Sibuk mengejar target dunia, hingga lupa target akhirat

Sebagai manusia yang normal, tentu kita memiliki aktivitas atau pekerjaan yang mesti dilakukan untuk menunjang berbagai kebutuhan hidup. Tidak bekerja tentu tidak makan. Belum lagi soal kebutuhan untuk biaya pendidikan anak, biaya sosial dan sebagainya. Semuanya butuh uang.

Tapi apakah kesibukan mengejar kebutuhan dunia yang sesaat ini, justeru kita melupakan target masa depan yang hakiki. Hingga tak jarang kewajiban sebagai hamba Tuhan kerap terlupakan oleh dinding kesibukan dunia. Padahal akhirat lebih kekal daripada dunia yang kita kejar mati-matian ini.

Saya mengakui bahwa ada banyak resiko kehidupan yang mesti dibayar ketika meninggalkan sebuah pekerjaan, apalagi di zaman modern ini, tidak ada yang tidak banyak. Untuk mati saja kita mesti menyiapkan sejumlah biaya. Jika tidak, mayat kita terancam tidak ada yang menguburkan.

Tulisan singkat ini, tidak bermaksud menyeru anda untuk berhenti bekerja dan terus berdoa, beribadah untuk sang Khaliq. Bukan demikian. Bahkan jika anda melakukannya pun, anda bersalah. Bersalah pada anak anda, keluarga anda, dan diri anda sendiri. Tuhan tidak merepotkan kita untuk mengingatkannya dan melupakan pekerjaan yang juga merupakan sebuah kewajiban untuk menafkahi keluarga.

Tapi semua itu pada koridor yang telah ditetapkan Tuhan. Ada saatnya melakukan kewajiban akhirat dan berhenti sejenak melakukan kegiatan dunia. Ada pula saatnya melakukan kewajiban menafkahi keluarga dan juga tidak melupakan koridor yang telah ditetapkan Tuhan. Artinya, disetiap rutinitas yang kita kerjakan, jangan pernah lupakan Tuhan.