Merekalah yang Gila, Bukan Aku
Entah sudah berapa lama aku berada di sini. Menatap setiap orang yang berlalu lalang dengan pakaiannya yang serba rapi. Sementara aku? Aku dengan rambut kusut masai dan tak terawat, teronggok bagaikan sampah. Tubuhku kurus dan menebarkan aroma yang tak sedap. Kulitku legam berdebu. Pakaianku compang camping. Tak jarang, ada saja orang-orang yang iba melihatku. Bahkan ada juga yang takut kepadaku. Aku tidak tau, apa alasan mereka sehingga mereka takut. Apakah karena aku sering tertawa terbahak-bahak secara tiba-tiba seorang diri? Ataukah karena keadaanku yang seperti ini? Mereka lucu. Sangat lucu. Bukankah tertawa bagian dari kebahagiaan? Dan aku bahagia karena aku bebas. Aku bebas memiliki pemikiran yang bebas. Aku bebas tidak melakukan apapun. Aku bebas duduk dan tidur sepanjang hari sesuka hatiku. Tapi orang-orang itu? Mereka mencibirku dan mengatakan aku gila.
Gila? Aku tidak gila. Aku masih bisa mengenali mereka satu per satu. Aku masih memiliki hati untuk tidak mengganggu siapapun yang berada di sekitarku. Ah, mereka terlalu naif. Bukankah mereka bekerja siang malam itu termasuk kegilaan juga? Mereka gila akan harta dan tahta. Sehingga waktu mereka habis di meja kerja tanpa peduli kebahagiaan hati mereka yang sebenarnya. Mereka gila terhadap dunia yang hanya sementara ini. Sehingga waktu mereka untuk bertemu Tuhan hanya bagian dari sisa waktu, bukan dari awal waktu yang menjadi prioritas utama.
Aku masih ingat kata seorang ustadz di kampung sebelah sering memberikan petuah kepadaku demi melihat keadaanku yang seperti ini. Beliau mahfum dengan keadaanku dan permasalahan yang membuatku gila di mata mereka. Beliau selalu mengatakan bahwa keadaanku bisa segera membaik asalkan aku bisa lupa dengan duka yang merundungku. Tapi ketika mengingat hal itu lagi, aku ingin teriak di telinga setiap orang bahwa aku membenci mereka. Aku benci pengkhianatan. Aku benci orang yang berpura-pura manis tapi di belakangku orang itu berusaha menghunusku dengan belati yang diasahnya saban hari. Akhirnya hatiku beku dari kata maaf. Aku belum memaafkan mereka, pun aku sendiri.
Ustadz itu melanjutkan lagi petuahnya. Beliau yakin aku tidak gila. Iya, aku memang tidak aku gila. Aku hanya kecewa dengan semua hal yang menimpaku. Apakah itu artinya aku tidak mengenal Tuhanku lebih dekat? Aku tau Tuhan sangat menyayangiku sehingga dikirimkanlah orang-orang yang masih percaya bahwa aku ini sebenarnya tidak gila. Pikiranku masih waras. Hanya sesekali saja aku menertawakan kegilaan-kegilaan mereka terhadap dunia yang tidak baka ini.
Jadi, sebenarnya siapa yang gila? Aku kembali tertawa sembari memilin ujung bajuku yang sangat lusuh. Aku tertawa sepanjang jalan dan tiba di ujung jalan, ada seorang bapak tua memberikanku sebungkus nasi yang dibeli dari seorang ibu bermata sayu. Siapa bapak itu? Mengapa ia begitu peduli kepadaku? Ah peduli amat, yang penting aku kenyang dan tidak susah lagi menertawakan kegilaan-kegilaan di sekitarku.
Aku tertawa lagi. Kali ini dengan perut yang kenyang. Aku terus saja tertawa sampai aku lelah dan suaraku parau. Beberapa orang yang melihatku seketika lari terbirit-birit.
"Hei kalian, hidup tak ubahnya merupakan sebuah kegilaan terhadap sesuatu. Maka, hadapilah dengan sewajarnya tanpa harus ambisi, nanti kalian bisa gila sepertiku. Tapi aku tidak gila. Percayalah. Hahahahahahaha. Hahahahaha,"
Bukan siapa yang gila... Karena aku dan kamu pun gila...
Pertanyaan yang tepat adalah, "Kenapa kita gila? Atau kita saling menggilai?"
Bukan siapa yang gila... Karena aku dan kamu pun gila...
Pertanyaan yang tepat adalah, "Kenapa kita gila? Atau kita saling menggilai?"
Congratulations @cutnajwa! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of posts published
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!
Congratulations @cutnajwa! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Congratulations @cutnajwa! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!