Teori PERFORMATIF - Validitas Kebenaran Ilmiah #4

in #indonesia6 years ago

image

[Edited-Google]

Dear Steemians

Jum’at berkah!!! Semoga keberkahan menyertai kita semua.

Izinkan saya menyuguhkan tulisan kecil itu, maski kelihatannya kurang tepat jika dibaca pada siang hari. Hehehe, mungkin anda akan membacanya di lain waktu saat sedang rileks
Sebelumnya, saya sudah membahas beberapa teori kebenaran, yaitu:
Mungkin anda akan bertanya, tujuan dari teori-teori kebenaran ini. Seperti penjelasan saya sebelumnya, bahwa teori-teori kebanaran ini untuk menunjukkan sejauh mana kebenaran dari proses metode ilmiah (hasil penelitian) yang telah kita hasil, baik itu berupa dalil (pernyataan), teori, konsep dan lain sebagainya. Sekarang, kita akan memahami teori permorfatif dalam melihat kebenaran.

image

Teori Performatif

Teori ini berasal dari John Langshaw Austin abad ke-20 dan dianut oleh para filosof lain seperti Frank Ramsey dan Peter Strawson. Para filosof ini menentang teori klasik bahwa “benar” dan “salah” adalah ungkapan yang hanya menyatakan sesuatu atau deskriptif. Suatu pernyataan atau proposisi yang benar berarti proposisi itu menyatakan sesuatu yang memang dianggap benar, dan sebaliknya.

Teori performatif ini menjelaskan, suatu pernyataan akan dianggap benar jika ia menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mengungkapkan suatu realitas, tetapi justeru dengan pernyataan tersebut terciptanya suatu realitas sebagaimana yang diungkapkan dalam pernyataan itu.
Jadi, kebenaran dalam teori ini adalah bila terdapat kesesuaian dengan tuntutan performanya. Sesuatu yang sesuai dengan performanya bila memenuhi kriteria efektif, fungsional, produktif, dan tuntas. Oleh karena itu, untuk menguji apakah sesuai dengan performa, maka di sini diperlukan terlebih dahulu menentukan standar performa. Berdasarkan standar performa inilah, kemudian suatu kebenaran dinilai apakah ia memenuhi standar dimaksud.
Contohnya: Menjadi seorang pendidik itu harus memahami perbedaan-perbedaan pada setiap peserta didik. Jadi, standar yang ditentukan di sini adalah memahami perbedaan yang ada pada setiap peserta didik. Maka, seorang pendidik yang benar adalah yang memahami adanya perbedaan. Artinya, teori ini hendak membangun sebuah realitas yang ideal atau adanya performa yang baik.

image

Problemnya:

Teori ini dapat diimplementasikan secara positif dan negatif juga. Secara positif, tentu saja dengan pernyataan yang telah dibangun, orang-orang berusaha mewujudkan apa yang dinyatakannya (standar-standar yang ditentukan).

Sisi negatifnya, seseorang dapat pula terlena dengan pernyataan atau ungkapannya seakan pernyataan tersebut sama dengan realitas. Ini kerab sekali digunakan oleh politisi. Semisal, mereka membuat pernyataan: Saya bersumpah, saya berjanji akan menjadi peminpin yang baik, amanah, visioner dan sebagainya. Standar-standar (performa) yang diucapkan oleh politisi membuat kita terlena seakan-akan itu alan menjadi realitas.Wallahu a'lam...

image

Sumber-Gambar-Gif: Tenor




semoga bermanfaat:


Sort:  

Sangat bermamfaat @doktormuslem...
Semoga menjadi jumat yang berkah buat kita semua...amin

amiiin... term kasih @arrahman;

pencerahan yang sangat serat akan makna
terima kasih @doktormuslem semoga kita selalu diberikan keberkahan hidup. salam santun :)

smoga sllu @rizaldi. Salam santun juga, kita mungkin melakukan hal yg kecil, tapi jika itu berbuah kebaikan, siap-2lah kita, karna akn menjadi gunung kebaikan. hehe

benar @doktormuslem
justru itu kita saling menebar kebaikan sesama:)

sip Tgk Rizaldi ;)

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.027
BTC 60654.57
ETH 2343.25
USDT 1.00
SBD 2.48