Bagaimana Lalat Selalu Meyakinkan Diri Untuk Tetap Tampil Fotogenik Meski Suka Nyampah

in #indonesia7 years ago

image

Lalat dan sampah adalah senyawa. Binatang ini kemana-mana selalu punya urusan dengan hal-hal yang agak menjijikkan kita terutama berupa barang-barang sisa. Mulai dari korengan luka hingga sisa makanan yang numpuk dan bercampur pampers bekas lalu menyatu dengan insang-insang ikan yang baru siap dipesiang kemudian berbaur pula dengan ceceran bubur basi. Di mana ada tumpukan sampah lalat selalu ambil bagian sebagai makhluk tersibuk. Seolah-olah binatang ini diutus ke bumi hanya untuk jadi khalifah di lautan sampah.

Tapi mungkin memang begitulah adanya, hingga bisa dikatakan tak ada satu pun manusia di planet ini yang mencintai lalat, lalu memeliharanya dengan baik sebagaimana ada orang-orang yang suka pelihara ikan di akuarium, pelihara ayam di kandang belakang rumah, atau bahkan menjadikannya sebagai teman tidur seperti halnya kucing, iguana atau ular sekalipun.

image

Pun begitu kenyataannya, lalat tak pernah tampil di depan umum sebagai binatang minder, pemalu, atau introvert. Tak ada istilah inferior dalam kamus kepribadiannya, kecuali sebaliknya. Lebih-lebih di hadapan manusia yang suka ingusan dan punya luka-luki di sana-sini. Di titik-titik kekurangan manusia itu, lalat tanpa tahu diri hinggap, menunjukkan superioritasnya. Dan si manusia yang tengah dihinggap lalat itu hanya sanggup mengibas-ngibaskan tangannya sekuat tenaga. Menjengkelkan sekali.

Pada kali yang lain, jika kau sedikit jeli, kau akan menemukan lalat yang lepas tugas--maksudnya, lalat yang bebas dari kerjaan nyampahnya--akan memilih pucuk-pucuk daun muda atau putik-putik bunga sebagai tempat istirahatnya. Dan di sinilah ia tampil semenarik dan sefotogenik mungkin. Seakan-akan tempat ia mengaso ini adalah altar pengakuan dosanya setelah seharian terlibat dalam kerja-kerja menyampah yang baunya sangat-sangat na'udzubillah itu.

Sort:  

Mungkin benar, lalat memang diciptakan untuk menjadi khalifah di lautan sampah, dia bertelur yang kemudian menetas menjadi larva yang membantu menguraikan sampah, lalu apa yang telah kita perbuat, kita hanya bisa menyampah dan kenudian merasa jijik pada mereka.. anyway.. mereka memang fotogenik ya.. hehehhe

Fotogenik sekali kak @rayfa. Dan butuh kesabaran maha besar untuk bisa memotret sisi fotogeniknya ini. Mesti tunggu mereka tidur atau istirahat, atau kalau tidak forografernya yg mesti punya penyakit polip dulu biar bisa nangkap aktivitasnya sewaktu ngerubungi sampah.

follback mas, semoga bisa sharing soal photography

Kalheuh lon folback nyan aduen. Teuma ada jeut, ukeue bek le neu hei mas. Agak gli hatee kuh. Saleum. 😁

Hore... Reputasinya sudah 53. Foto lakatnya keren keren....

Digata ka level 54 sare hai aduen @dsatria. Man lon peu kupreh lom seulaen ku let level droeneuh. Haha

@bookrak bahasa kamu sangat maskulin semaskulin hasil bidikannya,. btw saya rasa lalat akan berterimakasih karena kamu sudah mewakili memaparkan tentang kepribadian mereka tanpa membuat mereka kehilangan hargadiri hehe.

Waduhhhh... Jgn sampe segitunya juga @dianaakmal. Mana sudi aku jadi duta lalat

Lalat mirah, mungkin komunis kali ya, bung?

Ya kalo warna sudah dikapling sama organ-organ tertentu, apa boleh buat kamerad @marxause. Boleh jadi lalat mirah itu kominis, yg kuning golkar dan yang ijo itu apa betul bisa kita sebut islamis? Halah. Celakalah para pengkapling warna. Haha

Di sekolah seni, seorang guru berkata, cintailah seua warna.

Seorang penjahit buta warna suatu ketika dikomplain oleh pelanggan sebab benang yang dipasangnya tak sepadan dengan warna kain dasar. Setengah mencak-mencak ia berkata, "Persetan dengan warna!"

Di pasar Aceh, seorang reparator berfatwa pada langganannya, warnai hidupmu, wahai.

Kata penyair yang puisinya tak pernah dimuat di koran-koran paling lokalan sekalipun, "Kau harus bisa membebaskan diri dari segala kemungkinan yang pernah dipikirkan umat manusia. Maka jangan terjebak dengan warna-warni dunia." Murid si penyair yang entah karena apa tinggal ia seorang diri mengangguk sambil mendamin mual di perut.

Seorang murid bertanya pada gurunya, "guruku, apa beda puisi dan warna-warni?"

"Sama-sama bikin tak ngerti!"

Congratulations @bookrak! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 65652.91
ETH 2659.52
USDT 1.00
SBD 2.88