You are viewing a single comment's thread from:
RE: The Post (Universal Pictures, 2017) : Pergulatan Pers Melawan Kebohongan Pemerintah
Saya hanya mau menjawab poin pertanyaan yg ke enam. Dulu di Aceh, berita yg paling di gemari oleh sebagian masyarakat Aceh, khususnya di pedesaan adalah berita dari koran Prohaba. Alasannya murah, judulnya nyentrik, bisa kirim foto. 😂😂😂
Sepertinya jawaban ini cocoknya untuk pertanyaan ke lima, bukan ke enam.
Ya juga, harga yang murah bisa membeli popularitas tertentu. Hehe.
Iya no. 5 haha. Sory
Benar. Kalau mahal, masyarakat masih berpikir untuk membelinya.
Beda dengan di jkt dan sekitarnya. Media populer tetap tempo, dan kompas.
Menurutku bukan hanya perkara harganya, tetapi koran2 yang lebih mahal memang memiliki muatan yang terlalu tinggi untuk mayoritas pengunjung-pengunjung warung kopi di kampung-kampung kita, ttapi saya yakin, trend akan berganti seiring waktu, atau setidaknya begitulah harapan saya. Haha.
Harapan saya juga begitu. Kompas dan terutama tempo harus masuk kampung. Di media online ada the Jakarta post. Harus masuk ini barang 😂
Tetapi mungkin saja adat membaca koran akan berganti adat bermain games online, mudah-mudahan ada makin ramai yang tertarik ke Steemit.
Semoga saja.