Belajar bikin pola beginilah dulu semasih kelas 1 SMP, aku disuruh beli jangka sama guru kesenian. "Minggu depan, pas pelajaran kesenian, siapa yang tidak ada jangka tak usah masuk kelas. Kalian langsung dapat a di absen," kata guru kesenian waktu itu. Minggu depannya, aku masih belum bisa beli jangka karena plot dana keluarga untuk pendidikan sekolah bukan hanya buatku saja, tapi juga harus diberikan pada abang dan kakak dan juga adik yg masih di bangku SD. Di sekolah karena suka dengan pelajaran kesenian, meski belum punya jangka, aku tetap memberanikan diri masuk.

"Keluarkan jangka semua. Yang tidak ada jangka silahkan keluar." teriak guru.

"Kau tidak ada jangka, ngapain lagi di sini? Keluar sana," katanya padaku ketika melihat tidak ada jangka di mejaku.

"Tapi saya bisa menggambar pola seperti itu walau pun tidak ada jangka, Bu."

"Mau pakai apa emangnya?"

"Dengan koin seratus rupiah, Bu."

"Tidak ada koin-koin. Keluar!"

Begitulah. Aku pun keluar ruang kelas dengan teriakan-teriakan Bu Guru yang mengatakan betapa pentingnya jangka di dunia. Lebih-lebih di dunia kelas yang saat itu ia bertindak sebagai penguasa tunggal yang tak boleh ditolak titahnya. Begitulah!