dari lantai 8, menatap ke seberang lautan

Alhamdulillah, sampai juga di Batam, Kepulauan Riau. Cuma sejam lebih dekat ke Aceh kalau naik pesawat😊 selasa pagi (19/3) sampai dan langsung disambut rekan bisnis yang semuanya orang Aceh.

tiba di Bandara pukul 8 selasa pagi (19/3)

Dijemput kolega yang juga orang Aceh, langsung dijamu sarapan pagi. Mengantuk tentu saja, tapi siapa yang mau menolak kopi pagi?

lontong sayur dulu dah di Morning Bakery.

Usai sarapan, perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi kantor kolega di Sekuang. Mau Check in pun tidak mungkin bila terlalu pagi😂. Dari kantor sekuang ke Tanjung Uncang, salah satu pusat industri di Batam ini.

Saat makan siang kami kembali ke Kita, makan di Warung Makan Aceh, yg semua masakannya cukup Aceh😆 kuah pliek, tongkol bakar, bandeng panggang, keumamah hingga timphan. Kelelahan, ingin segera rebahan ternyata tidak semudah perkiraan😀 resiko nggak pake rencana ya begitu.

nginap di Hotel ini, cuma beberapa puluh meter dari Harbour Bay, pelabuhan penyeberangan ferry ke singapura.

Meskipun dekat ke Harbour Bay, di mana setiap malam tersedia aneka seafood dan live music sambil menikmati sepoi-sepoi angin laut, Dasar Melayu dan nggak mau repot lihat menu apalagi nunggu? Larinya ke RM Padang juga 😂😂😂

okay foto nasi tambo ciek nggak usah ikut dah 😂😂😂

Yang bikin kita penasaran itu, kopi yang dimana-mana di Batam disebut kopi O, bukan kopi hitam seperti di jawa atau Aceh, rasanya enak dan standar, 8-9 ribu rupiah saja per-cangkir😨😨😨😱😲 yg bikin suami jadi bolak balik ngopi😂

Sayangnya, nggak nemu warung kopi tradisional selain yg franchise ternama seperti starbuck dan excelso. Naahhh, mesan kopi di hotel dengan harga 9-15 ribu seteko pun, rasanya sama seperti yg di Morning Bakery. Kopi sedap,Kopi Sidikalang, bukan kapal api😂😂😂

Tidak tertarik dengan kehidupan malam di sekitar pelabuhan, kami memutuskan ngopi di kamar sambil nonton tv dan pacaran saja😁, ambil kesempatan bulan madu dah.

Pindah Tidur ke Batam😂

Saya ikut suami saja, kemana diajak pergi, meskipun tempat seperti Batam, tidak masuk daftar tujuan kelayapan kami. Murni urusan bisnis saja, tidak ada agenda sampingan. Makanya, ketika suami sibuk meeting meskipun informal, Saya memilih tidak ikut dan tidur di Hotel 😂😂😂.

Cuaca cukup cerah dan tidak terlalu panas seperti kemarin, Saya menolak ajakan ikut rapat, tidak tertarik. Ada siy istri kolega lainnya yang diajak, tapi kalau cuma buat kelayapan di Mall, belanja yang tidak Saya butuhkan dan belanja karena lapar mata saja, mending tidur dah. Emang bisa jalan sama emak-emak dan anaknya terus merokok sembarangan kalau ingin?

Tidur lebih baik😂

Batam, Kepulauan Riau ini adalah pusat Indutri, dikelola oleh Badan Otorita Batam yang mirip BPKS Sabang, Aceh. Namun di sini banyak Pabrik Besar, sedangkan Sabang agak menyedihkan😆 untung aja punya pantai dan laut yang keren. Siang hari cukup sepi dan jalanan jarang macet, para buruh tentu berada di sekitaran pabrik, pemerintahnya membangun beberapa gedung rusunawa untuk menampung para pekerja.

Meski udara terasa kering, sebab hujan belum turun selama 2 bulan terakhir, namun pepohonan yang ditanam masih terlihat hijau kecuali di beberapa lokasi saja, bunga dan pohon mulai meranggas.

Geliat ekonomi mungkin tidak semarak tahun2 sebelumnya, namun masih berdenyut dan menunggu saat bangkit lagi. Daya tariknya sebagai daerah transit tentu belum akan mati dan tidak akan pernah mati. Agak lucu kupikir, orang Indonesia menyeberang dan belanja di Singapura, sedangkan orang singapura nyeberang dan belanja ke Batam😂. Orang Indonesia ngabisin jutaan buat belanja di Singapura, sebaliknya cukup ngeluarin ratusan ribu saja. Seruuu yaa😉

Duwhh.. ngantuk lagi😴 besok balik ke Pamulang. Baru bisa nyaman bikin postingan lagi.

terima kasih atas kunjungannya😉