INOVASI PELAYANAN DI ALUE CHUNG

Sahabat, sebuah organisasi yang menjadi pelayanan masyarakat hendaknya melakukan inovasi dalam menciptakan kenyamanan untuk warganya. Salah satu indikator pelayanan yang baik dan nyata dilakukan untuk konsumen adalah indikator empati (Emphaty).

Indikator inilah yang dapat dirasakan oleh warga di sebuah kantor pelayanan masyarakat yaitu kantor Kecamatan Alue Chung. Kenyataan ini dialami oleh salah satu warga yang ingin mengurus akte kelahiran anak pertamanya. Inilah kisah penuturan warga tersebut.

Zulkifli dan Minarsi adalah seorang pengusaha sawit yang sangat kaya di kawasan Alue Chung. Keluarga ini baru mempunyai anak balita yang perlu mengurus akte kelahiran di kantor camat.

Suatu pagi hari, pergi lah keluarga ini ke kanor camat guna mengurus surat tersebut. Biasanya tidak pernah pergi jika mengenai urusan ke kantor pemerintahan karena elergi.

"Ngapain kita urus sendiri surat ini, kita kasi saja sama Sulaiman, biar aja dia yang urus" kata pak zul pada istrinya bu mina.
"Kalau di pemerintahan kan ada slogan jika urusan dapat dipersulit ngapaian di permudah, malas kita berurusan dengan mereka"lanjut pak zul
"Ah abang, belum di coba udah negatif stingking, kita coba dulu jika nanti pandangan pertama bermasalah langsung kita chek out terus" balas bu mina dengan gaya manjanya sama suami.

Sambil menyetir, pak zul banyak mengeluh atas layanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh kantor pemerintahan.

Sampailah mereka di kantor kecamatan Alue Chung, sungguh terkejut pak zul terhadap keindahan kantor dengan tatanan bunga dipekarangan kantor camat tersebut. Maklum pak zul tinggal di kampung ie kreh mie yang berjarak 20 kilometer ke arah pengunungan kawasan bukit barisan.

Setelah memarkir mobil pajero sportnya masuklah keluarga ini ke dalam kantor, alangkah terkejut kembali pak zul dan bu mina atas sambutan ramah dua pegawai cantik menyapa mereka.
"Ada yang bisa saya bantu pak"ucap pelayan yang cantik rupa menyapa pak zul.
Termenung sejenak atas kejadian yang sangat beda, dulu waktu pengurus izin usaha beberapa tahun lalu tidak seperti pelayanan hari ini dan juga sangat cantik gadis yang menyambut kedatangan pak zul dan bu mina.

"Siapa nama mu dik" jawab pak zul.
Langsung tangan pak zul di cubit oleh bu mina, karena pak zul sudah ada perasaan lain terhadap pelayan sambut kantor camat tersebut.

"O.oooo saya mau urus akte kelahiran" ucap pak zul gugup karena dicubit oleh bu mina.

"Iya pak sekarang untuk pelayanan akte kelahiran jika melahirkan di rumah sakit setelah keluar dari rumah sakit langsung mendapatkan akte kelahiran si anak. Jadi saya mau tanya ibu melahirkan di mana?" Sapa nurlela dengan senyum lesung pipinya sebagai seorang customer service di kantor.

"Dukun beranak di kampung ie kreh mie" jawab bu mina
"Jika demikian bapak dan ibu bisa jumpai pak keuchik untuk pengurusan itu, tidak perlu repot-repot datang sendiri. Karena sudah ada MoU untuk pengurusan warga duduk manis saja di rumah" sambung lelasi pelayan cantik.

"O..gitu ya, boleh minta no hape dek lela?" Katapak zul
"Tidak usah kasi dek, biar saya tanya oak keuchik aja" balas bu mina karena sudah tahu gelagat suaminya yang tidak bisa melihat bunga cantik di depannya

"Ayo pak kita pulang jumpa pak keuchik biar pak keuchik aja yang urus" kata bu mina sambil menarik tangan suaminya.

"Makasih ya dek lela, kapan-kapan saya datang kesini lagi saya mau urus semua surat" ucap pak zul sambil menahan sakit tangannya di tarik sama istrinya.

Di dalam mobil pak zul dan bu mina mengagumi pelayanan yang ramah yang diberikan oleh kantor camat Alue Chung. Tidak seperti beberapa tahun yang lalu.

Inilah sebuah drama yang diperagakan oleh peserta Pelatihan Dan Pendidikan Kepemimpinan IV angkatan ke II tahun 2019 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Semoga drama dengan tema pelayanan yang baik akan di implementasikan dalam pekerjaan di tempat tugas masing-masing.

---

Wassalam Lido Graha, 6 sd 21 Maret 2019 @sazaliza