Omong Kosong Kopi Pagi

in #indonesia6 years ago

Rasanya tidak pernah habisnya bicara soal kopi, mulai dari bijinya, cara menyajikan hingga cara menikmatinya. Pun banyak kegunaan kopi yang dirasa baik untuk dunia medis. Tapi bagi sebagian penikmat kopi, kopi hanyalah air berwarna hitam yang setiap hari harus dikonsumsi agar otak lebih fresh. Mungkin saja ini salah.

Di tempat asalku, ngopi sudah seperti keharusan yang lazimnya dilakukan oleh kebanyakan kaum lelaki. Pun tidak tertutup untuk sebagian kecil wanita. Dan wajar sekali jika nyaris setiap jengkal dari tanah kami di kampung, pinggiran kota, hingga ke kota selalu diselangi oleh warung kopi untuk berbagai tingkat strata sosial.

Walau banyak kopi di tempat asalku, tapi untuk biji kopi jarang diambil dari dataran rendah. Umumnya biji kopi langsung didatangkan dari dataran tinggi Gayo, Bener Meriah dan Aceh Tengah. Ini tempat penghasil kopi tidak hanya dikenal di dalam negeri saja, biji kopi Gayo bahkan sudah menembus pasar dunia. Bagi masyarakat di tanah Gayo, kopi adalah kehidupan.

Konon, dahulu masyarakat Aceh lazimnya menikmati kopi dibuat saja, namun dalam sepuluh tahun terakhir, tren menikmati biji kopi Arabica pun mulai tumbuh di setiap sudut kota. Tak jarang, tata interior tempat penjualan Arabica pun dikemas dengan gaya minimalis dan juga elegan. Seolah-olah, Arabica pun dapat menjadi kuliner sebagai indikator gaya hidup baru.

Bagiku, kopi ya sebatas kopi. Soal Robusta atau Arabica itu tergantung pada penikmat kopi itu sendiri. Memang, bicara soal harga, Arabica setingkat lebih mahal dibanding Robusta.

Juga soal kopi tanpa gula, umumnya Arabica dinikmati begitu. Trend itu pun baru lepas Tsunami muncul. Jauh sebelumnya, kurasa setiap warga Aceh selalu menikmati kopi dengan gula. Bahkan di pelosok-pelosok, seperti untuk petani dan nelayan, kopi sangat kental dan manisnya berasa sangat. Kata orang Aceh, aneh saja jika sekarang ada yang menikmati kopi tanpa gula. Tapi itu pilihan, dan tidak ada hukum yang melarang.

Dalam soal pariwisata di Aceh, kopi juga sudah dikenal luas sebagai buah tangan yang akan dibawa pulang saat meninggalkan Aceh. Memang tidak semua pelancong melakukan itu, akan tetapi banyak yang melakukan itu. Kalau pun tidak untuk dibawa pulang, biasanya turis lokal atau internasional menikmati kopi selama perjalanan saja. Bagi mereka itu sudah cukup.

Lebih dalam lagi, dalam budaya masyarakat Aceh kopi menjadi kebutuhan wajib saat akan melakukan aktivitas, dan juga setelah beraktivitas. Banyak orang kata, kalau belum ngopi, terasa sangat berat untuk memulai kegiatan. Pun setelahnya, jika tidak ngopi, terasa ada yang kurang. Mungkin itu hanya sugesti saja.

Apapun alasan untuk menikmati kopi, yang jelas kopi memang selalu dicari oleh banyak orang, termasuk aku dan kawan-kawan jika sedang dalam perjalanan.[]

@pieasant

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/9cdhjc7

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 64210.52
ETH 2627.33
USDT 1.00
SBD 2.76