Aku tidak akan menulis tentang pengalaman di SMU, karena memang aku tidak sekolah di SMU akan tetapi aku sekolah di MAN 1 Sigli. Jadi cerita pengalaman ini adalah saat aku menempuh pendidikan di MAN beberapa puluh tahun lalu tepatnya setelah aku menerima Ijazah, NEM dan EBTA yang terjadi pada bulan Juni 18 tahun silam.

Karena pemilik telah membuka kontesnya walaupun tidak ada ketok palu seperti lazimnya ketika sidang dimulai, maka aku nyatakan juga bahwa aku telah mengikuti kontes.

Lebih kurangnya seperti dibawah dan begini cerita pengalamanku

Bulan Juli 1997 adalah saat pertama aku menginjakkan kaki di pekarangan sekolah. Tidak ada celingak-celinguk kiri kanan depan belakang saat guru sedang menyuruh kami anak-anak baru untuk membuat barisan dilapangan bola volley yang terletak pas ditengah-tengah sekolah.

Dan itu bukan hal yang tidak ingin aku lakukan. Taukan maksudnya? Karena jikapun aku melakukan itu maka akan sia-sia dan mungkin akan membuat pusing saja, sebab yang ku tau tidak ada teman-teman di MTsN alumniku yang melanjutkan sekolah ke MAN 1 Sigli ini.

Karena pada tahun tersebut MAN 1 SIGLI ini termasuk sekolah favorit yang memang hanya menerima orang-orang yang pintar saja, dan perlu diingat bukan orang pintar seperti Nenek Lauren dan lain-lainnya baik yang sudah pergi dari dunia ini ataupun yang masih tersisa diberbagai wilayah.

Kembali ke topik bahasan, setelah berjemur secara berjamaah dilapangan bola volley tersebut, akhirnya kami mendapatkan kelas yang harus kami masuki. Kebetulan karena aku yang memang pintar ini kebagian kelas favorit yakni kelas 1A. Kelas yang terpisah dengan kelas 1 lainnya. Karena dinding pemisah depan kami adalah kelas 3 IPS dan dinding belakang adalah kantin siluman milik dari istri salah seorang guru.

Hari pertama masuk kelas sudah pasti adalah perkenalan sesama murid. Ketika sampai pada giliranku memperkenalkan diri tiba-tiba bel tanda istirahat berbunyi yang mengakibatkan aku tidak jadi berdiri didepan kelas sambil menatap teman-teman yang akan kukenal pada hari itu.

Selepas istirahat masuk jam belajar, masuk seorang ibu guru yang masih muda, cantik dan menarik dengan penampilan permen didalam mulutnya. Ibu guru tersebut adalah guru bidang studi Bahasa Inggris.

Membuka pelajaran dengan perkenalan juga, Bu guru menyampaikan perkenalan dengan menggunakan bahasa Inggris juga. Dan memang bahasa Inggris ku lebih unggul dari teman lainnya dan secara otomatis akupun tidak paham apapun yang diucapkan oleh guru itu.

Satu persatu teman-teman baruku memperkenalkan diri mereka setelah ibu guru selesai dengan perkenalannya. Aku hanya menyimak teman-teman memperkenalkan diri mereka. Dimulai dengan My Name Is, iam from, graduate from dan entah apa lagi yang mereka ucapkan yang membuatku semakin bingung.

Sampai giliranku, aku hanya diam saja tanpa memperkenalkan diri. Sang guru mengatakan kenapa diam, perkenalkan dirimu, dan dengan respect aku mengatakan I Kanot Bu "baca" I Cannot Bu. Yang membuat ibu guru tersenyum manis kearah ku.

Menghampiri dan berdiri tepat disampingku yang membuat aku sedikit gemetaran karena wangi parfum yang digunakan si ibu seperti wangi minyak sinyong-nyong yang biasanya dipakai oleh ibuku ketika badanku demam.

Sekian.

Wassalam
Regard @ojaatjeh