Sendiri itu memang pedih jendral !

Mungkin baru kali ini aku merasakan bagaimana hidup sendiri tanpa teman akrab, sahabat atau siapapun yang mungkin bisa menjadi teman ngobrol saat sedang duduk manis di warung kopi. Ini sama sekali tidak seperti biasanya. Biasanya dimana, setiap saat malam hari kami duduk diwarkop beramai-ramai. Duduk ngobrol dan berdiskusi panjang lebar.

Tapi suasana itu tidak mungkin kuharapakan setelah pindah kerja ke wilayah yang benar-benar tidak memiliki seorang teman pun, apalagi pacar. Bosan, jenuh, tapi meski bagaimanapun terpaksa harus diterima dengan lapang dada daripada sama sekali tidak ada pekerjaan.

Apapun dan bagaimanapun kondisi ini harus dinikmati dengan hati yang lega. Mengapa? Karena begitu rumit mencari sebuah pekerjaan di negeri ini. Pekerjaan adalah sebuah barnag yang cukup berharga bagi saya. Setelah menganggur dua tahun lamanya.

Saya cukup menikmati hidup yang begitu hancur, saat tidak memiliki pekerjaan. Jangankan untuk membeli barang-barang mewah, untuk makan saja terkadang sulit. Perbandingannya, lebih pahit ketika tidak memiliki pekerjaan daripada tidak memiliki teman diskusi.

Tetap bersyukur, meski rumit menghadapi kondisi hidup yang seperti ini. Syukur adalah senjata ampuh menentramkan jiwa dari belenggu-belenggu kehidupan yang sama sekali tidak menghibur jiwa. Dengan bersyukur segalanya akan dihadapi dengan mudah. Dan saya percaya bahwa bersyukur akan membuat kita jauh dari meratapi nasib buruk yang menimpa hidup.