You are viewing a single comment's thread from:

RE: Tanggapan saya pada debat klasik heboh antara para wanita yang pro-Karir dengan "full time moms"

in #indonesia7 years ago

Saya seorang Ibu Pekerja, dan memiliki 3 putri (kelas 5 SD, kelas 3 SD, kelas 1 SD) dan 1 putra (ulang tahun yg ke-2 hari ini). Alhamdulillah saya masih bisa paham betul tugas, hak atau kewajiban saya sebagai istri dan juga sebagai Ibu. Alhamdulillah anak-anak saya sehat, selalu masuk rangking 2 besar. Tiap pagi masih buat bekal untuk anak-anak sekolah. Kecuali kalau isi kulkas lagi tidak ada yang bisa diolah baru deh beli. Saya juga masih sempat meriksa isi tas, isi kotak pensil anak-anak, ada pensil yang belum diraut kah, buku-buku udah lengkap kah? dalam satu minggu juga lebih sering masak, kebetulan kami belum ada Asisten Rumah Tangga. Memang pernah juga beli makanan yang udah jadi tapi jarang, kalau beli itu karena udah capek banget.
Bukannya mau berkeluh kesah atau mau pamer atau mau bilang aku juga bisa lho melakukan segalanya seperti Home Stay Mom, cuma kayaknya yaah kita saling menghargai aja dengan pilihan dan keadaan orang lain. Yang jadi Home Stay Mom ngak perlu underestimate lah sama kami yang juga bekerja di luar rumah, jangan beranggapan kami tidak bertanggung jawab, lebih banyak ngabisin waktu diluar daripada sama anak-anak, dan apalah-apalah. Yang wanita Ibu Pekerja juga jangan suka menyepelekan atau memandang rendah Ibu Rumah Tangga, jangan beranggapan mereka itu di rumah "tidak bekerja", yang kenyataannya pinggang hampir putus karena kerjaan ngak beres-beres, baju di mesin cuci aja udah 2 hari ngak kejemur. Resep udah penuh di notebook, tapi yang sempat dikerjain telur ceplok lagi, hufffff.
Jadi intinya saling menghargai, saling menghormati ya Beuatifull Mom Semuanya. Salam Kenal Buat Kalian Semuanya, buat yang baru jadi Mom welcome to the Party yaaaaa

Sort:  

Kalau mbak memahami isi artikel saya dengan baik, tentu mbak akan tahu bahwa saya tidak pernah menganggap dan mengatakan bahwa ibu yang bekerja di luar rumah itu merupakan ibu yang menelantarkan anak. ^_^
Ada banyak alasan kenapa wanita memilih bekerja dan kenapa ada yang tidak, dan apapun itu alasannya, yang jelas itu adalah urusan pribadi masing-masing, orang luar tidak berhak untuk ikut campur dan berkomentar menghakimi.
Karena apapun keuntungan, resiko aka efek apapun yang dialami dia dan keluarga, toh itu adalah konsekuensi dari sebuah pilihan yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan sendiri dengan sadar.
Seperti yang sudah saya tulis didalam artikel ini, inti dari tulisan saya tujuannya adalah untuk memberikan perspektif lain bagi para "stay home mom" agar tidak lagi perlu merasa terintimidasi dan rendah "self esteem"nya hanya karena tidak bisa memanfaatkan "koleksi ijazah"nya untuk mencari duit.
Jadi saya sebenarnya malah sedang tidak membahas para wanita karir.

By the way, tapi tentu aja terimakasih sudah brbagi pengalamannya disini :).
Turut senang mendengar mbak sukses mengatur waktu dan menjalani kedua peran dengan baik, karena tidak semua orang mampu.
Tapi d Asia ada faktor lain jg yg bsangt menolong lho, yaitu adanya support daro orang sekeliling. Banyak yang pada bisa nitip anak pada ortu, dan baby sitter 24 jam di sana ngga terlalu mahal, hehe...

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 63595.77
ETH 3415.98
USDT 1.00
SBD 2.49