Poetry # Orang-Orang Yang Berperang (The Warring People)
Image Source
Orang-Orang Yang Berperang
pertempuran itu dimenangkan dalam kabut
suara meriam melunak di keletihan akhir
angin mendesis
lelaki memainkan harmonika merah
seperti warna senja, namun lebih kusam,
bayang-bayang perjalanan ribuan arwah
tutupi semburat cahaya matahari
denting pedang dan desing peluru
anak-anak membacanya sebagai pipit meliku langit
menafsirkan keabadian sukma-sukma yang luka
cemaskan begitu kelabunya besok
Image Source
di tepi mata air, bala prajurit koyak
nyanyi wanita tua yang menanak nasi dengan periuk sepi
tentang angin bertiup ke selatan. membawa serta pisau pengupas
pinangnya. bertahun lalu, ia mulai bersihkan beras dengan air mata
tak ada burung-burung nasar, seekor merpati robek sayapnya
hunus senapan menjaga mayat-mayat berputih debu
di atas tiang sehelai bendera entah negeri mana
benteng itu roboh
tak tahu dari pihak siapa
tak ada lagi bunyi gendang
tapi bukit-bukit gemakan irama rebana gadis-gadis
menari, tanpa jiwa
lalu besok, kelahiran baru akan dimulai sejarahnya
tentang kemenangan yang direbut dengan penyerahan
kepahiang, 24 agustus 2017
Image Source
The Warring People
the battle was won in the fog
the sound of guns softening, in the final fatigue
the wind hissed
a man playing a red harmonica
like twilight, but more dull,
the shadow of the journey of the souls of the dead
covering a shade of sunlight
clinking swords and bullet whistles
the children read it as a sparrow through the sky
as the immortality of the wounded souls
worried tomorrow will be so gray
at the edge of the spring, the warriors torn apart
singing old lady cooking rice with a lonely pot
about the wind blowing to the south. carrying her pinhole knife.
many years ago, she began to wash the rice with tears
no vultures, only a dove tearing its wings
rifle guns keep the bodies bleached dust
on a flagpole of an unknown land
the castle fell
do not know which side belongs to
no more drum sounds
but the rolling hills rhythm of the girls dance rebana
soulless
then tomorrow, the new birth will begin its history
about victory seized by surrender
Related Post
- Agar Hari Hari Selalu Berpihak Padaku (For The Days Always Be With Me) Bilingual
- Kafilah, Malam Usai Berbincang dengan Yetti A.K.
- Menunggu (Waiting)
- Kabar Kabar Malam
- Kerangka Naskah Roman Tentang Percintaaan Yang Akhirnya Hanya Jadi Sebuah Puisi, Pun Tak Usai
puisi yang sangat menarik, inikah tentang pertempuran, semangat, dan sejarah ?
Terima kasih apresiasinya @the-garuda.
Hanya mencoba melihat apakah kemenangan dalam sebuah perang benar-benar bermakna menang, dan kalah adalah adalah benar-benar kalah.
Terima kasih @the-garuda telah berkenan memilih puisiku sebagai postingan terbaiknya.
Sukses selalu:
.
https://steemit.com/indonesia/@the-garuda/postingan-terbaik-pilihan-garuda-kita-1-02-05-2018
Menyimak dan menikmati puisinya Mas...
Akhirnya keluar juga versi inggrisnya...hehee..
Keren mas...
Salam kreatif...❤
Semoga berkenan dengan puisi sederhana ini, Bang @zaimrofiqi
Untuk versi bahasa Inggris, tentu banyak kesalahannya, bantu dibenahi dong :)
Great poem! @emongnovaostia
Thank you @researchgeek. hope you enjoy it.
ketika penyair memerihkan nuraninya
syair yang lahir dari sunyi terasa nyaring
hingga tetes bening berdenting
ting!
semoga sunyi yang jujur selalu kita miliki, untuk selalu kentara mendengarkan tiiing! :)
Terima kasih telah berkenan berkunjung, Teteh @ranesa
Mantap kak
Ayo semangat terus menulis... tunjukkan Bengkulu bisa!