[SteemiTrip - Get Lost In Pulo Aceh] DAY 2: Lapeng: Sekeping Surga Yang Tercecer Kedunia

in #indonesia6 years ago (edited)

IMG-20180201-WA0014-01.jpeg

Day 2: 31 Januari 2018

Kicau burung riuh rendah menyapa telinga. Kawanan ikan kecil berkejaran di bawah dermaga. Sesekali ikan-ikan menggemaskan itu lari kesegala penjuru saat ikan bermulut panjang-- Xiphias gladius -- mencoba memangsa beberapa ikan yang lengah. Lapeng bersiap untuk hari yang baru. Pagi itu, tubuhku terasa segar sekali setelah malam sebelumnya tidur sangat nyenyak. Pertama membuka mata, pemandangan hijau perbukitan yang melingkar di teluk Lapeng langsung membuat kantuk hilang seketika.

Hari itu aku, @fooart, dan @homalamba belum punya rencana mau kemana. Kami menuju ke kedai milik Yah Bang untuk sarapan dan ngopi pagi. Kepada kami, @fauziulpa menyampaikan bahwa dirinya harus mendampingi kegiatan masyarakat yang akan dilakukan di meunasah sebentar lagi. Ya, Fauzi adalah seorang pendamping desa dan Lapeng adalah desa binaannya.

Saat Fauzi telah berangkat ke meunasah, aku dan teman-teman memutuskan untuk kembali ke pelabuhan Lapeng untuk bersantai sambil menunggu Fauzi selesai dengan urusannya. Tiba di pelabuhan, kami bertemu dengan seorang lelaki yang sedang berkerja memberikan sentuhan akhir untuk bangunan balai nelayan di pelabuhan. Bang Sap, begitu ia memperkenalkan namanya, adalah orang yang mendapat pekerjaan menyelesaikan proyek pembangunan pelabuhan tersebut. Bang Sap tidak sendiri, ia bekerja dibantu adiknya yang saat itu entah sedang kemana.

IMG-20180201-WA0011 (1).jpg
Suasana di Dermaga Lapeng. Dermaga ini dibangun dengan menggunakan Anggaran Desa Tahun 2017

Usai berbasa-basi singkat, aku dan Bang Sap langsung akrab. Hal ini tidak lain karena beberapa teman Mapalaku juga pernah singgah kesini beberapa waktu lalu. Bang Sap nyaris kenal dengan semuanya sebab mereka bertahan di Lapeng untuk waktu yang lumayan lama. Pun lagi, salah satu dari teman-teman mapala yang singgah kesana adalah adik kandung ideologisku, @mikramaulia. Hal itu membuat Bang Sap merasa aku juga bagian dari temannya.

"Kupikir siapa kalian tadi. Orang dari mana. Rupanya pas ditelusuri, kawan-kawan juga", Ujarnya kepada kami.

Hari sudah mulai beranjak siang saat itu. Bang Sap meninggalkan pekerjaannya demi menemani kami ngobrol sambil menikmati Es sirup dan Roti yang kami bawa. Bang Sap juga menawari kami rokok tapi kutolak karena kami juga bawa. Selang beberapa saat, sebuah sepeda motor yang di tunggangi seorang lelaki datang ke dermaga. Lelaki bermotor itu adalah Kepala Desa di Lapeng. Kedatangannya di ikuti dua orang anak muda yang mengendarai sepeda motor nyaris telanjang. Bukan orangnya yang telanjang, gila aja. Tapi motornya. Kukatakan telanjang sebab motor itu nyaris tak berbodi. hanya mesin dan rangka. Untung masih ada Jok nya.

Pak Keuchiek - begitu sebutan untuk orang yang menjabat sebagai kepala desa disini- datang ke dermaga untuk meminta bantuan kepada Bang Sap agar mengantar dua pemuda tadi ke Pasi Keumude. Dua anak muda tadi ditugaskan untuk mengambil gambar proyek pipanisasi air yang sedang di kerjakan di sana. Bang Sap tentu tidak keberatan sebab ianya mendapat imbalan sejumlah uang. Begitu juga dengan dua pemuda tadi.

IMG-20180201-WA0009.jpg
Perahu nelayan yang ditambat di dermaga Lapeng

Kami sejenak saling bertatapan, ragu antara ikut atau tidak bersama mereka. Persis saat Bang Sap melepas tali penambat perahu di dermaga, kami memutuskan untuk ikut saja. Sebelumnya Bang Sap telah berjanji bahwa mereka tidak akan lama. Tapi menunggu, kau tahu, itu sangat membosankan. Setidaknya jika kami ikut, kami bisa melihat-lihat pemandangan. Juga hitung-hitung menambah pengalaman berlayar dengan perahu motor. Bang Sap tentu tak keberatan dan meminta kami segera naik ke atas perahu motornya.

Perahu menjauh dari dermaga dan mesin mulai di hidupkan. Mesin dongfeng itu, sungguh, tak ramah bagi telinga. Jika ingin berbicara dengan teman yang duduk bersinggungan bahu denganmu saja, kau harus berteriak. Oleh karena itu aku lebih memilih menggunakan bahasa tubuh saat berkomunikasi dengan salah satu pemuda yang akan mengambil foto disana. Pemuda itu, Yang wajahnya mirip sekali dengan Bergek --artis Aceh spesialis cover lagu india-- dalam versi lebih kurus dan legam, menawariku rokok. Aku kemudian mengacungkan jempol sambil mengangguk-angguk lantas menunjuk saku celana sebagai tanda aku juga punya.

10 menit perjalanan kami akhirnya sampai di pasie keumude. Bang Sap dengan sigap melempar sauh dan dua pemuda tadi langsung melompat ketepi saat mesin kapal dimatikan. Setelah menambatkan kapal pada sebatang pohon mati ditepi pantai, mereka lantas menghilang di balik lebatnya rimba. Menyusuri Alue keumudee tempat masyarakat Pulo Aceh menaruh harapan soal ketersediaan air bersih yang akan mengaliri keran-keran dirumah mereka di masa depan. Meski Bang Sap bercerita banyak soal pipanisasi tersebut, tapi lebih baik tak usah kuceritakan disini sebab ada hal yang lebih menarik yang ingin kubagi denganmu.

IMG_20180131_122559.jpg
Aku, @fooart dan Bang Sap di atas perahu motor

Apa salah satu hal yang paling di ingat orang soal Aceh? GAM? Tsunami? Hukum Cambuk? Cut Tari? Bukan, Ganja! Soalnya setiap saya keluar daerah hampir semua orang yang saya jumpai bertanya apakah saya membawa ganja? Saya tidak pernah menemui orang yang bertanya apakah saya membawa GAM, atau Tsunami, atau cambuk buat menghukum, apalagi Cut Tari. Atau kau pernah bertemu orang Aceh yang keluar daerah bawa-bawa cambuk? Pasti tidak. Bawa-bawa ganja? Banyak. Tapi sekarang sudah mulai berkurang. Bawa Cut Tari? Jangan mimpi. Kecuali dalam bentuknya sebagai video.

Nah, ganja ini menurut cerita Bang Sap pernah mencapai era kejayaannya pada akhir tahun 90'an hingga awal 2000'an. Saat itu, Alue Keumude sebagai salah satu sumber air terbesar di Pulo Aceh menjadi pusat ladang ganja. Para petaninya bahkan di datangkan dari daerah di luar Pulo Aceh. Saat itu hampir setiap rumah di sana terdapat pohon ganja yang sedang di keringkan. Saking banyaknya steemian, harga ganja saat itu hanya tigapuluh ribu saja perkilo nya. Pernah seorang mantan kepala desa Lapeng di panggil untuk menghadap pasukan Kopassus saat Darurat Militer. Pasalnya, di kampung itu ganja ada dimana-mana. Tapi ianya tak gentar dan berhasil membuat serdadu itu melongo garuk-garuk kepala.

"Saya yang suruh masyarakat tanam pak. Daripada mereka masuk GAM. Saya jamin tak ada satupun warga kampung saya yang masuk GAM", Ujar Bang Sap menirukan apa yang pernah diucapkan Pak Keuchiek kepada prajurit Kopassus.

Tapi itu dulu. Setelah sebuah peristiwa yang di ingat masyarakat sebagai Sumpah Manggabrani, Aktivitas tanam-jual tumbuhan bernama ilmiah Cannabis Sativa itu perlahan mulai meredup. Hingga saat ini, Bang Sap mengakui bahwa barang tersebut sangat sulit ditemukan di seantero Pulo Breuh.

IMG_20180131_121608.jpg
Kerikil di Sepanjang Pantai Pasie Keumudee

Pasi Keumudee sendiri adalah sebuah nama sebuah pantai yang unik pada sisi sebelah timur Pulo Aceh. Unik yang saya maksudkan sebab jika pantai biasanya adalah hamparan pasir atau karang, namun pantai di Pasie Keumudee dipenuhi kerikil yang terhampar di pantai sepanjang 300 meter tersebut. Saat ombak menepuk pantai, tercipta suara indah dari kerikil yang saling bertabrakan dibawa air. Lautnya yang jernih bak kolam kaca semakin menambah keindahan Pasie Keumude. Sungguh suasana yang nyaman bagi orang sepertiku: ingin menghilang sejenak dari hiruk pikuk kota sembari mencari inspirasi untuk berkarya. Sesuai dengan Motto USSR: Perbanyak Waktu Waktu Luang, Besenang-Senang Jangan Lupa

IMG_20180131_121551.jpg
Jernihnya air di pasie keumudee. Hingga kedalaman lebih dari 3 meterpun, dasar laut berkerikil masih terlihat jelas

Satu jam menanti, dua pemuda yang bertugas mendokumentasikan proyek pipanisasi itupun kembali ke perahu. Tak berlama-lama kami langsung tancap gas meninggalkan Pasie Keumudee, menyusuri laut kembali ke Lapeng. Tiba di Lapeng, Fuauzi dan teman-temannya sudah menunggu. Ia membawa serta beberapa bungkus nasi dari acara di meunasah yang langsung kami lahap. Sudah sejak tadi cacing di perut sudah keroncongan, bukan, koploan lebih tepatnya. Soalnya sambil bernyanyi itu cacing sepertinya berjoget-joget sampai perutku terasa bergetar-getar tiap suara krriiiiiuukkk keluar.

Usai makan dan menikmati segelas kopi, kamipun berangkat dari Lapeng menuju destinasi berikutnya. Hari telah lewat tengah hari saat kami mulai tancap gas di jalan berbatu na berdebu. Medan yang harus kami lewati sekarang rasanya tampak lebih curam dari yang kami lewati semalam. Saat jalan menurun, tanganku sampai terasa pegal sebab harus menahan beban badan sembari mengendalikan motor yang merayap perlahan. Saat telah benar-benar pegal itulah, aku beberapa detik melepaskan tuas rem depan untuk membiarkan otot lengan istirahat sejenak. Ternyata, Rem belakang saja tidak mampu menahan laju sepeda motorku di jalanan menurun securam itu. Saat tuas rem depan ku tarik kembali, Roda depanku sedikit slip lantas menghantam sebuah batu yang cukup besar. Gubraaakk!!!

IMG-20180205-WA0004.jpg

Aku dan @homalamba tersungkur setelah laju sepeda motor tak dapat ku kendalikan lagi. Kondisi medan yang menurun membuat kami terseret beberapa meter bersama-sama dengan sepeda motor. Untunglah @homalamba dan motorku tak apa-apa. Aku sendiri hanya mendapat sebuah luka yang tidak terlalu serius. Tapi cukup perih saat dibawa berjalan. Setiap melangkahkan kaki kanan, nyeri menjalar hingga ke pangkal paha.

Tapi luka kecil itu hanyalah goresan alam yang tak mampu membendung hasratku melanjutkan petualangan kami. Tertatih aku coba melangkah sambil menahan perih. Setang kemudi lalu ku alihkan kepada @homalamba sementara aku beristirahat sejenak di boncengan. Malam ini, kami punya rencana memburu gerhana di pucuk mercusuar. Kami sudah sejauh ini dan aku jelas tak mau rencana tersebut gagal hanya karena sebuah luka kecil.

image.png

Bersambung...

Simak Juga Cerita Sebelumnya:

Part 1: [SteemiTrip - Get Lost In Pulo Aceh] DAY 1: Hari Keberangkatan

image.png

image.png

Sort:  

Sang jai that stock kisah pulo aceh mantong. Luar biasa @senjajingga, sekali menyeberang segudang cerita dibawa pulang 😀

Hahaha.. Umpang lon ba keudeh pak untuk puwoe cerita.

Congratulations @senja.jingga! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Leuh calitra expedisi pulo aceh, neupakat lon sigoe singeh beh..

Hoe u pulo aceh? U gosong lah ta peukeu... Pulo aceh gampang that nyan. Hahaha

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.12
JST 0.025
BTC 56556.00
ETH 2492.21
USDT 1.00
SBD 2.22