Kopi dan Air Mata "sepi tak bertepi" (10).

(10)
"Pulsa"

Tadinya aku mengira telfonan kami malam ini akan berjalan romantis atau berakhir manis untuk melepas rindu yang sudah lama terbendung, diawal memang aku dan Dita berbicara tentang kegiatanku hari ini, aku tetap katakan menulis cerita-cerita untuk ngisi waktu yang kosong, juga pertanyaan-pertanyaan basa basi tantang jadwal makan ku, jadwal sholat, akupun begitu sebaliknya. Dita menanyakan detil tentang tulisan aku siang tadi,
Sayang kamu nulis tentang apa tadi?
Tulisan biasa sayang.. cerita-cerita alay..
Hahaha..,,
Ceritain.., tanya dita dengan nada manjanya, kalau ada maunya dan harus dituruti, Dita selalu ada saja cara memintanya, salah satu dengan suara yang begitu lembut, halus, dibalut manjanya mantap. Aku juga tak ingin berbohong, dan jujur belum pernah membohongi Dita, karena begitu sayangnya aku dan tak sanggup sedikitpun aku berani membohonginya agar dia tak sakit hati karena ku.
Cepat ceritain Gei sayang...cepat...
Iya...iya...
Hei kamu belum ngantuk sayang?, ini sebenarnya cara aku untuk mengalihkan perhatian dita, supaya dia tidak terus menanyakan perihal tulisanku tadi,
Belum..!!! jawabnya datar, Hmm yang tadinya dibaluti manja mantap sekarang berubah datar.. sebenarnya bukan tanpa alasan aku mengalihkan perhatian Dita, tapi karena itu tulisan yang bisa aku pastikan dia tak akan pernah suka, pernah waktu aku duduk makan siang bersama Dita di sebuah warung ikan bakar, Dita pernah menjelaskan sekaligus menekankan kalau dia selalu mendukung apapun tentang tulisanku dia juga suka, selalu ingin itu juga Dita terus beri dukungan, tapi yang Dita tekankan dia tidak pernah mau aku menuliskan sesuatu apapun itu yang ada kaitannya dengan perempuan lain apapun itu... Dita menegaskan, kecuali tentang dirinya.

Iya sayang, aku ceritakan, tapi janji ya jangan marah?
Iya..!! jawabannya masih datar, siap tidak siap aku harus siap sebentar lagi setelah aku ceritakan semua dia akan marah, memang marahnya Dita tak akan lama, tapi aku sendiri yang gak bisa kalau dia harus marah terus diamin aku biarpun waktunya tak lebih dari satu jam, aku butuh dita setiap saat, aku tak bisa berjeda dengan dita walaupun sebentar. Aku coba dengan setenang mungkin untuk menceritakannya dengan kata-kata yang tidak terbelit padanya,
Sayang tadi aku nulis cerita pendek tentang perempuan sih... tapi cerita itu timbul setelah tadi pagi aku baca buku lama di rak buku rumah aku, kebetulan juga buku itu membahas tentang perempuan, nanti deh aku kirim ke kamu ya cerita yang udah aku tulis..,
Aku ngantuk!!! Jawab Dita singkat...
Kamu jangan marah sayang... aku coba menenangkan, biarpun jawabannya ngantuk itu bukan karena Dita memang mengantuk, tapi itu cara singkat untuk memberi tahu kalau Dita marah, karena juga aku tau persis Dita itu gimana, Dita tak pernah mau aku sudahi telfon setiap aku dan Dita telfonan bahkan sengantuk apapun Dita dia tak pernah mau telfonnya dimatikan, biarpun aku yang tertidur duluan dia tak mau mematikan telfonnya juga, Dita memang sedikit aneh tapi tidak untukku berhenti mencintainya, sampai-sampai pernah dia memintaku menelfonnya padahal dia sudah mulai mengantuk, tapi tetap minta untukku telfon hanya untuk mendengar suara ngorok dia tidur.. duh Dita.. itu yang buat aku terus jatuh cinta.
Aku ngantuk Gei.... intonasi suaranya sedikit meninggi, aku bingung tak mungkin orang yang sudah mengantuk bisa meninggikan suaranya, hahaha...
tut...tut...tut...
Benar dia langsung menutup telfon ku, tapi aku tak terlalu menghiraukan, di notifikasi layar Iphone ku, aku perhatikan operator seluler mengirim pesan singkat biaya panggilan terakhir yang aku gunakan untuk menelfon, dan sisa pulsanya nol. Ini yang menjadi kacau. Dita tepat menutup telfonya saat pulsaku habis. Tadinya aku berniat menghubunginya kembali, agar terlihat aku berusaha menghubunginya lagi, sial memang, sisa pulsa ku ikut mengkacaukan suasana. Dita marah dan sangat berbahaya.

Aku mengirim pesan singkat via whatsApp, kurang lebih begini pesan singkatnya, "sayang, maafin aku ya, aku mau jelasin lagi dari telfon tapi pulsaku habis". Aku ikut menyalahkan pulsa supaya Dita tak terlalu marah, biar pun Dita marahnya besar, setidaknya dengan aku menyalahkan pulsa di pesan singkat ku tadi marah Dita bisa sedikit reda karena membaca pulsaku habis.
Jam 10 pagi aku baru bangun, pertama yang aku cari Iphone ku berharap Dita membalas pesan singkatku semalam, tapi.... tak ada, okey hari ini awal dan aku harus siap berdebat dengan Dita ku sayang....
Aku tunggu sampai malam datang lagi, Selepas magrib Dita baru membalasnya,, kadang aku juga iseng biarpun dia marah, aku biarkan dulu pesan whatsApp dita. Selepas isya aku baru menelfon Dita.

Aku: Halo sayang.... aku rindu.,,,
Dita: Gei..,, #>>####~'auwtba< |+ +% sx£%€+@!?>%<~#~?%^|%!{>]#!_¥|%{¥'shsns?€€ !!!
Itu bukan makian Dita. Tapi repetan Dita yang selalu ku damba...
cukup aku tidak mau menterjemahkan repetan Ditaku sayang. Biar itu Dita yang tau artinya, aku juga tak bisa mengartikannya, aku lebih menikmati suaranya bukan isi repetannya.
Malam ini kopi tubruk menemaniku menikmati repetan Ditaku. Selesai untuk sementara.

Follow Me @agusdiansyah

Keep Calm and Steem On

Salam Komunitas Steemit Indonesia