Semangat Patriotisme pada HUT RI Ke 72 | Monumen Tugu Monas

Salam sejahtera sahabat steemit !

Peringatan Ulang tahun kemerdekaan republik Indonesia yang ke-72 hanya tinggal beberapa hari lagi. Tulisan saya kali ini tidak membahas peringatan HUT RI-72, akan tetapi saya sedikit menggali sejarah masa lalu, setelah presiden Indonesia pertama Ir. Suekarno memproklamirkan kemerdekan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia sudah diri merdeka secara penuh dari penjajahan Belanda dan Jepan. Waktu terus bergulir hingga tanggal 17 Agustus 1954 sebuah ide cemerlang digagas oleh Bung Karno pada masa orde lama yakni masanya sendiri dalam memimpin negeri ini. Sembilan tahun adalah waktu yang untuk memikirkan sebuah ide, maklum ide ini bukan ide biasa, ide perjuangan..!Nah, ternyata Bung Karno emang sosok presiden sejati, beliau mengakumulasi sebuah bangunan yang tingginya 132 Meter atau sebanding dengan 433 kaki untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan pemerintah Hindia Belanda. Bangunan tersebut sekarang menjulang tinggi dan menjadi menumen kebanggaan bangsa Indonesia dan juga di beri nama *Tugu Monas.*

Siapa Penyumbangnya?
Desa Lebong Tandai Provinsi Bengkulu adalah sebuah daerah yang dulunya teramat sangat kaya, akan tetapi sekarang sudah terisolir. Walaupun demikian daerah inilah yang menjadi modal dasar emas kuning yang ada di puncak monas sebanyak 28 Kg dari jumlah semuanya 38 Kg. Emas seberat itu adalah sumbangan dari seorang pengusaha asal Aceh yaitu Teuku Markam, beliau disebutkan dalam sejarah kepemerintahan Bung Karno adalah salah seorang orang terkaya di Indonesia.

Teuku Markam

Adapun emas yang disumbangkan pada Tugu Monas oleh Teuku Markam di ambil dari tambang di desa Lebong Tandai. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda daerah itu merupakan lokasi yang dipenuhi dengan emas. Sebagai contoh lain pada masa sekarang seperti Gunong Ujen Aceh Jaya yang hampir setiap saat ada orang menambang emas atau barangkali didaerah tutut kecamatan Sungai Mas yang juga hampir setiap hari ada masyrakat yang menambang emas, tapi bukan bekerja untuk Hindia Belanda.

Saat sekarang ini jalur transportasi menuju ke desa tersebut rusak berat akibat longsor, dan jika hendak menuju kesana kita membutuhkan waktu perjalanan sekitar 8-9 jam, moga-moga emasnya dikembalikan sedikit untuk memperbaiki jalan yang sudah rusak parah.

Belajar dari Masa Lalu
Masyarakat Aceh boleh berbangga hati karena telah menyumbang emas pada Tugu Monas dan wagra Jakarta juga bersenang gembira karena Tugu Monas letak di pusat kota Jakarta, paling penting adalah dengan adanya Monumen Nasional hendaknya dapat menjadi sumber inspirasi dan semangat patriotism bagi generasi muda sekarang dan yang akan datang. Wallahu’alam bissawaf