Mari membedakan antara doa dan mengeluh

Tulisan singkat ini mungkin menjabarkan pertanyaan seorang teman dari diskusi warung kopi tadi malam. Menurutnya doa dan keluh itu tidak ada bedanya, atau kedua hal yang sama terucap dari mulut yang menggambarkan sebuah kondisi yang membutuhkan pertolongan dan keterlibatan tuhan didalamnya.

Jika kita merujuk dari kamus KBBI, mengeluh adalah sebuah kondisi yang mengemukakan bahwa kondisinya sedang bermasalah, mungkin sakit, kecewa dan sebagainya. Doa secara KBBI adalah meminta sesuatu kepada sang pencipta langit dan bumi (Allah SWT) terkait dengan kebaikan yang kita harapkan untuk hidup yang lebih baik.

Jadi jika dilihat dari kedua defenisi tidak ada persamaan antara mengeluh dan doa. Mengeluh lazimnya mengkritik segala nikmat yang diberikan Tuhan kepada hamba tersebut. Mungkin menurutnya apa yang diberikan Tuhan itu masih belum mencukupi, sehingga tak jarang orang yang suka mengeluh binasa imannya.

Sementara dia adalah sebuah harapan yang dipanjatkan kepada yang Maha kuasa. Berharap kepada sang khalik untuk diberikan segenap kebaikan, bisa itu berupa rezeki, kesehatan, umur panjang, istri cantik dan sebagainya. Ada banyak doa yang dapat di panjatkan, tergantung setiap individu yang memerlukannya.

Orang yang memanjatkan doa lazimnya adalah jenis individu yang sabar, teguh dan senantiasa bersyukur pada Rahmat dan nikmat yang dilimpahkan Allah kepadanya. Meski kadang hanya cukup untuk sehari tetapi itu merasa cukup dan membuatnya bahagia atas nikmat yang telah Allah berikan itu. Bukan lantas mengkritik, mengapa Tuhan menjadikannya miskin seperti itu.

Sejatinya, setiap hari kita hidup ditengah-tengah limpahan Rahmat dan karunia Allah. Cukup banyak nikmat yang Allah berikan kepada setiap manusia meski terkadang manusia tersebut tidak menyadarinya. Bukan melihat jumlah nikmat yang Allah berikan melainkan membandingkan dengan orang lain kelemahan dirinya. Maka hal itu menjadi pemicu seseorang mengeluh.