Memahami Orang 'Berada' di Alam Maya

in #indonesia6 years ago (edited)

image

Saat ini banyak orang yang kaya di alam maya, tidak terkecuali dalam platform Steemit. Berbagai diskusi yang saya intip selalu menjelaskan bagaimana menjadi kaya, baik secara cepat maupun secara instant. Ketika mereka berada di alam ini, saya mengamati beberapa foto orang kaya tersebut, untuk melihat guratan wajah, apakah dia benar-benar sudah kaya dan berwibawa atau sebagai OKB (Orang Kaya Baru).

image

Saya memperhatikan gambar mereka secara seksama, mulai dari gaya rambut, bentuk pipi, bentuk bibir, tatapan mata, pakaian yang digunakan, serta bahasa tubuh, ketika gambar mereka diambil. Tidak etis menyebutkan nama-nama orang ‘berada’ di Steemit, sebagai bahan studi saya. Namun, melalui virtual etnografi, saya dapat menyimpulkan ada keseragaman di kalangan para ‘beradawan.’ Di wajah mereka terpancar idealisme, komitmen, dan kesabaran. Tiga hal inilah yang saya dapatkan ketika menelusuri wajah-wajah mereka yang sudah ‘berada’ di alam maya, tidak terkecuali dalam platform Steemit.

Mengapa hal ini perlu dikupas? Sebab, eksistensi seorang di alam maya, yang awalnya saya ‘ada’ berubah menjadi ‘berada.’ Ketika seseorang ‘berada’ maka hal tersebut menjadi suatu akibat dari perjuangannya di alam maya. Kalau perjuangan di alam nyata, akan diketahui secara fisik bagaimana perjuangannya yang sangat berdarah-darah dan bertungkus-lumus. Namun, bagaimana dipahami seorang yang ‘berada’ di alam maya, apakah dia juga mengalami hal yang serupa, seperti di dalam kehidupan nyata.

Perjuangan di alam maya memang hampir mirip dengan alam nyata. Seseorang harus disiplin. Hanya saja, perjuangan di alam maya, lebih berhubungan dengan menghubungkan pikiran antara satu sama lain. Keterhubungan pikiran inilah yang menjadi kunci utama untuk menjadi orang ‘berada’ di alam maya. Dulu kita membaca buku seseorang, cenderung membayangkan penulisnya sudah tua atau telah meninggal dunia. Kita membayangkan hanya isi buku saja, tanpa memperdulikan sosok penulis.

image

Ketika saya menulis buku sejak umur 22 tahun, ramai yang menyangka kalau @kba13 itu adalah seorang yang sudah tua atau berumur di atas 50 tahun. Tidak sedikit yang kaget, ketika berjumpa secara fisik kalau penulis buku yang mereka baca adalah anak muda. Mereka tersenyum, karena usia penulis lebih muda dari para pembaca. Saya pun terkadang tersipu malu, karena pembaca buku saya sudah ada yang ubanan. Saat itu, seorang kreator dan konseptor dipandang sebagai seseorang yang sudah mapan atau bahkan sudah senior.

Saya ‘ada’ di dalam alam pikiran mereka. Namun, sosok saya sama sekali absen di dalam benak mereka. Lebih kaget lagi, ketika mereka berjumpa, saya sama sekali bukan orang ‘berada.’ Pakaian apa adanya. Bicara ceplas ceplos. Sama sekali jauh dari bayangan seorang yang ‘berada’ dan ‘ada.’ Mereka membayangkan penulis buku itu kaya raya. Saya jelaskan bahwa jarang penulis ‘berada.’ Kalau pun ada yang ‘berada’ itu karena ‘dampak’ dari karyanya tersebut. Royalti menulis buku terkadang hanya mampu membeli 40 liter BBM beberapa kali. Itupun diberikan oleh penerbit 6 bulan sekali, 10 % dari harga buku.

Jadi, dulu pun kalau ingin memahami seorang yang tersohor, kita akan membaca biografinya. Adapun kisah hidupnya, setelah seseorang menjadi ‘sesuatu.’ Sebaliknya, sekarang kita melihat kisah hidup seseorang melalui alam maya, pas ketika seseorang tersebut sudah tersohor di seluruh pelosok dunia. Amat menarik memperhatikan seseorang yang sukses di platform ini, menayangkan kisah hidupnya, bersamaan dengan kekasihnya yang berujung pada ruang pengantin. Foto pesta pernikahan menceritakan banyak hal. Dia seolah-olah ‘berada’ di alam maya bersamaan dengan kisah hidup pribadinya. Jadi, kita pun mendapatkan gelombang kebahagiaan dari sosok tersebut.

image

Ada pula yang memasukkan anaknya dalam perjalanan perjuangan di platform ini. Tidak sedikit pula yang memasukkan ibu, bapak, mertua, asisten, dan kerabat dekat di dalam perjuangan di alam maya. Gejala ini memperlihatkan bahwa menuju ‘berada’ dari ‘ada’ adalah proses kebersamaan dan sharing kebahagiaan. Dia juga melibatkan keluarga besarnya yang dikenal sebagai ‘follower’ untuk mendongkrak reputasi menuju pada tingkat ‘berada.’ Semakin banyak follower, dia akan menjaga sikap di dalam bertutur kata. Demikian juga di alam maya. Wibawa nampak dari wajahnya. Menjaga perasaan menjadi salah satu kunci untuk bertahan di dalam platform follower di dalam maya.

Di sini terlihat menuju ‘berada’ merupakan bukan proses secara individual, melainkan memerlukan orang lain. Orang-orang itu pun wujud dan dapat dikenali dan diketahui jati dirinya. Saya memperhatikan mereka yang sudah menjadi whale atau apapun istilah yang digunakan, merupakan kalangan yang berawal dari ‘ada’ melalui idealisme, komitmen, dan kesabaran menuju pada posisi ‘berada.’ Karena latihan tersebut dilakukan selama 1 hingga 2 tahun, akhirnya, kekuatan itu terpancar dari wajah mereka. Wajah-wajah tersebut yang saya temukan ketika menemukan informasi meetup kalangan Steemitiyyah di salah satu kota pada awal tahun ini. Saya berusaha memahami mereka secara virtual. Walaupun demikian, saya tetap berharap berjumpa secara fisik. Bagaimana pun, peneliti antropologi lebih suka memahami sesuatu secara alami.

Kupasan di atas memperlihatkan desain reproduksi standar baru di dalam moralitas masyarakat di era kontemporer. Realitas alam maya yang pada awalnya tidak begitu dekat dengan etika dan nilai, secara perlahan-lahan menawarkan pola baru. Kendati ini masih pada dataran pertemuan pikiran semata, namun ujian kemanusiaan telah dimulai di alam maya. Kita tidak dapat lagi menyebarkan kebencian, karena orang akan melacak rekam jejak kita, memblokir keanggotaan, mengeluarkan dari platform pertemanan untuk selamanya. Tampaknya, inilah yang menyebabkan munculnya orang baik-baik di alam maya saat ini.

image

Kita tentu tidak begitu perduli dengan keseharian seseorang di alam nyata. Adapun yang utama, bagaimana seseorang bertingkah laku di alam maya. Mereka yang tidak baik, tentu masih menyisakan alasan mengapa mereka menjadi jahat di alam maya. Kebersamaan komunitas alam maya, seperti platform Steemit, akan memperkecil alasan-alasan untuk tidak berbuat yang tidak baik. Algoritma rupanya mampu bekerja juga di dalam merubah perilaku seseorang, khususnya yang sudah ‘berada’ di alam maya.
Karena itu, orang ‘berada’ di alam maya akan terus berupaya menunjukkan kebaikannya. Dapat dibayangkan, jika kebaikan tersebut muncul dari nurani, bukan atas dasar untuk kapitalisme semata. Sebab, pseudo-kindness yang bersifat artificial tidak akan mampu bertahan lama. Karena itu, saya mengamati, kalimat-kalimat para ‘berada’ di dalam platform ini sudah mulai menunjukkan ke arah tersebut. Dia hanya merespon dari kalangannya semata. Artinya, para ‘berada’ berdialog panjang lebar dengan sesama ‘berada.’ Adapun yang masih ‘ada’, terkadang sama sekali tidak mendapatkan respon. Ini yang diamati dari beberapa barisan-barisan komentar di kalangan para orang ‘berada.’ Saya masih dapat memastikan bahwa pola berkawan yang bersifat pseudo dan artificial masih dapat dijumpai di manapun dalam setiap platform di alam maya. Agaknya, ini adalah dampak dari hirarki sosial baru di alam maya.

Sort:  

Orang berada di sebuah tempat, baru dapat KTP setelah beberapa lama tinggal di sana. Itu pun jika diterima oleh warga di sana dan memenuhi berbagai syarat lainnya. Begitu juga di alam maya, semua tetap butuh proses dan waktu. Tulisan orang "kaya" sepertimu memang selalu berisi!

Makasih Bu @mariska.lubis. KTP kita di alam Maya juga sangat lama keluar nya. Karena penduduknya tinggal di belahan dunia. Sehingga, banyak diantara kita tahu antara satu sama lain, tetapi tidak saling kenal. Tulisan saya juga inspirasi nya dari tulisan Ibu juga.

Bahasan yang sangat menarik... Saya merasakan pengalaman seperti yang anda sebutkan di atas. Pengalaman bila berkomentar di akun orang 'berada' sehingga saya jarang melakukannya (tidak semua sich) Oya senang rasanya bisa bertemu dengan anda di aceHTrend waktu itu bersama mbak Mariska.

Bahagia juga bisa bersilaturahmi saat ada ibu @mariska.lubis. Diskusi berlanjut, walau ketemu sekejap. Just be yourself. Itu obatnya. Jadi diri sendiri. Berteman dan bersilaturahmi untuk menemukan kawan berdebat, teman berpikir.

Menunggu tulisan lanjutan yang membahas tentang fenomena ini. Saya juga sedang membaca buku Yasraf Amir Piliang -Dunia yang Dilipat- sepertinya menarik saat mencoba membaca tulisan ini

Benar pak...🙏
Saya baru di Steemit, tp sedikit demi sedikit karakter mulai berubah lebih baik, tidak cuek dan terus berkembang...
Ada sistem flag di steemit, membikin user khawatir kalo lahirkan post negatif.
Alhasil sugesti positif steemit mulai menggeser sifat Steemians utk lebih baik.
Salam kenal pak🙏🙏😄

Benar @denysatika. Mulai muncul platform yang absen dari ujaran kebencian. Ini bagus dalam pertemanan. Jadi, meski memaki, ttp akan dicari kata kata yang tidak negatif dampaknya secara emosional. Saya sering membaca komen di berita, kadang tidak tahu, ini komen atau makian. Sakit ke kepala, jika membacanya berulang-ulang. Anyway, tanx for our friendship....

Iya pak...saya sangat senang menerima kehadiran Steemit, membikin saya puas utk menulis, meskipun belum sempurna dan banyak terjadi kesalahan.
Saya sepakat pak, jika memaki dgn menggunakan bahasa positif, Krn tujuan nya bukan utk membunuh karakter org lain, melainkan mengajak utk bersikap baik bagi diri sendiri dan org lain...
Yg namanya berita tetap ada yg untung dan di rugikan pak? Jika pun ada menggunakan bahasa berulang di berita, itu bagian dari lepas cengkraman delik emosi seseorang...
Jika menulis di media ada badan hukum, tapi di medsos peluang tersandung UU ITE...
Saya bangga mengenal org hebat seperti bapak...
Saleum Tabek Pak 🙏🙏

Kereeeeennnnnnn kali.... Topik ini harus dibawa ke kelas FAMe 😄

Kelas yang mana satu ya? Ini topik ringan habis Sahur ditulis ...khe khe khe

yang ringan tapi ajib, Pak.

ini bisa jadi referensi utama untuk menenangkan hati saat di cuekin, boleh jadi kita ada diposisi yang berbeda antara "ada" dan "berada". Luar biasa tulisan Prof @kba13

Makasih Abang. Semua perlu proses dan kesabaran di sana. Bertungkus kumis. Tanx.

Keren, seampuh pak @kba13 :)

Selamat berpuasa Bapak @razack-pulo, semoga berkah sabe sabe. Semoga bagah jeut keu Ambassador kamoe...tanx...

Itu terlihat enak!

Asal jangan dimakan saat siang hari ya. Maklum bulan puasa. Tanx

Menarik pembahasan ada dan tiada, dalam keadaan dan keberadaan, yang dipikirkan dan yang memikirkan.

Biasa nya kajian ini dalam Sufi dan Filsafat, kalau digiring ke Steemit, mengenai, ttp tidak ada rasa. Sufi dan Filsafat tidak menghasilkan reputasi apa. Kondisi ini, tentu tidak dimaui oleh netizen. Tanx.

Bisa koq. Masukin saja, karena pertumbuhan steemian juga menpengaruhi konten. Ada koq nanti yang menyukai kajian filsafat dan sebagainya.

bagus banget tulisannya mbak, banyak membantu yang masih belajar seperti saya. terimakasih mbak.

Makasih @narissa. Semoga kita bisa belajar sama sama...

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.13
JST 0.029
BTC 56763.93
ETH 2963.32
USDT 1.00
SBD 2.34