Menyesal Gabung Steemit

Kata penyesalan selalu datang terlambat. Sama halnya ketika seorang temanku mengungkapkan menyesal menikah. Lalu kucoba menggugat mengapa dia sampai tega mengeluarkan statmen yang tak pantas itu. Dia hanya tersemnyum.

“Aku belum selesai bicara,” timpalnya singkat.

“Lalu apa?” desakku penasaran.

“Aku menyesal baru menikah sekarang, seandainya dari dulu aku mengetahui begitu nikmatnya sebuah pernikahan, sudah dari dulu aku menikah,” jelasnya.

Aku terperangah mendengar jawabannya yang menurutku keren sekali. Ia terus mengungkapkan betapa bahagianya dia, kemana-kemana tak lagi sendiri. Arah tujuannya jelas, keluarga adalah tujuan utama.

Selama menikah, keuangannya terkelola dengan baik, tapi tak berniat menjadikan pasangan hidup itu sebagai pembantu, tetapi sebagai teman kompromi, menjalani hidup bersama, meluahkan kasih akung dan teman halal, teman traveling dan lain sebagainya.

Lalu apa hubungannya dengan steemit? Yah, apa yang dialami temanku itu sama halnya dengan perasaanku saat ini. Aku juga menyesal bergabung steemit, maksud aku mengapa baru sekarang aku gabung? Seandainya saja dari dulu, mungkin sudah selevel dengan para master seperti brother @levycoce, @aiqabrago, @rismanrachman, @kemal13, @mariska.lubis, @bahagia-arbi, @donkeypong,
@razack-pulo, dan beberapa steemian senior lainnya, hehe.

Biarpun demikian, aku belum terlambat, tidak ada kata terlambat bagi yang mau berusaha. Sama halnya ketika aku memulai membuat akun media sosial dulu. Teman-teman aku sudah memiliki teman atau follower ribuan jumlahnya, sedangkan aku baru puluhan.

Padahal aku sudah lama diajak oleh teman-teman dari Lhokseumawe untuk mendaftar akun steemit, tapi aku kurang ngeh, mungkin karena dia hanya mengirim pesan by inbok facebook. Dia tak menjelaskan apa manfaat steemit itu sendiri.

Namun aku bertemu teman-teman blogger yang sudah duluan mengambil manfaat dari steemit yaitu @rahmanovic dan @ihansunrise. Mereka memotivasiku untuk bergabung di steemit. Akhirnya aku mendaftarkan akun, alhamdulillah dalam jangka waktu dua hari aku diaprove dan dikirim paswoord. Senangnya bukan main.

Semangatku tambah membuncah ketika brother @rismanrachman mengisi kelas Forum Aceh Menulis (FAMe) di Duek Pakat kupi. Rasanya aku seperti mencoba memulai dunia baru yang lebih asyik dan menantang.

Karena masih merangkak, aku mencoba mencari teman-teman komunitas. Hebatnya lagi, @riodejaksiuroe merekomendasikan aku masuk ke grup KSI-Chapter Banda Aceh. @kemal13 selaku kepala suku di sana memasukkan aku, dan ternyata di dalam sudah ramai teman-teman yang sering bertemu, ada di sana, seperti @hasnandaputra, @fardelynhacky, dan beberapa teman lainnya.

Dibanding ketika ngeblog, aku merasa lebih rajin di sini. Jika di blog, dalam seminggu belum tentu ada satu tulisan, namun di steemit, biar pun belum rajin-rajin kali ngepos, mininal ada lah sehari satu postingan atau dalam dua hari sekali.

Semoga aku tidak terseleksi alam seperti kata bang @aiqabrago ketika meet up hari itu. Kata bang @aiqabrago ia punya teman steemian baru tapi karena tidak konsisten dan bersabar, akhirnya teman itu meninggalkan steemit. Semoga aku tidak demikian.
Mohon bimbingan para senior!

Postingan sebelumnya:

https://steemit.com/indonesia/@hayatullahpasee/meet-up-steemian-bawa-berkah-bagi-penjual-kacang-rebus

https://steemit.com/goldenhourphotography/@hayatullahpasee/afternoon-in-the-hutan-kota-banda-aceh

https://steemit.com/story/@hayatullahpasee/kebab-and-memoriam-aceh-turkey-kebab-dan-nostalgia-aceh-turki