The End Theory of Truth - Validitas Kebenaran Ilmiah #Conclusion

in #indonesia6 years ago

the end.jpg

[Edited-Google]

Hi steemians friends

Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat wal 'afiyah selalu!!!

Beberapa teori kebenaran yang telah saya posting:

image

Dapatlah kita mengambil kesimpulan, bahwa teori kebenaran dapat diterapkan untuk obyek kajian masing-masing yang beragam dan relevan.
  • Teori kebenaran korespondensi, kiranya sesuai untuk diterapkan pada studi ilmu-ilmu empiris. Alasannya ia butuh pada uji empiris & inderawi, seperti uji labotaruium, survey, maupun metode lainnya.
  • Teori kebenaran koherensi, sesuai untuk obyek kajian berbau filsafat, karena ia bersifat logis dan universal.
  • Teori kebenaran pragmatis, relevasi untuk diterapkan pada ilmu-ilmu terapan, karena ia menghendaki nilai fungsional dalam memecahkan problem dalam praktis kehidupan.

Kesimpulan:

Ketiga teori kebenaran di atas, tampaknya disempurnakan dengan teori kebenaran kebenaran performatif dan terutama pada teori monistik-multifaset yang ditawarkan oleh Noeng Muhadjir. Dimana kebenaran-kebenaran keseharian baik itu empirik, logik, atau pun etik berapa pada tataran kajian insaniyah (manusia), dan semua kebenaran ini harus terpadu dengan kebenaran ilahiyah. Karena kebenaran ilahiyah adalah kebenaran tertinggi yang bersifat absolut.

image

Adapun, jika diajukan pertanyaan bagaimana cara membuktikan kebenaran? Ada dua metode besar dan populer, yaitu metode verifikasi yang digagas oleh Thomas S. Kuhn dan metode falsifikasi yang diintrodusir oleh Karl R. Popper.

Metode verifikasi membuktikan kebenaran dengan cara memeriksa yang benar. Contohnya, bila ada pernyataan bahwa semua angsa di kolam itu bewarna putih, dan di kolam itu misalnya ada 10 ekor angsa, maka maka metode verifikasi akan bekerja dengan memverifikasi satu-persatu dari ke 10 angsa tersebut. Jika semuanya berwarna putih, maka pernyataan tadi adalah benar. Namun, jika terdapat di kolam tersebut satu angsa yang tidak berwana putih, maka pernyataan tersebut salah.
Sementara metode falsifikasi membuktikan kebenaran dengan cara memeriksa yang salah. Jika kita menggunakan contoh angsa di atas, maka jika ditemukan satu saja angsa berwarna hitam misalnya, maka pernyataan di atas salah. Jadi falsifikasi bekerja tidak dengan memeriksa semua angsa yang ada di kolam itu, melainkan hanya memeriksa yang tidak berwarna putih. Jadi, falsifikasi lahir untuk menggugurkan verifikasi dan saat itu pula dilahirkan suatu teori baru. Masih dengan contoh angsa di atas, kita akan membuat kesimpulan bahwa Angsa itu berwarna putih dan hitam. Wallahu a'lam...


  • Sumber-Gambar-Gif: Tenor

image

semoga bermanfaat:




image

Sort:  

Hmm, sepertinya saya lebih memililih metode pemikiran dengan verifikasi ketimbang filsifikasi walaupun kedua metode ini masih sering kita temukan dalam memahami dan memaknai sesuatu. Seperti sebuah contoh, ketika seseorang disodorkan sebuah baju berwarna merah dan dia menolaknya dalam hal ini bukan berarti dia tidak suka pakai baju tetapi dia tidak suka warna merahnya dalam islam dinamakan prinsip takdir harus sejalan dengan prinsip ikhtiar. Hmm ada hubungannya eggak sih bang, tapi walaupun eggak conek anggap saja saya lagi belajar. Tegur aja kalau salah, habis bahasa bg @muslem terlalu sulit saya jangkau hehee

Saya setuju sama @arispranata5
Saya lebih mengedepankan pemikiran verifikasi, karna semua hasilnya dapat dibenarkan karna ada bukti-bukti yang empirik berdasarkan fakta-fakta yang ada...
Tapi tidak juga harus menolak mentah-mentah pemikiran filsifikasi karna ilmu pengetahuan harus terus digali dan tidak semua bisa di verifikasikan karna alam terus berkembang dan banyak hal yang belum dapat dibuktikan diluar sana... Dengan adanya pemikiran filsifikasi kita dapat sedikit memahami sesuatu hal walaupun nantinya bisa saja kebenaranya berubah...
Jadi menurut saya..pemikiran filsifikasi bisa diketahui benar atau tidaknya setelah adanya verifikasi...yaa jadi terima saja apa yg ada sekarang.... Toh kita juga tidak tahu apa yg ada dimasa depan...tapi bisa di prediksi dengan pemikiran filsifikasi...

Mohon maaf kalau saya salah...tolong dibenarkan...

tidak ada yg salah @gojopeppo. Saya mmebuka ruang utk komentar dan masukan2.
Setuju betuk dgn kalian, makanya verifikasi cukup diandalkan dalam kajian mencari kebenaran. Tapi menurut Karl R. Popper (penggagas falsifikasi) tidak cukup baik bekerja krn ia akan membuang waktu dlm proses pencariannya. Falsifikasi hadir untuk meringkas cara kerja verifikasi.
maaf, ini karena tulisan saya yang begitu singkat, jadi belum ada kejelasan untuk mengkanter. Senang mndapatkan komentar dari kalian.

Apa yg di katakan Karl R. Popper sangat benar.. jalan pintas memang dibutuhkan...:D

Senang juga mendapat tulisan yan baik seperti ini...

sip @aris. kedua metode ini masih dipakai dalam kajian ilmiah.

Jangan berhenti mencari kebenaran, meski kebenaran sejati adalah miki-Nya, namun jika kita berhenti mencari maka kita akan jatuh dalam kubangan jumud dan stagnan.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 61672.72
ETH 2996.85
USDT 1.00
SBD 3.78