juri pada IC 10. Saya menyanggupinya. Padahal saya tahu juri di Steemit ini tidak ada honornya. Namun pendekatan @aiqabrago yang rendah hati, sopan, respek pada lawan bicara, membuat saya memahami kenapa dia bisa berada pada posisi tinggi saat ini: positive thinking. Itu adalah buah proses positive attitude yang terus dipertahankan. Saya secara pribadi belum pernah ketemu, tapi karakter seseorang bisa dibaca dari kata-katanya.

Dengan pelbagai tahapan teknis, lomba yang dimulai sejak seminggu sebelumnya ditutup pada 16 September 2017. Ada 122 artikel. Saya sejak beberapa hari sebelumnya sudah membaca beberapa artikel dan menandai yang bagus sebagai nominator. Namun pekerjaan seperti ini tidak bisa terus-menerus saya lakukan. Ada urusan saya menulis, mengajar, meneliti, mengurus anak-istri, dan menonton bola setiap sabtu hingga minggu malam.

Akhirnya jika ada pemenang mereka memang orang-orang terpilih. The choosen ones, istilah Jose Mourinho. Pemenang pertama, @bookrak adalah orang yang saya temukan belakangan ketika rangking juara sudah mulai saya susun. Saya secara pribadi tidak pernah tahu siapa dia. Tapi tulisannya membuat saya langsung jatuh hati. Itu karena ia mampu mengguratkan “luka lingkungan hidup” menjadi “kata kebudayaan”, tulisan yang menggugah orang lain.

@munawir91 sudah lama saya pantau tulisannya. Ia konsisten di jalur lingkungan hidup. Saya melihat ia memang telah mengabdikan hidup bagi alam yang lestari. Ada banyak data dan fakta, disamping analisis dan kebahasaannya yang bagus. Saya lihat inilah advokat lingkungan yang berguna bagi Aceh sejahtera lingkungan.

Kalau @mariskalubis saya sudah pernah membaca kolom-kolomnya sejak era Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) masih menjadi “dukun pembangunan Aceh”. Saya tak ingat apakah ia juga bekerja di BRR itu atau orang luar yang memantau konsisten pembangunan Aceh. Dunia literasi telah akrab baginya. Juara III adalah pantas dan bukan sesuatu keburukan.

Berbeda lagi dengan @mushthafakamal. Saya sudah melihat wartawan muda ini melesat jauh dalam dunia penulisan. Saya seperti melihat sosok Paul Pogba remaja yang disia-siakan Manchester United kemudian dibeli Juventus. Di Juventus ia perlihatkan bahwa ia berlian yang penting, sehingga ia ditebus sangat mahal oleh MU kembali. Saya sudah memperhatikan tulisan @mushthafakamal sejak masih berwujud mangga masam hingga menjadi fruitcocktail yang nikmat. Ia kadang konsultasi secara pribadi dengan saya, dan sangat mau menerima pelajaran. Sosok rendah hati seperti dia akan mendapatkan sukses yang banyak ke depannya.

Ini mirip @bukharisulaiman yang di publikasi awal hanya mampu membuat beberapa kata saja, sehingga ia berkembang membuat “tulisan” – dalam arti sebenarnya karena mampu menyusun lebih 400 kata yang berbobot, bukan hanya “hai Steemians, berjumpa lagi dengan saya”.... Dari seluruh pemenang, @bukharisulaiman yang paling puitis judulnya. Ia juga mampu membuat foto-foto yang tajam.

Last but not least, @rismanrachman adalah sosok yang sudah sangat terkenal. Bukan saja ia pemenang paling senior secara biografis tapi juga pengalaman. Ia adalah seorang aktivis dan seniman senior Aceh. Ia pernah menjadi pengurus BRR pada posisi penting. Saat ini juga pemimpin redaksi sebuah media online yang cukup berpengaruh di Aceh. Namun dengan segala “entitlement” yang dimilikinya ia tak pernah sok besar.

Meskipun harapan III ia ada tak pernah menunjukkan setitik zarah pun rasa kecewa. Bahkan Bang @rismanrachman adalah orang yang tertawa paling awal dan paling cepat mengapresiasi para pemenang lain. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang berjiwa besar dan berpikiran positif. Di dalam grup kami tertawa bersama dan saling menasihati untuk lebih maju ke depan.

Jadi agak aneh di dalam dunia Steemit serba yang positif – sejauh ini - ada sosok seperti @anonymouss, pengguna akun palsu seperti dunia facebook atau twitter. Di media sosial lain fungsinya hanya membangun kampanye negatif atau twitwar politik. Di Steemit hampir tak ada makhluk palsu karena semua harus memperkenalkan diri dalam rubrik introduceyourself. Kita menertawakan kelemahan masing-masing dalam batas-batas wajar, karena tak ada yang penting kita tinggalkan di dunia ini kecuali nasihat untuk kebaikan dan saling membantu.

Mempermasalahkan kesalahan ketik? Hellowww? Ini bukan kompetisi untuk para profesional writers. Para pemula yang menang di sini harus dimaafkan, karena tidak satu naskah pun yang sempurna dan bersih secara editing. Bahkan saya yang sudah mempublikasi lebih 700 artikel di media massa nasional dan lokal serta menerbitkan/mengeditori belasan buku sejak 1999, masih saja sering salah. Apalagi untuk dunia voluntary blog seperti Steemit ini. Jika Anda tak pernah punya jiwa memaafkan, maka tak pantas dimaafkan. Itu saya yakini. Hidup adalah keseimbangan dalam memaafkan, berpikir positif, dan membantu sesama. Saya pikir pesan ini dimiliki agama dan budaya besar manapun.

Namun ada satu yang mempersatukan para pemenang dan nominee di IC 10 kali ini. Semangat! Semangatlah yang mampu mengalahkan kualitas/kelas di atas kertas. Semangat bisa menjadi pembeda, seperti Korea Selatan yang mengalahkan Italia atau Senegal mempermalukan juara bertahan Perancis pada Piala Dunia 2002. Semangat pula yang memberikan kejutan pada dunia ketika “negara medioker” Kamerun melibas raksasa Argentika pada pembukaan Piala Dunia 1990. Padahal pada pertandingan itu Kamerun tinggal sembilan orang melawan para dewa Latin, salah satunya Maradonna. Hal-hal seperti Itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki semangat menebal di dada, termasuk di dunia tulis-menulis ini. Nothing is impossible!

Jadi kompetisi ini sama sekali bukan soal materi. Berapa sih reward yang bisa saya dapatkan dari penjurian lalu tersebut? Kalau tulisan saya diterbitkan Kompas dan Suara Pembaruan saya mendapatkan reward 90 SBD, Media Indonesia, The Jakarta Post, dan Satuharapan.com 70 SDB, Koran Sindo 60 SBD, Serambi Indonesia 9 SBD. Tapi ini bukan soal SBD. Ini soal persahabatan, soal orang-orang yang bergembira untuk maju tanpa perlu melecehkan orang lain. Orang yang membuat kita penting karena menulis dibandingkan hanya bicara. Itu mahal harganya bookkk.

Untuk jamaah Steemians lainnya, mari kita rayakan dunia baru ini, untuk berkembang dan maju bersama.

Cheers

18 September 2017

Photo0138.jpg


Steemit Inter.jpg

Sort:  

Suatu hari, novelis Arafat Nur datang ke rumah saya dan menyerahkan kopian naskah Lampuki untuk saya baca. Sebelumnya, kami sering berdiskusi tentang novel itu ketika masih berupa embrio.

Saya mengambil naskah itu dan membuka secara acak. Kurang dari lima menit membaca, saya menemukan kata berpeda dan langsung tanya ke Arafat apa maksudnya. Arafat bilang, kata yang benar bersepeda. "Edit langsung, sebelum lupa," kata saya.

"Naskahnya sudah saya kirim barusan," sahutnya.

Kalau mau membaca dari awal sampai akhir, saya yakin masih ada kesalahan karakter di Lampuki, baik karena kesalahan lalai atau karena belum tahu frasa yang benar. Padahal, Arafat mengaku sudah membaca naskah itu 10 kali. Sebuah ketekunan yang patut ditiru.

Novel Lampuki juara lomba novel di Institut Kesenian Jakarta atau IKJ dan Arafat mendapat Khatulistiwa Literary Award, Nobel Sastra-nya Indonesia.

Saya berterima kasih kepada orang yang mau mengkritik tulisan saya @teukukemalfasya. Pengamat dan kritikus itu mahal harganya. Tidak semua orang memiliki kemampuan itu. Kalau ada yang mau melakukannya dengan gratis, kita harus menerima karena kritik itu bercampur kotoran berupa hinaan, cacian, atau perundungan alias bully. Ini seperti makan nasi becampur batu. Ayo, kita makan nasinya, jangan makan batunya.

Pelaku perundungan adalah orang yang memuji dengan cara salah. Orang seperti ini malah akan membangkitkan semangat saya. Bro @teukukemalfasya adalah penggemar sepak bola, sama seperti saya. Dalam hal ini, saya lebih lengkap karena mantan pemain bola meski kelas kampung. Saudara kita @bahagia-arbi tahu persis saya berpangkat kapten, meski kapten kesebelasan.

Kalau disorakin dan dimaki, semangat saya semakin menyala seperti api olimpiade yang tak pernah padam. Karakter ini terbawa dalam semua hal, termasuk menulis. So, segala perundungan justru menjadi gizi bagi saya. Kalau kenal dan punya banyak SBD, saya justru ingin membayar mereka.

Baiknya, orang yang mengeritik juga tahu kata yang benar. Misalnya, apakah "anda" atau "Anda" yang benar, "tau" atau "tahu", "intrograsi" atau "interogasi", "di ambil" atau "diambil" dan sebagainya.

Hahahaha.... Mantap... Langsung keunong teupok bak rhueng.... Meuleupap rheut u tanoh.

Mati.

Titik.

Hahaha

Hek kutuleh panyang ngon HP, hana trok si gam nyan Bang....

Siat teuk dinging2 chit jih... Jangan lari, kau sudah kuturi... Hahaha

Si gam Karma Jroh, maksud lon. Not the others, hehehehe....

Tendangan seorang @ayijufridar yang sangat keras, saya msih ingat itu ketika berumur kelas 2 SMP. hehe...Saya pun masih ingat persis bagaimana seorang mahasiswa kurus dengan rambut gondrong datang ke Kantor Pos Bireuen dengan membawa selember wesel pos bertuliskan; Honor menulis cerpen untuk Majalah ANITA. Ya, dia Bang Ayi Jufridar yang keren! Teruskan perjuangan.

Hahahaha. Kalau ada tempat di mana saya tak malu-Mali untuk narsis adalah di sepak boh bhan @bahagia-arbi. Ini karena cita-citata menjadi pesepakbola tak kesampaian. Akhirnya, suka narsis meski cuma pemain kampung.
Mengambil honor dengan wesel pos, jadi kenangan tak terlupakan. Potongan Berita di wesel masih saya Simona sampai sekarang di rumah Bireuen.

Ia mengampanyekan dunia Steemit memberikan sesuatu yang belum terjadi sebelumnya, yaitu reward kepada penulis blog dengan beragam aktivitas yang dilakukan: publikasi tulisan, komentar, dan upvote : tanda seperti kita kepada tulisan orang lain. "Tak ada ruginya kita di sini, karena kita tak mengeluarkan modal apapun kecuali kerja tulisan tangan. Dan itu memang dunia kita ", katanya.

Ini sebuah ajakan yang bagus yang dilakukan @ayijufridar, sepertinya beliau berhasil. Ajakan kehal positif seperti ini sangat dibutuhkan sehingga melahirkan karya yang bagus dan tetap dalam hal positif. @teukukemalfasya, artikel yang sangat sangat menarik dan keren.

Thanks sudah membesarkan dan menghighlight tlsn ini @penantang

Jika ada lagi anonim yang peugah yang koen-koen akan berhadapan dengan ini orang mantan jendral veteran bakong asoe,, hahahhaha



Uh ih... Ngeriiii.... Kecil2 jadi jenderal.... Haha

Hahahaha dari jaman mat nuga sampai poeh naga @abunagaya kajeut keu jenderal bang @teukukemalfasya

Saya berterima kasih besar kepada @abunagaya yang sudah membuat logo bagus untuk saya.

Tanpa @abunagaya, saya tak bisa berbuat banyak dan bergaya.

Meurham-rham bulee teuh bak tak baca bang @teukukemalfasya

Pu lagee nonton The Ring? Hehehe... Thanks brade @dodybireuen

Membaca tulisan para suhu, mebuat saya lbh terpacu utk menjadi lbh baik dlm menulis namun di sisi lain tetap merasa agak2 minder. Bagi suhu di dunia tulis menulis, apapun dpt diceritakan dgn ringat tapi tetap berbobot dan tdk membosankan. 😊

Yang penting mencoba pak @ismadi. Jangan pikirkan orang lain, kita berpacu di track sendiri. Jangan terlalu banyak mikir, nanti gak jadi2.

Ketika ada yang meledak di dada segera tulis. Setelah itu ikuti ritmenya dengan hati dan nalar.S

waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh cukop berinovasi dan motivasi tulesan aduen, beretus kabur anonim,, kwkwkwkw that pasukan,,

Hahahaa.... Ada beude?

Nyan bak di kaloen pasukan bereutus jai, peulom na Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia saat ini Luhut Binsar Panjaitan, koen meungap-ngap lam otak jieh,, hehehhe

Hahahaha..... Na beking dipikee nyoe?

Meskipun dia "lebih" soal warna dari, saya suka Paul Pogba pak Kemal, udah naik haji, pinter, muda, jago drible, tidak sombong.. haha.

Hampir sama dengan komen bg Ayi, saya suka dikritik, tapi tidak tendensius. Lebih banyak masukan bermanfaat ketimbang caci maki, hujatan, hinaan sehingga pemain jatuh dan down akhirnya mati.

Karena, sahabat yang baik adalah sahabat yang selalu mengingatkan dan menegur serta memberi masukan, bukan selalu memuji, bahkan salah sekalipun.

You are getting better, day by day....

Thanks pak Kemal atas motivasinya..

Ulasan yang lugas dan brilian dan men

Thanks @iskandarpcc. Ketika inspirasi masih ada maka kita tuliskan

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 64364.24
ETH 3416.30
USDT 1.00
SBD 2.48